Berdebat sudah menjadi rutinitas harian bagi Keanu dan Bella. Masalah kecil bisa mereka ubah menjadi masalah besar. Mungkin jika sehari saja mereka tidak berdebat dunia akan kiamat.
Keanu masih tidak habis pikir kedua orangtuanya menjodohkan dirinya dengan gadis seperti Bella. Bukan hanya umur Bella yang masih muda dan masih duduk di bangku kuliah, gadis itu juga jauh dari kata dewasa, penampilannya tidak anggun seperti wanita pada umumnya.
Sudah hampir satu bulan Keanu dan Bella tinggal bersama. Namun, masih tidak ada perubahan di dalam hubungan mereka. Apalagi semenjak peristiwa jatuhnya bingkai foto waktu itu Bella sama sekali tidak ingin menegur Keanu. Jangankan menegur, melihat pria itu saja Bella merasa malas.
“Aku berangkat,” pamit Keanu.
Bella hanya menganggukkan kepalanya karena mulutnya penuh dengan roti. Beruntung Bella tidak sampai tersedak karena merasa terkejut.
Tumben sekali dia menyapaku?
Bella tidak ingin bertanya ataupun membalas sapaan dari Keanu. Ia lebih menikmati sarapannya.
Selesai sarapan Bella mengambil tisu untuk membersihkan mulutnya. Setelah itu Bella beranjak dari meja makan dengan membawa buku dan juga tas-nya.
*****
Kampus swasta menjadi tempat Bella membina ilmu selama beberapa tahun yang belakangan. Kini Bella sudah berada di semester akhir dan siap mengejar gelar S1.
Bella akhirnya sampai di kampus setelah melewati kemacetan yang cukup panjang. Setelah memarkirkan mobilnya Bella turun dari mobil.
“Bella!”
Bella menoleh ke asal suara dan mendapati seorang pria sedang berlari ke arahnya. Dia adalah Aldo teman sekampusnya yang merupakan sahabat baik Bella.
“Hai, kau sudah kembali rupanya,” ucap Bella. “Aku kira kau tidak akan kembali dari adventure-mu dan melupakan sahabatmu ini.”
Bella kembali berjalan tanpa memperdulikan Aldo.
“Hei, kenapa kau mengacuhkan aku? Apa kau tidak merindukan sahabat baikmu ini.” Aldo mengejar Bella.
“Jangan mengaku sebagai sahabatku jika setelah apa yang kau lakukan padaku!” ucap Bella. “Kau lebih mementingkan perjalananmu dari pada menghadiri pesta pernikahanku.”
“Ayolah, maafkan aku Bella. Aku bukannya tidak ingin datang. Aku terkendala oleh tranportasi. Dan aku sudah menjelaskannya padamu,” ucap Aldo. “Ayolah, Bella. Maafkan aku. Apakah kamu tidak mau memaafkan sahabat baikmu ini?”
Bella berhenti melangkah yang langsung menghentikan langkah Aldo. “Kau ingin aku memaafkanmu?”
“Aku akan melakukan apapun agar kau mau memaafkan aku,” ucap Aldo.
“Baiklah. Kalau begitu kapan-kapan kau harus mengajakku ke acara adventure-mu,” ujar Bella.
“Itu pasti. Tapi jangan bawa suamimu,” ucap Aldo.
“Dia itu orang yang sangat membosankan. Setiap hari dia hanya berada di layar laptop mengurusi pekerjaan. Dia tidak akan tertarik dengan acara seperti itu. Jadi aku tidak akan mengajaknya,” ucap Bella.
“Baiklah itu bagus. Aku takut suamimu bersikap positif padamu,” ucap Aldo diikuti tawanya. “Ayo aku akan mengantarmu ke kelasku,” ajak Aldo yang langsung dianggukki oleh Bella.
Bella dan Aldo berjalan menyusuri tiap koridor kampus. Seperti biasa Bella yang merupakan idola kampus menjadi pusat perhatian terutama oleh kaum adam. Akan tetapi para lelaki itu tidak bisa lagi bermimpi untuk menjadi kekasihnya karena Bella sudah menikah.
Bella dan Aldo berpisah ketika mereka sampai di kelas Bella setelah itu Aldo kembali ke kampusnya.
“Bella kau sudah menjadi istri seorang pengusaha, kenapa kau harus repot-repot kuliah?” sindir salah satu teman se kelas Bella. Dia bernama Rani, gadis yang tidak menyukai Bella.
“Apa hubungan menikah dengan seorang pengusaha dan kuliah?” tanya Bella.
“Kau sudah memiliki banyak uang. Tidak perlu repot-repot mengejar pendidikan,” jawab Rani.
“Maaf, aku bukan sepertimu yang hanya kuliah untuk mengejar popularitas,” sindir Bella.
“Jaga bicaramu! Jangan bicara sembarangan,” ucap Rani tidak terima dengan ucapan Bella.
“Aku hanya bicara kenyataan,” ucap Bella.
“Kau —” Ucapan Rani dipotong oleh seseorang. Dia adalah Ana teman baik Bella.
“Hei, kenapa kau selalu mengganggu sahabatku?” potong Ana.
“Aku memang suka mengganggunya,” ucap Rani tidak mau kalah.
“Ana, sudahlah! Kenapa kau meladeninya,” ucap Bella.
“Heh, Bella. Jujur aku kasihan padamu. Ayahmu tega menikahkanmu di usia muda dengan pria yang tidak kau cintai dan demi sebuah bisnis. Itu sama saja ayahmu yang sudah menjualmu pada keluarga itu. Kasihan sekali nasibmu,” ucap Rani sambil tertawa seolah sedang mengejek Bella.
“Aku percaya sepenuhnya kepada ayahku. Beliau tidak akan pernah menjerumuskan aku. Beliau pasti sudah memikirkan matang-matang tentang perjodohan ini,” ucap Bella seraya tersenyum sinis pada Rani. “Oh iya, aku juga tidak masalah harus menikah muda dan aku yakin ayahku sudah memilihkan lelaki terbaik untukku. Mungkin juga ayahku memilih untuk menikahkan aku secepatnya karena beliau khawatir aku akan melakukan tindakan yang tidak baik. Seperti ... mungkin salah satunya adalah tidur dengan pria yang bukan suaminya.”
Mata Bella tertuju pada Rani. Jelas dari ucapannya Bella sedang menyindir seseorang.
“Apa kau sedang menyindirku?” Rani sadar dengan sindiran Bella.
“Oops ... aku tidak pernah menyebutkan namamu. Tapi ... jika kau memang merasa ... itu bukan salahku,” balas Bella.
“Kau!” Rani berdiri dengan penuh amarah dan siap melayangkan tangannya ke wajah Bella. Namun, tindakannya terhenti saat ada Dosen yang datang ke kelas tersebut.
“Ini belum selesai! Ingat itu.” Rani menunjuk Bella dan menatapnya dengan tajam.
Setelah itu semua orang di kelas itu duduk di bangku mereka masing-masing.
Setelah melewati pelajaran beberapa jam akhirnya kelas selesai. Setelah Dosen keluar kelas, Rani berdiri di depan kelas dan meminta perhatian semua orang.
“Mohon perhatiannya teman-teman,” ucap Rani.
“Mau apa lagi dia?” bisik Ana.
“Aku juga tidak tahu. Kita lihat saja,” jawab Bella dengan terus memandang Rani.
“Teman-teman semua. Aku mengundang kalian ke acara ulang tahunku lusa. Tapi, kalian tidak datang sendiri. Kalian harus membawa pasangan kalian,” ucap Rani.
Setelah itu Rani berjalan mendekati Bella dengan senyuman sinis tergambar di bibirnya. “Oh ya, Bella. kau sudah menikah. Jadi kau harus membawa suamimu. Tapi ... pertanyaannya apakah suamimu mau datang bersamamu?”
“Aku tidak tahu? Kau tahu suamiku itu orang yang sibuk,” ucap Bella.
“Sesibuk apapun seorang suami harusnya dia bisa menyempatkan waktu untuk istrinya. Kecuali —” Ucapan Rani di potong oleh Bella.
“Kecuali apa?” potong Bella.
“Kecuali jika dia memang tidak peduli padamu,” jawab Rani. “Kasihan sekali ya hidupmu. Menikah dengan pria yang tidak peduli padamu. Jika aku di posisimu aku pasti akan merasa kecewa pada ayahmu yang telah menjodohkanmu dengannya.”
“Siapa bilang dia tidak peduli padaku? Lihat saja aku akan membawa dia ke pesta ulang tahunmu,” tantang Bella. “Tapi kau harus mengingat ini! Aku melakukan ini bukan karena aku sangat ingin datang ke pesta ulang tahunmu, tapi untuk membuktikan jika pilihan ayahku tidak akan salah.”
“Kita lihat saja apakah yang aku pikirkan tentang hubunganmu dan suamimu itu benar atau salah,” ucap Rani. “Sampai berjumpa lagi.”
Bella selalu menang telak dari Rani dalam hal apapun. Akan tetapi kali ini Bella merasa akan kalah. Bagaimana jika Keanu tidak mau ikut ke pesta-nya Rani?
Matilah aku. Pasti Rani akan terus mengolok-olok ayahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ
cemburu yaa rani... bella dpt suami kayaa...
2022-04-11
1
ᵉLiˢ📴
pdhl g usah diladeni org ky rani, bell
2022-04-11
2