Mitha Pun Membantu Ibunya Menyiapkan Masakan Ini Itu,
" Anakmu Cekatan Ya Bu Sri," Kata Bu Eka Pelayan Yang Memasak Di dapur,
" Iya Bu, Namanya Juga Anak Perempuan ya Harus Serba Bisa Ini Itu," Kata Ibu Sri.
" Iya Juga Ya, Padahal Kan Di Umur Muda Seperti itu, Kebanyakan Suka Main," kata Bu Eka yang Sudah Berpengalaman pada Anak anaknya.
" Anak Saya Kan tinggalnya Di Kampung Bu, Jadi Dia Tau lah Bagaimana Cara Hidup di Kampung Seperti apa," Kata Ibu Sri lagi.
" Nak, Namamu Siapa Tadi," Tanya Bu Eka Pada Mitha,
" Mitha Bu," Kata Mitha Pelan.
" Oooh Mitha Ya, Yang Betah Ya Nak Di Sini," Kata Bu Eka Pada Mitha.
" Insyaallah Bu," Kata Mitha pelan.
" Nak," Panggil Ibu Sri.
" Iya Bu,"
" Nanti Kalo Kakek Wijaya dan Keluarga Datang Kamu Harus Tunduk, Mengerti Nak," kata Ibu Sri pada Putrinya.
" Iya Bu," Kata Mitha Pelan.
20 : 00 WIB...
Semua Pelayan Berjejer di Sisi Meja Makan dan Mitha Pun Mengikuti Ibunya Dan Tak Lama Datang Kakek Wijaya Beserta Anak Anaknya,
Kakek Wijaya Duduk Di Kursi Yang Kusus Untuknya, Dan Memperhatikan Mitha Yang Memperhatikannya, dan Kakek Wijaya Tersenyum Padanya.
Mitha Yang Ketahuan Memperhatikannya Hanya Tersenyum Malu Karen di perhatikan Seperti itu, dan Mitha Pun Tertunduk.
Anak anak Kakek Wijaya Duduk Di Tempat meja Makan Masing Masing dan Semua Pelayan Pribadinya Siap Berdiri Di Sebelah Nya,
Mitha Yang Tak Tau Harus Berdiri Dimana Dia Hanya Diam saja dan Mematung,
Ibu Sri pun Menyuruhnya Mengikutinya Saja Dan Mitha Pun Berdiri Di sisi Ibu Sri dekat Kakek Wijaya.
" Dia Putrimu," Tanya Kakek Wijaya Pelan.
" Iya Tuan, Ini Anak saya," kata Ibu Sri Pelan. Dan Kakek Wijaya Pun Hanya Tersenyum.
" Setelah Makan, Ikut Saya Ke Ruangan Saya Dan Bawa Anakmu Itu," Kata Kakek Wijaya Pelan,
" Iya Tuan," Kata Ibu Sri Dah Dig Dug,,
Ibu Sri tak Tau Akan Terjadi Hal seperti apa Nantinya.
Tak lama Datang 2 pria Tampan Yang Bernama Rama Dan Raja,
" Hai Kakek, Selamat Malam," Sapa Rama Sopan.
" Hai Kek, Selamat Malam." Sapa Raja Sopan,
" Duduklah Nak, Dimana Kakakmu," Tanya Kakek Wijaya Pada Kedua nya.
" Sebentar lagi Juga Turun," Kata Rama pelan, Tak Sengaja Matanya Melihat Mitha yang Diam Mematung Di belakang Kakeknya.
" Siapa Dia Kek," tanya Rama Pada Kakeknya.
" Bukan Urusanmu Anak Nakal," kata Kakek Wijaya Malah Memarahi Cucunya itu dan Membuat Adiknya Raja Tertawa Karena Mendengar nya Memarahi Kakaknya.
Rama Yang Di Marahi Hanya Tersenyum Melihat Mitha Yang Tertunduk,
Raja Yang Mengikuti Pandangan Kakaknya Melihat Juga Sosok Gadis Cantik Yang Berdiri Di Belakang Kakek Nya,
SIAPA GADIS CANTIK ITU, dalam hati Raja saat melihat Mitha.
Tak lama Datang Juga Cucu dari Kakek Wijaya Yaitu Kenjo dan Dion mereka pun Duduk Juga Disana,
Namun Semuanya Diam Dan Tak ada Yang berani Mulai Makan Sebelum seseorang Turun tak lama Turun Juga Orang Yang Di Tunggu Tunggu Sekeluarga.
Mitha Yang Melihat Sosok Pria Tampan sedikit Terpesona akan Ketampanan Nya.
Sebntar Pria Tampan Itu Juga Mentap Mitha Yang Menatap nya, dan Kedua Mata Itu saling Beradu namun Mitha Lebih Dulu memalingkan Pandangannya dan Tertunduk lagi.
" Kau Lama Sekali Kak," Kata Raja Pada Dewa Yang Baru saja Turun.
" Kita Semua Sudah Laper Ini," Kata Raja Lagi.
" Kalo Kalian Lapar, Kenapa Harus Menungguku, Kalian Makan saja Lebih Dulu," Kata Dewa Tegas dan Tak Perduli dengan orang Lain Di sana.
