Sampailah di sebuah kota yang tidak asing bagi Kai, ya kota penuh kenangan mengerikan bagi Kai, tapi tidak ada jalan lain lagi bagi Kai, dia hanya mengikuti sahabat nya yang sudah baik kepadanya. Dan akhirnya sampailah di bengkel Mario. Kai pun turun dari motor Mario.
"Kai...selamat datang, ini bengkelku, yah...kecil-kecilan tapi bisa menghidupi keluarga kecilku, apalagi aku sudah punya anak" Mario mengajak Kai ke bengkelnya.
"Kamu masih beruntung, bersyukur lah, kau memiliki keluarga" jawab Kai lirih.
"Tenang Kai...ada aku sahabat mu, aku selalu mendukung mu" ucap Mario sambil memegang pundak sahabat nya itu.
"Terimakasih Mario, kau sahabat terbaikku, aku tak tahu lagi bagaimana membalasnya, oh iya Bagaimana kabar bibi (ibunya Mario)?" tanya Kai.
"Ibuku sehat, tadi pagi aku bilang pada ibuku bahwa hari ini kamu bebas dan aku akan menjemput mu, beliau bersemangat sekali, nanti malam kita makan bersama di rumahnya, ibuku akan masak masakan terenak untuk menyambutmu, dan ku ajak keluarga kecilku, oh iya untuk sementara kamu bisa tidur di bengkel untuk sehari-hari, ayo ku perkenalkan kamu sama pegawai ku" Ajak Mario pada Kai.
"Hai Big, ini Kai sahabat ku, tolong ajarkan dia soal mesin, dia anak yang cerdas, dulu teman sekolah ku, pasti mudah bagimu Kai" Puji Mario kepada Kai sambil menunjuk pria berbadan besar dan gempal yang sedang asik memperbaiki motor.
"Kai...ini Dean biasa di panggil Big, dia pegawaiku satu-satunya, adik iparku juga, dan teman sekamar mu" lanjut Mario kepada Kai.
Big pun berdiri dan mengelapkan tangan nya yang penuh oli ke kaosnya, dan menjulurkannya ke arah Kai.
"Hmmm...saya Big" ucap Big singkat di depan Kai.
"Senang bertemu denganmu saya Kai" Kai tersenyum ke arah Big yang tanpa ekspresi.
Kai pun di ajak berkeliling ke area bengkel oleh Mario dan Big, sambil mengenalkan tentang mesin, tapi mata Kai tertuju pada suatu kain lusuh robek menutupi sebuah motor tua.
"Kai...Kai...Hei...apa kau mendengar kan penjelasan ku tentang mesin?, apa yang membuatmu terdiam?" tanya Mario mengagetkan Kai.
"Mario, apa itu motormu?" tanya Kai menunjuk motor besar yang sudah tertutup debu.
"Aku mendapatkan dari tempat pembuangan sampah mesin, aku biasanya mencari spare part mesin ke tempat pembuangan, itu hanya sampah Kai, aku akan membuangnya, sulit sekali memperbaikinya, kau suka dengan rongsokan itu?" tanya Mario.
Kai pun mengangguk.
"Mario...bolehkah rongsokan itu buatku, akan ku perbaiki, kau tak perlu membayar upahku, asal itu buatku" Kai bersemangat sambil menghampiri dan mengelap motor yang sudah tidak ada bentuknya itu.
"Baiklah...Big akan mengajarimu cara memperbaiki mesin motor, aku akan pulang ke rumahku, nanti malam jangan lupa makan malam di tempat ibuku, kau tahu kan jalannya, Big akan datang bersamamu" ucap Mario pada Kai.
"Iya aku masih ingat, bagaimana pun kota ini adalah kota masa kecilku" jawab Kai sambil asik memperhatikan motor rusak itu.
Mario pun pergi meninggalkan sahabatnya yang sedang mengamati mainan barunya.
Kai dan Big pun berbincang masalah motor, dan Kai pun mengamati motor rusak itu dengan seksama.
Tak terasa hari sudah malam Kai dan Big pun bersiap untuk acara makan malam di rumah ibunya Mario.
"Kita berjalan kaki saja ke rumah bibi" ucap Big pada Kai. Dan Kai pun mengangguk.
Saat dalam perjalanan ke rumah ibunya Mario, Kai melewati rumah lamanya, rumah yang penuh kenangan bersama ibunya, dia melihat ke arah rumah itu.
"Big, apa rumah itu ada penghuninya?" tanya Kai kepada Big sembari menunjuk rumah lamanya.
"Ada perempuan tua, seumuran bibi, tapi perempuan itu selalu membuat onar warga di sini" jawab Big.
"Membuat onar?, apa perempuan itu bernama Lidya?" tanya Kai lagi yang penasaran tentang tantenya Lidya.
"Namanya aku tidak tahu, aku baru 3 tahun di daerah sini semenjak kakakku menikah dengan Mario, tapi kata orang-orang sini, dia selalu menggoda suami orang lain dan membuat kegaduhan" jawab Big.
Kai pun bertanya-tanya apakah perempuan yang di maksud Big adalah tante nya atau orang lain.
Sampailah mereka di rumah ibunya Mario, saat mengetuk pintu, keluar lah perempuan tua yang tersenyum lebar melihat Kai.
"Kai....apa kabarmu?, kamu baik-baik saja kan?, kamu sudah tinggi dan besar sekali, lebih tinggi dari Mario, ayo masuk..masuk.. " Ibu Mario menyapa Kai sembari memeluk badan Kai yang gagah itu.
"Aku baik bi" jawab Kai singkat sambil tersenyum sumringah.
"Hai...kalian sudah datang, oh iya Kai...perkenalkan ini istriku Rose dan ini putriku Claire " tiba-tiba Mario datang menghampiri mereka di depan pintu sambil memperkenalkan istri dan anaknya.
"Hallo...uncle Kai, kamu tampan sekali, lebih tampan dari ayahku, ehm...apa kau sudah punya pacar?" tanya anak kecil berumur 2 tahun itu terpesona melihat Kai.
"Claire..." ucap Rose istri Mario yang menatap genit ke arah Kai.
Kai hanya tersenyum ke arah Claire dan melihat risih tatapan istri Mario.
"Ayo..ayo duduk..bibi sudah masak banyak buat kalian semua" potong ibunya Mario mempersilahkan mereka semua.
Mereka pun bersiap makan makanan yang sudah di siapkan ibunya Mario, Kai pun makan dengan lahap sambil memperhatikan setiap orang yang ada di meja itu. Setelah selesai makan mereka pun berbincang-bincang.
"Kai...kau tidak menemui tante mu?" tiba-tiba ibunya Mario memulai pembicaraan.
"Tante Lidya?" tanya balik Kai.
"Iya, dia masih tinggal di sini, di rumah lamamu, tapi hidupnya tidak karuan, selalu mengganggu, meminta uang, menggoda para suami, tapi aku merasa kasihan padanya, kadang aku ajak dia makan di rumah, mungkin kamu bisa menengok nya sebentar" ucap ibunya Mario.
"Tapi mah, apa tidak apa-apa?, dia akan membenci Kai, menyangkut insiden 20 tahun lalu" potong Mario.
"Iya betul, tapi dia pun tak ada saudara lagi, Kai pun sama, paling tidak bisa di tengok keadaannya dahulu" jawab ibunya Mario lagi.
"Baik bi" jawab Kai singkat.
"Uncle Kai...uncle Kai...aku mau jadi pacarmu" tiba-tiba gadis cilik itu menghampiri Kai dan menunduk. Membuat Kai menoleh dan mengusap gadis kecil itu dan tersenyum.
Semua orang di meja itu tertawa melihat tingkah Claire putri Mario.
Istri Mario berdiri menghampiri putrinya dan menariknya tapi sambil menatap Kai dalam dan tersenyum, tapi Kai palingkan wajahnya karena tidak enak apabila di lihat sahabat nya Mario.
Mereka pun selesai dengan jamuan makan malam dari ibunya Mario. Kai dan Big pun pamit pulang karena sudah larut.
"Kai..jangan lupa tengok tantemu sebentar saja, ini kan belum terlalu malam" ucap ibunya Mario.
"Baik bi" jawab Kai singkat.
Dalam perjalanan kembali ke bengkel, Kai menyuruh Big untuk duluan pulang ke bengkel dan Kai memberanikan diri mengetuk rumah lamanya.
Setelah tiga kali ketukan pintu rumah itu pun terbuka, Kai melihat sosok perempuan yang tak lain adalah tantenya Lidya, yang memakai pakaian tidur dan membawa rokok di tangannya.
"Hmmm...siapa ya?, malam-malam mengganggu saja, apa kau mau menggoda ku?" ucap tantenya itu sambil menatap memperhatikan Kai, dan penasaran dengan pria gagah yang berdiri depannya.
"Tante...apa kabar?, ini Kai" jawab Kai kepada tantenya itu.
"Kai...Sialan kau..masih berani datang ke sini...dasar pembunuh...jangan mendekat..atau aku akan teriak kepada warga di sini...pergi!!!" jawab tante Lidya sembari mendorong Kai dan menutup pintu.
"Tante...Kai hanya ingin meminta maaf" ucap Kai di depan pintu sambil tertunduk.
"Tak akan pernah aku memaafkan mu, dasar pembunuh..enyah kau!!!, jangan harap aku memaafkanmu, hidupmu takkan bahagia, pergi jauh dariku!!!" jawab tante Lidya dari dalam rumah.
Kai pun melangkah pergi meninggalkan rumah lamanya itu dan meninggalkan tantenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments