Episode 3

Pagi ini Aninda live bersama abang Razi dari Malaysia. Mereka sedang melakonkan skenario yang mereka tulis sendiri. Dimana, Aninda berperan sebagai istri yang galak, dan bang Razi suami yang pengangguran. Merekapun mulai beradu argumen.

"Abang belum dapat kerja lagi, dek." Razi mulai beracting.

"Ape la abang ni. Adek tak kesah, yang pasti abang harus dapat kerja tu hari ini jugak." Teriak Aninda marah.

"Kalau tak dapat juga, macam mane la?" Dengan ekspresi mengiba.

"Kita cerai. Mmhh." Aninda memalingkan wajahnya.

"Ampun, dek. Jangan la macam tu. Kasihan anak kite, nanti dia tak ada bapak." Ucap Razi mengiba.

"Tak kesah, saye cari suami baru. Wweekk." Jawabnya sambil menjulurkan lidah pada Razi.

"Jangan macam tu, dek. Baiklah, abang cari kerja sekarang juga. Tunggu abang ye. Jangan cari suami baru dulu, tau. Kasihan abang." Razi beracting dengan sangat lucu, sehingga membuat Aninda tidak mampu menahan tawanya.

"Hahahahhaaaiii." Tawa Aninda menggelegar, dia sampai memegang perutnya yang sakit karena tertawa.

"Eee tengok tu, gelak pulak adek abang yang comel ni." Seru Razi ikut tertawa senang karena, membuat Aninda tertawa.

Sperti itulah live Aninda dengan partner barunya dari Malaysia itu. Semua penonton suka dengan kekonyolan mereka. Tapi, para penggemar tidak ada yang menjodoh jodohkan mereka, karena abang Razi sudah punya tunangan. Aninda pun berteman baik dengan tunangan abang Razi.

Meski begitu, namanya juga artis. Pasti ada saja yang mencoba mencari kesalahan dan kekurangnya, saat mereka tidak menyukainya lagi. Aninda tidak peduli dengan semua itu, selama yang menyukainya masih lebih banyak dari pada orang orang yang tidak suka padanya.

Dan kali ini, dia kembali diserang oleh fans tunangan Razi. Mereka menuduh Aninda sebagai pelakor yang merusak hubungan Razi dan tunangnnya itu. Padahal kenyataannya, Aninda kenal baik dengan tunangan Razi. Hubungan Aninda dengan Razi hanya sekedar partner kerja saja.

Karena tuduhan itu tambah meluas dan mengada ada. Razi dan tunangannya pun langsung mengklarifikasi tentang tuduhan palsu yang ditujukan pada Aninda. Sehingga rumor buruk itu pun segera mereda. Razi dan Aninda pun memilih untuk tidak lagi bekerja bersama. Mereka memutuskan untuk tetap berhubungan sebagai kakak adik saja.

...🍁🍁🍁...

Lima hari kemudian.

Aninda kembali mendapat tantangan live PK Internasional melawan Ling Ling dari Cina. Malam ini sangat menegangkan. Aninda duduk di kursi putarnya. Handphone sudah siap didepannya. Kamera dan sound sistem juga sudah terpasang dengan baik.

"Hello, my name is Aninda." Dia menyapa gadis Cina itu.

"Hello Aninda. I like you. You so cute. Iam Ling Ling." Jawabnya. "I am Your fans." Sambungnya.

Mulut Aninda terbuka lebar, matanya melotot mendengar pengakuan LingLing.

"Really?" Dia merasa tidak yakin.

"Yeah really. I like you, Aninda." Memberikan love sign untuk Aninda.

"Wuaahh, thank you Ling Ling. I like you too. You so beauty..." Dia memuji kecantikan gadis Cina itu.

"Siek siek Ling Ling..." Sambungnya.

Aninda terharu dan bahagia karena ternyata ada juga yang menyukainya di Negara asing itu. Sehingga dia membuat raut wajah yang lucu dan menggemaskan saat mengucapkan terimakasih dalam bahasa Cina. Ling Ling pun tertawa melihat kekocakan Aninda. Begitu juga dengan penonton.

Pertandingan dimulai. Ling Ling sibuk meminta teman temannya menekan layar dan mengucapkan terimakasih pada teman teman yang membantunya. Sedangkan Aninda malah bengong, karena pertandingan baru akan dimulai, komentar pedaspun mampir untuknya.

#Dasar cewek murahan. Sok suci, sok baik. Bang Razi sudah ada yang punya, stop jadi pelakor.#

#Sok sok-an melawan Ling Ling yang sudah senior. Jangan bangga karena kemenangan loe kemaren. Loe cuma sedang beruntung saja kemaren itu.#

Saat sedang membaca komentar aneh dan pedas itu, mobilpun mampir untuk Aninda. Mobil itu dari tunangan abang Razi. Kemudian tidak berselang lama, abang Razi pun mengirim kuda poni. Mereka sengaja memberikan saweran pada Aninda secara bersamaan agar haters berhenti menyalahkan Aninda.

"Terimakaseh, kak Izah. Terimakaseh abang Razi. Semoga rezeki kak Izah dan abang Razi berlimpah. Cepat menikah. Aamiin." Aninda mendoakan sambil menggoda pasangan itu.

Sebenarnya dengan Razi dan Izah memberi saweran untuknya, sudah cukup untuk menjawab komentar pedas itu. Tapi, ya, sudahlah namanya juga haters.

"Gyus, tap tap layar aja yak. Kita fokus pada pertandingan. Biarkan saja dulu hate komen. Jangan dikasih panggung. Tap tap layar yang banyak, ayo kita buktikan pasti bisa menang lagi malam ini." Teriaknya dengan suara serak, karena sebenarnya Aninda sedang terserang flu.

Tio pun datang memberikan seekor singa untuk keponakan tercintanya itu.

"Mas terimakasih, semoga segera dipertemukan dengan jodoh yang terbaik. Aamiin. Muuaaccchh." Ucapnya sambil memberikan sun sayang untuk pamannya itu.

Pertandingan semakin menegangkan. Point Aninda hampir sama dengan jumlah point Ling Ling. Tapi, kemudian, Ling Ling mendapatkan banyak bantuan dari teman temannya.

"Ok guys, meski kita kalah tidak apa apa. Yang penting kita terus berusaha yak. Tetap semangat meski kita tida…" Ucapan Aninda terhenti saat tiba tiba Richman mengirim kuda poni, singa, angsa, pesawat, kapal, dan elang.

Bukan hanya Aninda yang terdiam, Ling Lingpun juga terperangah melihat gift yang bertebaran. Terlebih saat mengetahui dirinya berhasil dikalahkan oleh Aninda yang terhitung baru seorang pemula.

"Richman thank you. Mmuuaaacchhhh..." Teriaknya dengan memberikan sun tanda terimakasih.

Kemudian raut wajah bahagia Aninda berubah menjadi sedih dan kesal bersamaan.

"Lu siapa sih. Baik banget sama gue. Gue kagak bisa balas kebaikan elu. Jadi tolong, tolong yak jangan berbuat baik terlalu banyak sama gue. Gue orang miskin, kagak punya gue uang sebanyak elu. Hhweekk… hhiilkkzz." Dia menangis, tapi terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

"Aninda, you are the best. Dont cry, you win ok." Bujuk Ling Ling sambil tersenyum gemas melihat tingkah Aninda.

"Ok, Ling Ling. Siek siek. Thankyou." Dia mengucapkan terimakasih dengan bahasa Cina meski cara penyebutannya salah. Tapi, Ling Ling mengerti maksudnya.

"Thank you Aninda. Thank you Indonesia." Ucap Ling Ling.

"Ling Ling bye bye. Nice, if we meet again anytime." Dia mewek lagi dengan posisi bibir yang menggemaskan.

Pertandingan selesai dan Aninda pemenangnya. Tapi, malam ini Aninda tidak benar benar begitu senang. Karena dia tidak tahu siapa Richman yang selalu membantunya. Akunnya privasi, sehingga Aninda tidak bisa mengetahui siapa pemilik akun tersebut.

"Siapapun elu Richman, semoga kebaikan elu dibalas oleh Allah aja yak. Gue kagak mampu balas elu. Terimakasih sekali lagi, karena bantuan elu, gue bisa menang. Kemenangan kali ini benar benar membantu gue menutup mulut manusia manusia yang semakin iri hati dengan keberhasilan gue." Celoteh Aninda dengan perasaan yang sedang campur aduk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!