Jangan lari lagi, Olin

Pasca Dua bulan sembuh nya Reza. Semua terasa kembali aman dan terkendali. Ia sudah mulai aktif di kantor membantu Bagas dan yang lain. Sementara Papa Erland, kembali dengan aktifitasnya di butik sang istri. Mereka hanya ingin santai, menikmati masa tua yang indah. Dengan harapan, semoga akan segera memiliki cucu dari Bagas dan Syifa.

"Selamat pagi...?" sapa Syifa, pada mereka yang menunggu di ruang makan.

"Pagi, sayang." jawab Bagas, yang menyambutnya dengan uluran tangan.

"Kakak... Ayolah, tolong." rengek Reza.

"Tak mau. Usaha saja sendiri."

"Ayolah, kali ini saja. Aku tak akan meminta yang lain lagi. Janji..." mohon Reza.

Bagas hanya diam, berusaha tak mendengar apa yang Reza katakan. Berusaha mengalihkan perhatian, dengan memanjakan sang istri dengan sarapannya.

"Apa sih?" tanya Syifa.

"Aku... Minta tolong, agar mendekatkan aku dan Olin." jawab Reza, tertunduk lesu.

"Lama banget, ngga jadi-jadi?"

"Olin, bukan seperti wanita pada umumnya. Ia itu mandiri, kebal terhadap rayuan. Meski, sudah berusaha sekuat tenaga. Ia hanya menatapku hampa."

"Kalau ngga mempan di rayu, beri perhatian. Biasanya, wanita suka begitu." jawab Bagas, datar.

"Dia, selalu menjauh. Tak enak, jika dilihat orang."

"Bagus, tandanya Dia profesional terhadap pekerjaan." jawab Bagas, sembari meletakkan gelasnya yang telah tandas.

"Huuffft... Sama saja." lirih Reza.

Sarapan selesai. Semua berkemas untuk berangkat ke kantornya. Syifa ikut, karena hari ini ada sebuah pertemuan diluar kantor. Dengan dress Ungu berlengan tipis, dan rambut di urai panjang. Auranya semakin menawan, berdampingan dengan Bagas yang juga semakin tampan.

Sementara itu, Reza kini lebih nyaman dengan motornya. Motor hasil rampasannya dari Bagas kala itu. Bahkan sudah di modif sedemikian rupa sesuai dengan keinginannya.

"Selamat pagi, Pak." sapa Olin, yang tengah membersihkan lantai.

"Pagi Olin...." balas Reza dengan begitu manis.

Reza tampak ingin mengajak berbincang, tapi Olin sendiri tampak mundur beberapa langkah darinya. Tampak, Ia tengah menghindar.

"Kan... Kenapa begini lagi?" batin Reza.

Namun, Reza kembali terfikir akan ucapan Bagas.

"Okelah, mungkin dia berusaha profesional saat ini." batinnya, lalu melangkah kembali ke ruangan.

Olin menundukkan kepala. Sebenarnya tak enak, tapi hidupnya serasa ada yang mengawasi sekarang. Setiap gerak geriknya, adalah sebuah penilaian untuk masa depannya di kantor itu.

" Olin...?"

" Ya, Bu Rena? Ada apa?"

"Ngga usah sok menyapa bos. Saya tahu, kamu pernah berjasa dengan mereka. Tapi itu sudah berlalu. Pertolongan kecil, bahkan tak akan pernah mereka ingat." ujar Bu Rena, begitu mematahkan hati Olin.

Sadar benar, siapalah dia saat ini. Hanya petugas kebersihan, yang berjuang untuk biaya melanjutkan kuliahnya. Ia tak ingin di pecat, hanya karena rasa yang belum tentu terbalas.

" Ayolah, fokus. Demi masa depan, jangan kalah dengan perasaan yang belum jelas." gumam Olin, di pentry.

Ia pun kembali fokus, dengan segala tugasnya.

Reza tiba di ruangannya. Ia menatap kembali cincin berlian itu dengan antusias. Meski, Ia belum tahu kapan akan memberikannya.

" Jika dikantor kau menghindar, apakah di luar akan seperti itu? Aku baru ingat, ketika kamu menyapaku duluan di taman." ucap Reza.

Olin serasa langsung tak fokus. Ia bahkan begitu takut jika harus berpas-pasan dengan Reza. Meski Ia tahu, jika Reza begitu tulus padanya..

" Nanti, jika diluar kita bertemu. Semoga aku tak lari lagi. Karena, begitu banyak yang mengawasi jika disini. Dan aku hanya takut kehilangan pekerjaanku." batin Olin.

Terpopuler

Comments

Dedeh Dian

Dedeh Dian

semangat thor.makasih

2022-12-28

0

Teripusa

Teripusa

saya suka sama karya author

2022-07-22

0

💖syakilah💖

💖syakilah💖

semangat thor..💪💪💪

2022-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Masa lalu Olin
2 Awal pertemuan itu.
3 Sadar diri itu penting
4 Jangan lari lagi, Olin
5 Tegas nya Bagas demi Reza
6 Kehamilan simpatik yang menyiksa
7 Otewe halal, sayang.
8 Keisengan Reza
9 Jangan mau ditindas
10 Reza dengan cemburunya
11 Dasar pengkhianat
12 Akhirnya Olin mengeluh
13 Kiss cinta yang menenangkan hati
14 Aku rindu rumah Papa.
15 Menangis karena rindu
16 Menjadi dewasa itu, melelahkan.
17 Tak ingin ditinggalkan, atau meninggalkan
18 Kekonyolan Reza
19 Ingin menunjukkan, sebuah pembuktian
20 Menghindari Overthinking
21 Biarkan saja mengalir
22 Saya hebat, menurut versi saya
23 Sesekali membuat kesalahan
24 Jangan sentuh orangku.
25 Sabarnya Mami
26 Rencana malam minggu yang indah
27 Kencan di malam minggu
28 Kencan pertama, Olin dan Reza
29 Kecupan pertama dari Olin.
30 Rasa sepinya Reza
31 Biar bagaiamanapun, dia Papamu.
32 Selalu cari gara-gara
33 Penyerangan Papa Edward.
34 Aku ikut, kemana kau pergi
35 Apa ini, sebuah pemaksaan?
36 Kamu seperti anak kecil.
37 Berdamai dengan hati
38 Ada yang mulai mencari
39 Bagaimana keluargamu?
40 Obsesi Olin
41 Rasa takut Olin
42 Kamu terlalu meremehkan, Mas.
43 Rindu pentol bakso
44 Dinginnya Olin
45 Olin ketahuan
46 Sebentar saja rindu
47 Hanya ada Olin
48 Inventaris, atau pemberian pacar?
49 Selera kita sama.
50 Kita tak pernah tahu pasal takdir.
51 Banyak orang baik diantara kita
52 Segudang kesibukan Reza
53 Kau akan selalu kembali, Olin
54 Dua ratus Juta
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Masa lalu Olin
2
Awal pertemuan itu.
3
Sadar diri itu penting
4
Jangan lari lagi, Olin
5
Tegas nya Bagas demi Reza
6
Kehamilan simpatik yang menyiksa
7
Otewe halal, sayang.
8
Keisengan Reza
9
Jangan mau ditindas
10
Reza dengan cemburunya
11
Dasar pengkhianat
12
Akhirnya Olin mengeluh
13
Kiss cinta yang menenangkan hati
14
Aku rindu rumah Papa.
15
Menangis karena rindu
16
Menjadi dewasa itu, melelahkan.
17
Tak ingin ditinggalkan, atau meninggalkan
18
Kekonyolan Reza
19
Ingin menunjukkan, sebuah pembuktian
20
Menghindari Overthinking
21
Biarkan saja mengalir
22
Saya hebat, menurut versi saya
23
Sesekali membuat kesalahan
24
Jangan sentuh orangku.
25
Sabarnya Mami
26
Rencana malam minggu yang indah
27
Kencan di malam minggu
28
Kencan pertama, Olin dan Reza
29
Kecupan pertama dari Olin.
30
Rasa sepinya Reza
31
Biar bagaiamanapun, dia Papamu.
32
Selalu cari gara-gara
33
Penyerangan Papa Edward.
34
Aku ikut, kemana kau pergi
35
Apa ini, sebuah pemaksaan?
36
Kamu seperti anak kecil.
37
Berdamai dengan hati
38
Ada yang mulai mencari
39
Bagaimana keluargamu?
40
Obsesi Olin
41
Rasa takut Olin
42
Kamu terlalu meremehkan, Mas.
43
Rindu pentol bakso
44
Dinginnya Olin
45
Olin ketahuan
46
Sebentar saja rindu
47
Hanya ada Olin
48
Inventaris, atau pemberian pacar?
49
Selera kita sama.
50
Kita tak pernah tahu pasal takdir.
51
Banyak orang baik diantara kita
52
Segudang kesibukan Reza
53
Kau akan selalu kembali, Olin
54
Dua ratus Juta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!