"Tolong! Ada pria mesum!" teriak perempuan itu. Dirinya benar benar merasa sial. Udah kejatuhan pria mabuk dan baju gamisnya terkena muntahan pria mabuk tersebut.
"Siapa yang pria mesum!" bentak Raja setengah sadar.
Merasa tak terima karena dibentak, perempuan itu segera saja mengepalkan tangannya terus.
Bugh! Bugh!
Dipukulnya pipi dan pinggang Raja sekuat tenaga hingga pria itu mengerang dan menyingkirkan badannya.
Mendengar ada yang berteriak dari toilet perempuan, beberapa orang segera saja memasuki tiolet tersebut.
Mata mereka seketika membulat begitu melihat seorang wanita dengan entengnya berkali kali menampar pipi pria yang tergelak di lantai.
"Sania!" pekik beberapa perempuan yang memang kenal dengan sosok yang sedang menghajar pria mabuk tersebut.
"Kamu lagi ngapaian? Hentikan!" pekik salah seorang sembari menarik tangan Sania. Dan mau tidak mau, perempuan itu menghentikan aksinya dengan muka merah padam.
"Lihat nih lihat! Dia seenaknya masuk toilet cewek dan muntah di bajuku. Mana bau alkohol banget lagi." ucap Sania berang.
Sementara Raja terkapar di lantai tak sadarkan diri akibat pengaruh minuman keras.
"Mending kita cepet pulang, biar kita tidak dapat masalah baru." ajak rekan Sania sembari menarik tangan Sania.
"Ngapain pulang? Emang masalah baru apaan?" tanya Sania bingung dengan temannya.
"Udah, ceritanya nanti. Kita pulang dulu." jawab rekan yang lainnya dan segera saja mereka bertiga pergi disaat Raja sedang berusaha di tolong oleh orang lain.
Beberapa pria yang sedari tadi menunggu sang juragan tak kunjung datang, nampak begitu terkejut saat salah seorang menghampiri mereka dan menceritakan apa yang terjadi di toilet.
"Juragan!" pekik beberapa laki laki dan seketika mereka mengambil alih tubuh Raja dan membawanya ke halaman gedung yang terbuka.
"Ini, pipi juragan Raja kenapa? kok merah gini? Dan bibirnya berdarah?" tanya salah satu rekan setia nampak begitu heran.
"Tadi ada perempuan yang menampar dia berkali kali di toilet." jawab salah seorang saksi mata.
"Apa! Nampar Juragan empang?"
Sementara itu di saat yang bersamaan, teman teman Sania terlihat begitu gugup dan ketakutan setelah mengetahui apa yang Sania lakukan.
"Kalian kenapa sih? Kok terlihat panik gitu?" tanya Sania heran begitu dia sampai rumah.
"Gimana nggak panik, bentar lagi kamu pasti bakalan dapat masalah, San." jawab Lita salah satu teman akrab Sania.
"Masalah apaan?" tanya Sania makin heran sembari mengambil pakaian buat ganti karena baju yang dia pakai kotor terkena muntahan orang mabuk. Dia pun segera saja masuk ke kamar mandi.
"Kamu nggak tahu, pria yang barusan kamu tampar dalam keadaan mabuk?" kini giliran perempuan bernama Mita yang bersuara.
"Mana aku tahu, orang aku aja baru pulang dari pondok." jawab Sania sedikit berteriak dari dalam kamar mandi.
Mita dan Lita saling tatap. Sebenarnya Sania kenal lelaki itu, mungkin karena dia lama tidak pulang, jadi dia merasa asing dengan laki laki yang dia tampar. Sejak lulus SD, Sania memutuskan menuntut ilmu di salah satu pondok terkenal di jawa timur. Sania tumbuh dari keluarga seorang ustad. Dia jarang pulang karena selain belajar, di pondok dia juga diberi kesempatan untuk mengajar dan membagi ilmunya.
Awalnya Sania ingin mengabdikan dirinya menjadi pengajar di pondok tersebut. Namun karena permintaan orang tuanya yang menginginkan Sania agar mau membagi ilmu agamanya di kampung halaman, mau tak mau Sania pun menuruti titah orang tuanya kembali ke tempat asalnya.
Sebenarnya Sania tadi tidak sengaja berada di acara dangdutan. Dia ada perlu dengan seorang rekan yang rumahnya kebetulan dekat dengan lokasi acara tersebut.
Tak butuh waktu lama, Sania sudah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian. Dia menghampiri teman temannya yang sedang duduk menunggu di atas ranjang.
"Emang kenapa dengan pria tadi?" tanya Sania enteng sedangkan kedua temannya dahinya berkerut.
"Semoga dia tidak ingat dengan kejadian malam ini deh, San. Bisa susah hidupmu berurusan dengan pria tersebut." jawab Lita dengan wajah panik.
"Emang dia siapa? Kok kalian begitu terlihat ketakutan?" tanya Sania semakin heran.
"Pria yang kamu tampar itu, pria yang nggak akan melepaskan orang orang yang bikin masalah dengan dia, San. Dia itu juragan, makanya dia bisa semena mena dan suka bikin onar di kampung kita." jelas Mita membuat dahi Sania berkerut.
"Juragan? Juragan apa?" tanya Sania penasaran.
"Juragan empang, Namanya Raja" dahinya Sania semakin mengkerut.
"Raja?" tanya Sania nampak berpikir. Di kampung ini hanya ada satu nama Raja yang dia ingat.
"Apa nama panjangnya Raja wicaksana?"
Kedua mata sahabat Sania seketika membulat.
"Kamu kenal Raja, San?"
Deg.
...@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
𝙍𝙖𝙝𝙢𝙖𝙣𝙞𝙖✧・ 。゚★: *.
ohh pantas saja tdk mengenalinya sbb mereka mmg lama tak bertemu ya..
2023-04-01
0
Kadek Sudiartini
ngintip ya Thor 😂
2023-02-16
0
Erni Fitriana
lanjot thor
2023-01-07
0