Kini sore menjelang. Seorang pria terlihat sedang memperhatikan penampilannya di depan cermin yang menggantung dan tertempel di dinding kamarnya. Wajah pria itu nampak segar dengan aroma parfum yang wangi dan maskulin yang telah dia semprotkan disekujur tubuhnya. Senyumnya terus terkembang sedari tadi.
"Selesai." Gumamnya lalu seketika dia segera keluar kamar.
Melihat anak bujangnya sore sore nampak rapi dengan memakai baju koko dan sarung, dua orang paruh baya yang sedang duduk santai melepas lelah di teras depan rumah serentak mengernyitkan dahinya. Tentu saja hal itu terjadi karena mereka merasa heran dengan apa yang mereka lihat. Raja jarang sekali memakai sarung dan baju koko dalam kesehariannya kecuali saat lebaran dan ada acara tertentu saja.
Sebenarnya, kedua orang tua Raja sudah sering menasehati anaknya agar lebih taat. Namun entah kenapa, Raja sangat sulit dan bahkan memberontak. Padahal semasa kecil, Raja anak yang rajin mengaji. Tapi sejak masuk SMP, semuanya berubah.
"Apa sebentar lagi akan terjadi bencana, Pak? Kok anak lanang Bapak aneh banget sore ini?" tanya Ibu sembari melirik putranya yang cengar cengir.
"Apaan sih, Bu." dengus Raja sebal.
"Ya abis aneh banget kamu, Ja. Nggak ada petir nggak ada badai. Jam segini udah pakai baju koko sama sarung, udah tobat kamu?" tanya Sang ibu.
"Mana ada kata tobat buat Raja, Bu. Dia mah nunggu azab dulu baru bisa tobat." Sindir Bapak.
"Mending kalau dapat azab nyawanya masih nyambung. Kalau pas dapat azab nyawanya udah lepas. ya wasalam." timpal sang ibu dan keduanya terkekeh. Sedangkan sang anak yang diledek cuma mencebikkan bibirnya. Dia segera saja memakai sandal dan berjalan ke arah rumah lain demi menghindari ledekan orang tuanya.
Sore ini Raja akan pura pura mengantar keponakannya yang ikut belajar baca tulis Al Qur'an dimana wanita yang Raja idam idamkan akan mengajar.
Jarak rumahnya dan rumah sang keponakan memang tidak terlalu jauh. Cukup jalan kaki sebentar udah sampai.
"Om Raja?" pekik Fatar keponakan Raja dari kakak perempuannya. Sedangkan sang kakak mengernyitkan dahinya tanda heran melihat sang adik nampak berpenampilan.
"Mau kemana, Ja? Tumben jam segini udah rapi?" Tanya kakak Raja yang sedang memakaikan pakaian koko ke anaknya yang berusia enam tahun.
"Mau ngantar Fatar ngaji." Jawab Raja sembari duduk menghampiri ponakannya.
"Ngantar Fatar? Orang deket ngapain diantar. Fatar juga biasa berangkat ngaji sama teman temannya." Ucap sang kakak lagi yang biasa di panggil jani.
"Ya kan biar akrab sama keponakan, ya nggak, Tar. Tos dulu dong." Ujar Raja dusta.
"Cih. Ntar masjid ambruk loh di datangi kamu." Ledek Jani dan Raja hanya mendengus.
"Nggak Bapak, Nggak Ibu, nggak kakak. Pada nggak seneng apa yah lihat aku tobat." Gerutu Raja dan sang kakak malah tergelak.
"Tobat? Yang ada kamu mah tobat sambal Raja." Ejek Jani.
"Huu! Ayo Tar berangkat, nanti telat loh." Ajak Raja buru buru demi menghindari ejekan kakaknya yang bisa tambah parah jika diladeni.
Dengan santai dia menggandeng keponakannya menuju gedung yang berada di depan masjid tak jauh dari rumahnya. Tak butuh waktu lama, Raja sudah sampai di tempat yang di tuju. Disana sudah banyak anak anak yang sudah hadir beserta beberapa ibu ibu yang sengaja datang mengantar anaknya ikut belajar Al Qur'an karena letak rumah yang cukup jauh.
"Om Raja nunggu di luar apa ikut masuk?" Tanya Fatar begitu dia sampai di depan ruang yang mirip ruang kelas untuk mengaji.
"Ikut masuk dong. Pengin lihat Fatar belajar baca iqro." Jawab Raja dan pastinya itu dusta. Sang ponakan hanya mengangguk tanda percaya.
Jam sudah menunjukkan pukul empat bertanda belajar baca tulis akan segera di mulai. Raja terus menatap ke arah pintu dengan perasaan was was menunggu guru baru yang akan menurut info dari orang kepercayaannya, dia akan mengajar kelasnya Fatar.
Dan benar saja, seseorang perempuan yang Raja tunggu nampak memasuki kelas Fatar. Mata Raja terperangah melihat penampilan gadis bergamis dan berkerudung. Dia nampak anggun dimata Raja. Senyum Raja terus terkembang melihat gadis pujaannya berdiri di depan anak anak.
Sedangkan perempuan itu tak menyadari kalau kehadiran dan gerak geriknya sedang diperhatikan oleh pria tampan di salah satu pojok ruangan tersebut. Raja memang duduk paling belakang sehingga keberadaanya tertutup oleh sekumpulan ibu ibu yang ada di di depannya.
"Duh, dedek Sansan. Kamu makin cantik aja."
...@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
toon020264
cie... cie... juragan kayanya lupa ngedip nih ntu mata
2023-06-12
0
𝙍𝙖𝙝𝙢𝙖𝙣𝙞𝙖✧・ 。゚★: *.
😂😂🤭 mlh d kata akan terjadi bencana cz melihat anaknya yg aneh
2023-04-01
0
Pisces97
Dede sansan hatiku berdebar debar kamu cantik seperti bidadari 😅
2023-02-23
0