" Lagi Pula, Kakek Juga Sudah Ada Di Sini Bukan, Jadi Kenapa Harus Menungguku," Kata Dewa lagi.
" Kan Kakak Yang Memimpin Kediaman Jaya Kusuma Ini, Jadi Kami Harus Menunggu Kakak Bukan," Kata Rama.
" Sudah lah, Kalian Kalo Mau Makan Ya Makan Saja, Tidak Usah Menunggu ku," Kata Dewa lagi.
" Sudah Cukup," Kata Kakek Wijaya menyela Perdebatan Yang sepele Itu.
" Kalian Mau Makan Apa Berdebat Hal Sepele Seperti Ini Hah, Mestinya Kalian Tau Kalo Dewa Itu Sangat Sibuk, Jadi Kalian Harus Mengerti Jam Kesibukan Cucuku Ini," Kata Kakek Wijaya, membela Cucunya. Namun Yang Di Bela Tak Memperdulikannya dan Langsung Makan Begitu saja,
Kakek yang melihat Itu pun hanya Bisa Sabar menghadapi Sikap Dewa Yang Seperti itu.
Dan Semua Keluarga Itu pun Makan Dengan Tenang,
Memang Rama Dan Raja Sangat Menyayangi Kakaknya Itu, Ia Melakukan Itu Agar Hanya Bisa Berbicara Saja Dengan Kakaknya,
Kalo Tidak Seperti itu, Dewa Akan Diam Seribu Bahasa dan Takan Bicara Sampai Selesai Makan.
KENAPA DENGAN NYA, batin Mitha bertanya Tanya Tentang Sikap yang Di miliki Keluarga Aneh Itu,
1 JAM KEMUDIAN...
Kakek Wijaya Menyuruh Ibu Sri menemuinya..
Ibu Sri pun Menemui Kakek Wijaya di Ruang Pribadinya.
" Dimana Putrimu," Tanya Kakek Wijaya Pada Ibu Sri,
" Dia Lagi Di dapur, tuan Lagi Bantu Bantu Semua Pelayan Di sana," Jelas Ibu Sri.
" Panggil Dia Kemari," Kata Kakek Wijaya Pada Ibu Sri, Dan Ibu Sri pun Pergi untuk Memanggil Putrinya Itu.
" Permisi Tuan," Kata Ibu Sri Sebelum Beranjak Pergi.
Tak Lama Ibu Sri Pun Kembali Dengan Putrinya.
" Siapa Namamu Nak," Tanya Kakek Wijaya Pada Mitha.
" Mitha... Kakek, UPS Maaf Tuan," Kata Mitha Pelan Dan Menutup Mulutnya Karen Memanggil Kakek Wijaya Dengan Sebutan Kakek,
" Tidak apa apa Nak, Panggil Saja Kakek," Kata Kakek Wijaya Tersenyum Pada Mitha.
" Tapi Tuan," Malah Ibu Sri Yang Menolaknya.
" Tidak Apa apa, Sri, Anakmu Akan Menjadi Cucuku Nanti," Kata Kakek Wijaya pelan, Ibu Sri Yang Tak Mengerti Maksud Kakek Wijaya Hanya Diam Saja.
" Panggil Saja Kakek Nak," Kata Kakek Wijaya lagi Pada Mitha,
" Iya Kek," Kata Mitha Lembut.
" Berapa Umurmu Nak," Tanya Kakek Wijaya Lagi.
" 24 Tahun Kek," kata Mitha Lembut,
" Waaah Masih Muda Ternyata, Pantas Saja Ternyata Kau Seumuran Dengan Dion Cucuku," Kata Kakek Wijaya Tersenyum.
DION,, APA MAKSUD KAKEK YANG UNYU ITU YA, pikir Mitha Saat melihat Dion Yang Imut dan Terlihat unyu unyu di antara Semua Nya.
Dan Mitha Hanya Tersenyum Di bilang Masih Muda Seperti itu,
" Apa Kau Tidak kuliah Nak," Tanya Kakek Wijaya Lagi.
" Tidak Kek, Mitha Lebih Baik Membantu Ibu Mitha Untuk mengumpulkan Uang,dari pada Harus Kuliah, buang Buang Uang," Kata Mitha Pelan,
" Apa Kau Mau Melanjutkan Kuliah Lagi Nak, Biar Kakek Yang Akan Mengurus Biayayanya," Kata Kakek Lagi.
" Tidak Kek, Aku Mau Bantu Ibuku Saja," Kata Mitha Lembut.
" Aah Bagus Bagus.. Anak Yang Berbakti," Kata Kakek Wijaya,
" Kakek Menyuruh Mu tinggal Di sini Bukan Untuk membantu Ibumu Nak," Kata Kakek Wijaya.
" Kau Tenang saja, Ibu mu tidak Akan Pernah Kelelahan, Bukan Kah Begitu Sri," Kata Kakek Wijaya Pelan, Dan Ibu Sri pun hanya Menganguk Anggukan Kepalanya, Ia Sendiri Tidak Tau Menau Kenapa Anaknya Di Minta datang Ke sini ke Rumah Ini,
" Jadi Kalo Aku Tidak bisa Membantu Ibu, Untuk apa Aku datang Ke sini Kek," Tanya Mitha pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments