Tak terduga, Rila jatuh menindih tubuh pemuda yang menariknya. Kacamata yang dikenakannya terlepas bersamaan dirinya yang terjatuh.
"Aww," ringis Rila merasakan sakit di dahinya karena terbentur kaca helm dari pemuda yang berada dibawahnya.
Saat Rila baru menyadari menindih tubuh seorang pemuda, dia sontak beranjak dengan wajah syok dan panik sambil melihat kesekitar mencari kacamata bulat minus miliknya.
"Hei kau! apa yang kau lakukan di sini?" tanya pemuda itu. Ia melirik kearah Rila dari balik kaca helmnya. Kaca hitam helm itu membuat ia tidak terlalu jelas melihat rupa gadis yang ditemuinya.
Mata Rila tertuju pada lantai melihat kacamatanya yang tergeletak tidak jauh dari sampingnya. Dia dengan cepat mengambilnya lalu bergegas pergi tanpa sejenakpun melirik kearah pemuda yang menutupi wajah dan kepalanya dengan helm itu.
***
Rila berjalan pelan menyusuri jalan yang tampak sepi setelah pergi dari gedung sekolah tadi. Dia tidak ingin menemui siapapun sekarang, tidak juga akan bercerita pada siapapun tentang apa yang dialaminya.
Langkah demi langkah, sepanjang jalan Rila melihat kesekitar, menatap lampu jalan, pohon dan rumah.
Tiba-tiba langkah gadis itu terhenti saat ingin mengambil jalan belok kearah kanan karena melihat tiga orang yang berjalan dari arah berlawanan darinya. Melihat tiga orang itu Rila jadi sedih teringat kedua orang tuanya.
Sosok Ayah yang merangkul putrinya lalu sosok Ibu menyapu atas rambut putrinya dan putrinya yang berjalan di tengah tersenyum manis sambil memperlihatkan buku bersampul merah.
"Lihat Ayah, nilai rapotku tahun ini sangat memuaskan,"
"Bagus, putri ayah sudah bekerja keras,"
"Setelah kita pulang, ibu akan membuat makanan kesukaanmu,"
Lontaran dari keluarga kecil yang melewati Rila. Melihat mereka Rila memandang keatas sambil menyeka air mata yang ingin keluar. Rasanya dia ingin sekali berada diposisi gadis itu, tapi Rila sadar semua itu tidak akan pernah terjadi.
Tak tahan, Rila kembali melanjutkan jalannya tapi dia langsung berlari melewati jalan yang sepi. Teringat akan ibunya pasti sedang mencemaskannya yang pergi mulai siang tadi.
Angin sejuk malam menghembus tubuh gadis yang berlari di tengah kesepian itu, menerpa rambutnya yang terkuncir. Terasa dingin menusuk bulu kuduk.
***
Sementara di tempat lain. Sosok pemuda yang bertemu dengan Rila menganggap gadis itu ingin bunuh diri sedang asiknya memandang langit malam dengan kedua tangan yang tersembunyi dalam saku celana. Helm yang menutupi belum ia lepaskan sama sekali.
"Semoga tidak ada yang menemukanku," gumamnya terdengar dingin.
Tiba-tiba terdengar suara nada dering yang berasa dari ponsel. Pemuda itu mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya sambil berjalan mendekati pagar. Ternyata ponselnya yang berdering menerima panggilan seseorang.
^^^[Hei temanku paling tampan, kau ada di mana sekarang? kau tau anak buah ayahmu sekarang sedang memeriksa kamarmu, mereka mencari dirimu kuharap kau berada di tempat yang aman] Suara yang seseorang yang berasal dari ponsel.^^^
Pemuda itu meletakan ponselnya di atas pagar beton, "hmm ck," dehemnya disertai dengusan kesal.
^^^[Katakan padaku kau di mana sekarang?]^^^
"Di atap sekolah SMA satu," jawab pemuda itu lagi membalas.
"Kau jangan memberitahu ayahku, awas," ucapnya lagi dengan wajah dingin dibalik helmnya.
^^^[Apa yang diberi tahu?] Suara mulanya yang terdengar seperti anak muda tadi berubah suara serak-serak orang dewasa dengan nada tegas.^^^
Mata pemuda itu melotot mendengar suara yang sangat dikenalnya, tiada lain adalah ayahnya sendiri.
^^^[Paman, ponselku, itu buk ...]^^^
^^^[Hmm, kau pulang sekarang atau ayah akan memanggil petugas polisi dan mendatangimu kesitu anak nakal]^^^
Pemuda itu langsung memicik tombol merah di layar ponsel, "ah, ayah cerewet daripada ibu," kesalnya.
***
Rila sudah sampai menginjak halaman depan rumahnya menuju pintu yang terlihat tutup. Perasaan tak karuan seketika menghantuinya mengingat kejadian pagi tadi akan hubungan kedua orang tuanya yang buruk.
Sebelah tangannya mendorong pintu dan terbuka mengeluarkan suara decitan.
Saat sudah terbuka lebar, mata Rila langsung tertuju kedalam ruangan dan pupilnya seketika membesar melihat hal yang mengejutkan di dalam.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Edelweiss🍀
Apa yg sebenarnya terjadi, apa yg dilihat oleh Rila duh semakin penasaran🤔🤔🤔
2022-04-05
2