Mungkin umur angkasa 18 tahun saat itu, Angkasa mulai menyadari bahwa makan malam dalam keluarganya bukanlah makan malam biasa seperti keluarga lainnya. Makan malam di keluarga Perwira merupakan bagian dari bisnis, Angkasa menyadarinya setelah 1 tahun diikutkan dalam makan malam keluarga. Angkasa yang awalnya merasa bahagia bisa makan malam bersama keluarga setelah sekian lama hanya makan sendiri dimeja yang begitu besar namun kebahagiaan Angkasa tak bertahan lama setelah menyadari bahwa makan malam tersebut bukanlah makan malam keluarga normal.
Sama seperti malam ini Angkasa menyadari kembali pernikahannya akan menjadi bagian dari bisnis. meskipun Angkasa sudah menduganya tapi dia tidak menyangka akan membicarakannya malam ini. Dan meskipun sudah menduganya sejak lama bahwa pernikahannyapun akan menjadi bagian dari bisnis Angkasa tetap merasa kesal setelah mendengarnya secara langsung dari mulut kedua orang tuanya malam ini.
Salah satu impian Angkasa adalah bertemu dengan wanita yang mencintainya dengan tulus agar setidaknya seseorang menemaninya saat makan. Angkasa benci selalu makan sendiri dalam keheningan.
...****************...
Angkasa melajukan mobilnya setelah pulang dari makan malam yang selalu dibencinya hingga sampailah ia di taman yang biasa ia datangi ketika perasaanya sedang tidak baik-baik saja.
Angkasa duduk di bawah pohon rindang seperti biasa memandangi pemandangan kota dari atas ketinggian dan menikmati udara sejuk malam itu.
Lampu-lampu gedung dan rumah di kota itu begitu indah dipandang dari atas.
"kadang kita akan merasa nyaman ketika kita tidak mengenal orang itu sama sekali"
"ck banyak bicara sekali dia" Angkasa yang sedang berusaha menenangkan hati dan pikirannya tiba-tiba teringat pada perempuan toko roti yang bertemu dengannya ditempat ini waktu itu.
"huh mengingatnya membuatku jadi ingin memakan roti malam-malam" Angkasa kembali berbicara sendiri.
Angkasa kembali melajukan mobilnya lalu sampailah ia di depan gedung toko roti yang tepat berada di depan gedung perusahaannya.
"TUTUP"
Angkasa melihat jam di tangannya.
"baru jam sembilan dan toko ini sudah tutup?"
Angkasa menghela nafas kasar, harapannya memakan roti kesukaannya jadi sirna.
kring...kringg...kring...
suara lonceng pintu toko roti berbunyi membuat Angkasa mendongkak kearah suara lonceng tersebut dan melihat seseorang keluar dari sana.
buru-buru Angkasa keluar dari mobilnya.
"nona toko roti" panggil Angkasa pada gadis itu.
Nirmala yang sedang berusaha menutup toko rotinya dengan tirai besi menoleh pada seseorang yang seperti memanggilnya.
Nirmala mengerutkan kening menatap pria dibelakangnya.
"jangan bilang kau tidak ingat aku lagi" Angkasa mulai memasang wajah kesalnya
mendengar itu Nirmala tertawa kecil.
"kali ini aku mengingat anda tuan"
"baguslah" Angkasa tidak jadi memasang wajah kesalnya.
"ngomong-ngomong kenapa sudah tutup?"
"kami memang tutup jam sembilan tuan, tapi kenapa tuan ada disini malam-malam?"
"kau bilang aku boleh datang jika kita tidak bertemu secara kebetulan lagi"
Nirmala mengernyitkan dahinya bingung
"aku ingin menyewa toko roti ini malam ini" lanjut Angkasa
"iya?" Nirmala semakin kebingungan dengan pernyataan pria didepannya barusan
"aku ingin kau membuatkan aku roti"
"tidak bisa tuan aku sudah mau pulang" jawab Nirmala sambil tersenyum pada pria itu
"Aku mohon, aku akan membayarmu dua kali lipat dari harga biasanya" Angkasa menyatukan tangannya didepan dadanya memohon pada gadis toko roti itu.
sementara Nirmala hanya mengernyitkan dahinya melihat tingkah pria didepannya.
"baiklah, tapi aku akan minta izin adikku terlebih dahulu"
"yeaahhh" Angkasa kegirangan
"tapi ada syaratnya"
"syarat?"
"antar saya pulang setelah ini"
"eih itu gampang"
...****************...
Nirmala sibuk membuat adonan roti sementara Angkasa sibuk memperhatikan tiap sudut toko roti tersebut.
"apa kau tidak takut padaku?" Angkasa merasa heran karna gadis toko roti itu langsung setuju padahal dia tidak tahu siapa Angkasa sama sekali.
"apa anda orang jahat?" Nirmala balik bertanya
"tidak. tentu saja tidak" Angkasa yang dari tadi melihat-lihat sekitar toko roti berbalik menatap gadis itu.
"baiklah" Nirmala kembali fokus pada adonan rotinya
"kenapa kau langsung setuju bermalam disini dengan orang asing?"
"anda bilangkan anda bukan orang jahat"
"apa itu masuk akal" Angkasa menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya pada gadis di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments