Seorang pria berdiri didepannya memohon dibuatkan roti saat Nirmala bersiap untuk menutup toko roti. Meskipun Nirmala tidak tahu siapa nama orang ini tapi setelah pertemuannya di taman hari itu anehnya Nirmala tidak merasa asing pada sosok pria ini.
"spertinya dia sedang tidak baik-baik saja"
Nirmala bergumam dalam hati menatap pria yang sedang memohon di depannya
"baiklah, tapi aku minta izin pada adikku terlebih dahulu"
Setelah menelfon agar Dirgantara tidak khawatir akhirnya Nirmala kini berada di dapur tokonya sedang membuat adonan roti. Semantara pria itu sibuk berjalan kesana kemari memperhatikan tokonya.
"ck banyak tanya sekali"
"kau tahu ini berbahaya jangan lakukan pada sembarang orang"
"baiklah terima kasih sudah khawatir" Nirmala tersenyum mengejek pada Angkasa
"apa jangan-jangan kau sering melakukannya" Angkasa memicingkan matanya menatap gadis toko roti didepannya.
"wah sepertinya perjanjian harus dibatalkan" Nirmala berhenti membuat adonan, kesal mengerti maksud pria itu
"baiklah-baiklah aku minta maaf" Angkasa ketawa salah tingkah kemudian menggaruk cerucuk lehernya yang tak gatal.
"ngomong-ngomong siapa namamu" Angkasa kembali bicara setelah hening beberapa saat
"aku juga tidak akan memperkenalkan diri biar adil" jawab Nirmala yang kini mulai memasukkan adonan kedalam oven
"kau benar" Angkasa mengangguk-anggukkan kepalanya
Kini roti pesanan pria itu telah matang Nirmala pun menyiapkannya seperti bisa ia melakukannya pada pelanggannya.
"silahkan dimakan rotinya, saya mau cuci piring dulu"
"hm terimakasih" Angkasa pun menikmati roti pesanannya dengan lahap
...****************...
Suasana begitu hening diatas mobil diperjalanan pulang, mereka berdua baru merasa sedikit canggung padahal sudah saling bercengkrama hampir dua jam hanya berdua.
"hemm" Nirmala menghela nafas kasar berusaha menghapus rasa canggung yang ia rasakan
"wah nyaman sekali berada di mobil mewah" Nirmala masih berusaha menghilangkan suasana canggung mereka
"hm aku tau kau sedang merasa sangat canggung"
Angkasa yang sudah tak tahan dengan suasana tersebut memilih blak-blakan.
Nirmala yang sejak tadi berusaha tenangpun menatap kesal pada Angkasa.
"rupanya anda benar-benar memanfaatkan karna kita tidak saling mengenal"
Angkasa mengangguk
"kurasa cara ini lebih cocok untuk mencairkan suasana"
"anda benar"
Seperti yang Angkasa katakan rupanya suasana benar-benar membaik setelah kejujuran Angkasa yang dilakukan seperti bercanda.
"sebenarnya kau umur berapa?"
Nirmala yang mendengar itu menatap memicingkan mata pada pria disampingnya
"huh baiklah, sekarang umurku 28 tahun. Puas!!!" Angkasa membulatkan matanya pada gadis toko roti paham maksud dari tatapan gadis itu tadi.
Nirmala terkekeh melihat tingkah pria disampingnya
"saya 20 tahun" Nirmala menjawabnya dengan tersenyum
kiiiikkk...
Angkasa me rem mobilnya tiba-tiba membuat Nirmala kaget.
"ada apa...ada apa" Nirmala pikir mereka menabrak seseorang
"umurmu 20 tahun?" Angkasa mengernyitkan dahinya tak percaya
Sementara Nirmala yang menyadari apa yang terjadipun kesal
"Heiiii Tuaaann kau mengagetkankuuu" Nirmala berteriak kearah pria itu.
"wah suaranyamu besar juga padahal badanmu kecil" Angkasa memegang kupingnya yang terasa nyut-nyutan karna teriakan gadis disampingnya ini.
"huh anda mengagetkanku" Nirmala yang masih merasa kaget mengatur nafasnya.
"hei kau benar-benar merasa kaget ya. maafkan aku" Angkasa menatap gadis itu berusaha menenangkan.
Angaksa kembali bertanya setelah melihat gadis itu sudah tenang Angkasa kembali bertanya hal yang membuatnya juga kaget tadi
"kau bilang tadi umurmu 20 tahun?"
"iya" jawab Nirmala singkat
"wah aku tahu kau lebih muda dariku tapi sangat mengejutkan rupanya kau masih 20 tahun"
Nirmala memicingkan matanya menatap pria disampingnya
"apa aku terlihat setua itu?"
"bukan bagitu tapi karna kau bekerja sangat rajin jadi kupikir kau berumur sekitar 25 tahun keatas"
Nirmala hanya menghela nafas berat mendengar itu.
"bisa kita pulang sekarang? adikku pasti sudah menungguku"
"ah benar" Angkasapun melajukan mobilnya kearah alamat yang gadis itu katakan.
sepanjang jalan setelah itu Nirmala tak mengatakan apapun lagi. dia hanya terus menatap keluar kaca jendela mobil. Sementara Angkasa fokus menyetir agar bisa segera sampai dirumah gadis itu.
"Terimakasih sudah mengantar saya" pamit Nirmala sambil melepaskan belt pengamannya.
"Ah aku yang seharusnya berterimakasih"
"hati-hati dijalan tuan" Nirmala pun keluar dari mobil
setelah gadis itu keluar Angaksapun melajukan mobilnya pulang ke apartemennya.
Di sepanjang perjalanan pulang Angkasa mengingat lagi percakapan mereka di mobil tadi saat gadis itu tidak menanggapi perkataannya. terlihat raut sedih di wajah gadis itu membuat Angkasa berfikir apa yang membuat gadis itu sedih.
...****************...
"siapa dia?" Dirgantara merasa heran melihat mobil mewah mengantar kakaknya
"pelanggan" jawab Nirmala singkat kemudian berjalan gontai melewati pekarangan rumahnya
"laki-laki?" tanya Dirgantara lagi mengikuti langkah kakaknya
Nirmala hanya mengangguk
"kakak" Dirgantara menahan lengan kakaknya kali ini
"ada apa? kakak lelah" jawab Nirmala malas
Dirgantara memicingkan matanya menatap kakaknya menyelidik
"pacar kakak?"
"aku sudah bilang pelanggankan tadi" kali ini keluar nada marah dari jawaban Nirmala
"kenapa dia mengantar kakak?" tanya Dirgantara lagi masih belum puas
"itu syarat" Nirmala membuka kulkas dan meminum segelas air putih
"syarat?"
Nirmala bosan dengan pertanyaan Dirgantara dan menyimpan gelas ditangannya
"syarat agar aku mau mebuatkannya roti, lagi pula sudah tengah malam mana mungkin aku pulang jalan kaki. puas sekarang"
"kenapa marah, bukankah semestinya aku yang marah?" Dirgantara bergumam sendirian melihat mood kakaknya tidak bagus.
"hm istirahatlah kakak...kau sudah bekerja keras"
Nirmala menghela nafas kasar memandang Dirgantara berjalan ke lantai atas menuju kamarnya
Nirmala kembali teringat perkataan pria tadi yang membuat seperti ada goresan kecil di hatinya
"karena kau bekerja sangat rajin jadi ku pikir kau berumur sekitar 25 tahun keatas"
Nirmala kembali meneguk air putih berusaha menghilangkan ingatan itu dan apapun yang akan membuat hatinya sakit
ddittt ddittt....
"Nirmala apa kabar?"
Sebuah pesan text masuk di ponsel Nirmala. Nirmala mengernyitkan keningnya melihat bahwa nomor tidak dikenali baru saja mengiriminya pesan text...
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments