BAB 2 (Roti ini enak)

"Aku ingin kopi dan cemilan, ah rasanya aku benar-benar muak dengan semua kertas-kertas itu hari ini" Angkasa memijat cerucuk lehernya kemudian berjalan keluar ruangannya

"baik akan segera diantarkan keruangan anda tuan"

Jawab Dion sambil menyusul langkah Angkasa keluar ruangan.

"minta mereka mengantarkannya keatap"

"baik tuan"

beberapa menit kemudian...

"dari kantin perusahaan?"

"iya tuan"

"ah aku juga muak dengan ini. tolong ganti" perintah Angkasa lagi yang kini duduk di bangku taman atap perusahaannya.

"baik tuan" Dion kembali memerintahkan bawahannya agar segera mencari cemilan untuk direktur

"sepertinya aku butuh liburan, aku benar-benar sedang jenuh dengan perusahaan sekarang"

Angkasa menerawang ke langit berusaha menenangkan fikirannya kemudian menghela nafas kasar.

"saya akan mengosongkan jadwal tuan untuk tiga hari kedepan jika tuan menginginkannya"

Dito cukup peka dengan maksud tuannya.

"hm ide bagus, tapi apa tiga hari tidak terlalu lama"

Angkasa berbalik menatap Dion yang berdiri tak jauh di belakangnya

"saya akan menghendle pekerjaan yang bisa diwakili tuan"

"hm baiklah terimakasih Dion, ngomong-ngomong duduklah kenapa kau berdiri disana"

Dion segera duduk di kursi depan Angkasa seperti yang diperintahkan

"sudah hampir lima tahun lebih kau bekerja denganku...kenapa masih kaku juga ck"

Angkasa menggeleng-gelengkan kepala sambil menatap Dion yang duduk didepannya

"permisi pesanan anda sudah datang"

salah seorang pegawai datang dan mengantarkan cemilan lalu menyimpannya di meja dimana sang Direktur duduk disana.

"Roti?" Angkasa mengerutkan keningnya

"ini roti depan kantor tuan aku dengar roti ini populer akhir-akhir ini" pegawai itu menjelaskan dengan sopan kepada Angkasa

"baiklah terima kasih kau sudah bekerja keras"

Angkasa kemudian memakan roti yang diantarkan.

"hmm ini enak, aku biasanya tidak terlalu suka roti tapi ini terasa beda" Angkasa mengecapi rasa roti dengan perlahan dan menganggukkan kepalanya terlihat sangat menikmati roti itu.

...****************...

"aku pulang" Nirmala melepas sepatunya kemudian berjalan gontai menuju sofa ruang tamu dan langsung merebahkan dirinya.

"sudah jam sepuluh, kenapa kakak baru pulang?"

Rupanya Dirgantara sudah memakai jaketnya hendak keluar menjemput kakaknya karna sudah jam sepuluh dia belum pulang

"terlalu banyak pelanggan" Nirmala menatap Dirgantara dari ujung kaki hingga rambut dengan sedikit tersenyum

"kenapa senyum ck" Dirgantara memasang wajah kesal melihat kakaknya kemudian ikut duduk disamping kakaknya

"ulu-ulu khawatir nih yee" Nirmala semakin mengusili adiknya

"sudah bilang kakak harus sampai rumah jam sembilan kalau tidak sama Dirga" Dirgantara berteriak kesal menghadapi tingkah kakaknya

"Yaampun Dirga umur aku 20 tahun loh sekarang dan ini baru jam sepuluh malam "

"siapa peduli ini jam berapa" Dirgantara berdiri dan kembali ke kamarnya

"ck anak itu" Nirmala tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya merasa bahagia dan sedih melihat adiknya menghawatirkannya

Nirmala mengerti kenapa Dirgantara sangat khawatir itulah mengapa terasa ada yang perih melihat adiknya begitu menghawatirkannya setiap dia pulang terlambat. Benar, mereka berdua bersikap lebih dewasa dari umur mereka sendiri. Keadaan memaksa mereka tumbuh dewasa lebih cepat dari orang-orang.

...****************...

"aku ingin sarapan roti coklat yang kemarin" diperjalanan menuju kantor Angkasa memeriksa pekerjaannya lewat i pad dan skali-skali menatap keluar jendela mobilnya.

"baik aku akan meminta sekertaris Luna segera menyiapkannya" jawab Dion cepat setelah mendengar perintah sang Direktur

"kita sarapan di tokonya saja. kau bilang itu didepan gedung perusahaan kan" Angkasa menatap pada kaca dalam mobil menunggu jawaban sekertarisnya yang sedang fokus menyetir.

"baik tuan" Dion menganggukan kepalanya melihat Angkasa yang duduk dibelakangnya menatapnya dari melalui kaca mobil.

...****************...

"Selamat datang" lonceng pintu toko berbunyi membuat Nirmala yang sibuk bersih-bersih otomatis mendongkak menyambut pelanggannya.

"roti bakar dua porsi, roti coklat satu porsi dan capuchino 2" Dion langsung memesan sesuai instruksi sang Direktur sementara sang Direktur sendiri langsung duduk di bangku yang terletak di sudut ruangan itu.

"baik tuan" kemudian Dion menyusul sang direktur dan duduk di bangku tepat didepan sang Direktur.

"cukup nyaman disini dan sepi" Angkasa berkomentar sambil memperhatikan sekeliling toko roti tersebut

"anda benar tuan dan memang sepi jika masih pagi, toko ini baru buka beberapa menit yang lalu" Nirmala menanggapi komentar Angkasa mengenai tokonya sambil menyajikan pesanan

"aku memberikan bonus menu spesial karna anda pelanggan pertama hari ini" Nirmala tersenyum pada Angkasa yang menatapnya setelah Nirmala menyajikan pesanannya.

"selamat menikmati" kemudian Nirmala berlalu dan kembali melanjutkan aksi bersih-bersihnya.

...****************...

"apa jadwalku setelah ini" Angkasa bertanya setelah menyelesaikan makan siangnya

"anda hanya harus kembali kekantor dan menandatangani beberapa berkas tuan" jawab Dion yang juga telah menyelesaikan makan siangnya.

"hm baiklah. kau bawa saja berkas-berkas itu ke apartemenku aku ingin ke suatu tempat hari ini"

"baik tuan"

...****************...

Angkasa mengemudikan mobilnya selama hampir satu jam hingga sampailah ia di sebuah taman. Angakasa kemudian berjalan-jalan di taman itu lalu menaiki anak tangga yang cukup banyak. Angkasa kemudian duduk dibawah sebuah pohon rindang sambil menikmati udara sejuk dan pemandangan kota dari atas.

"halo... kakak sedang berjalan-jalan di taman. iya...iya iya aku mengerti"

suara seorang perempuan yang sepertinya sedang berbicara lewat telfon membuyarkan lamunan Angkasa. diapun menoleh ke sumber suara itu

"Toko roti?" Angkasa memastikan kemampuannya mengenali orang.

Nirmala mendongkak mendengar seseorang menyebutkan toko roti. dia kemudian mengerutkan keningnya berusaha mengingat seseorang yang ada didepannya.

"wah ini terasa aneh karna kau tidak mengenaliku" Angkasa tertawa getir melihat tingkah perempuan didepannya

"ah maaf tuan anda pasti pelanggan di toko kami"

Nirmala menundukkan kepalanya sopan mengutuk dirinya karna tidak mengenali pelanggannya sendiri.

"ck bagaimana mungkin seseorang melupakan wajahku ini"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!