“Setelah kau selesai menempuh study doktoralmu ini kau harus segera menikah Shil. Mama tidak mau kau mengambil postdoct atau bahkan sekolah profesi seperti insinyur. Menuntut ilmu tidak akan ada habisnya. Tapi menikahlah dulu baru kau lanjutkan lagi belajarmu itu. Usiamu sudah 26 tahun sayang. Tidak kau tidak kak Andra, kalian berdua itu sama saja. Selalu mengedepankan karir. Mama juga ingin menimang cucu.” Mama Alya mengerucutkan bibirnya setelah mengeluarkan unek-unek yang ada di dalam hatinya.
“Kalau sekedar cucu tenang saja Ma, Jo sering membuat dengan para kekasihnya. Minta saja dia untuk membuatkan satu yang special untuk Mama.” Seloroh Shila lalu berlari kencang menuju kamarnya. Takut terkenal lemparan yang lebih extrime lagi dari sang Mama. Lagi-lagi Jovan terbahak melihat keduanya. Ibu dan anak yang sama-sama bertingkah absurd tapi sangat menghibur dirinya.
*
*
*
Monday oh Monday, hari pertama dalam weekdays yang membuat semua orang sibuk tidak terkecuali Shila. Setiap senin ada agenda untuk rapat pimpinan yang pastinya akan menyita waktu cukup lama. Bahkan biasanya rapat pimpinan tersebut bisa selesai menjelang jam makan siang.
Shila berjalan santai memasuki ruangannya sambil membalas sapaan beberapa dosen dan mahasiswa yang berpapasan dengannya. Didalam ruang kerjanya sudah cukup banyak teman-teman dosen se fakultasnya yang sudah datang meskipun belum semuanya.
“Pagi Miss Shila,” sapa Albert, salah satu dosen yang yang satu fakultas dengannya dan hanya terpaut tiga tahun diatasnya
“Pagi Pak Al,” balas Shila dengan senyum yang mengembang dibibirnya.
“Eh bu wadek baru dateng ya?” Goda Dara yang juga merupakan teman dosen sefakultasnya.
“Wadek? Jangan asal bicara Dar. Ucapan adalah doa” ucap Shila meniru perkataannya Mama Alya tempo lalu.
“Aku tidak asal bicara, kau saja yang tidak mau membuka grup fakultas jika sedang libur. Kau memang dicalonkan untuk menjadi wakil dekan Shil. Bukalah chat dari grup fakultas maka kau akan tahu jika weekend kemarin ada berita yang cukup menghebohkan, salah satunya adalah pencalonanmu sebagai wakil dekan” beber Dara.
Shila membulatkan matanya, ia tidak percaya dengan apa yang Dara katakan. Gadis itu buru-buru membuka ponselnya dan benar saja banyak ratusan chat di grup fakultasnya. Tapi rasanya tidak mungkin jika Shila membacanya satu persatu, hal itu bisa memakan waktu sedangkan lima belas menit lagi akan diadakan agenda rapat pimpinan.
“Memangnya sudah ada calon Dekannya? Bukankah Pak Andre baru saja purna tugas?” tanya Shila karna memang hampir sebulan ini fakultasnya tidak memiliki Dekan karna Pak Andre baru saja purna tugas. Sedangkan wakil dekan yang lama, Pak Irfan melanjutkan study doktoralnya di luar negeri. Sehingga kedua posisi itu sama-sama kosong.
“Justru itu yang membuat grup fakultas kita heboh. Apa kau tau, calon dekannya adalah seorang Profesor muda. Usianya baru 37 tahun namun sayang dia seorang duda. Aku dengar dia juga tampan dan lulusan Massachusetts Institute of Technology.” Dara menjelaskan dengan begitu antusias.
“Lalu kenapa harus aku yang dicalonkan menjadi wakil dekan? Masih banyak yang lebih berkompeten daripada aku, Pak Al contohnya.” Tanya Shila bingung sambil menoleh ke arah Pak Albert yang duduk tidak jauh darinya.
“Aku sedang mengejar kelulusan doktoralku tahun ini Shil. Jadi aku tidak mau menambah beban pekerjaan. Kau juga kan baru memasuki tahun ke dua study doktoralmu, kami merasa kau yang lebih pantas untuk menjadi wakil dekan.” Sahut Pak Albert yang mendengar pembicaraan antara Shila dan Dara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
🍁𝐘𝐖❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
👍👍👍 ... ❤️🤗😘
2022-06-11
0