Bab 3 - Duit

Cara melarikan diri yang terbaik adalah pamit ke kamar mandi. Mereka tidak mungkin melarang aku meskipun mereka terlihat ingin menginterogasi aku setelah Colin pergi begitu saja. Belum satu jam beraksi, rencana pemuda itu sudah berantakan. Semoga saja dia tahu harus melakukan apa untuk memperbaiki drama kami.

Ketika aku keluar dari toilet wanita, aku melihat dia menunggu tidak jauh dari pintu masuk. Dia segera memasang wajah meminta maaf. Ini bukanlah apa yang kami bicarakan di dalam mobil. Aku sudah jelas mengatakan kepadanya bahwa dia sama sekali tidak boleh meninggalkan aku sendiri.

“Maafkan aku,” ucapnya memelas.

“Jaga bicaramu atau mereka akan tahu bahwa aku tidak benar-benar berasal dari Amerika.” Aku segera menegurnya karena dia bicara menggunakan bahasa Indonesia. “Dan tidak. Aku tidak akan memaafkan kamu. Ini pekerjaan terburuk yang pernah aku lakukan.”

“Maafkan aku. Tetapi aku tidak bisa jauh dari ponselku. Ibuku sering menelepon untuk memastikan bahwa aku menjaga adikku dengan baik,” katanya memohon.

“Ibu? Kamu meninggalkan aku sendiri bersama mereka karena takut pada ibumu?” tanyaku tidak percaya. Itu alasan terbaik yang bisa dia katakan?

“Kamu akan mengerti begitu kamu bertemu dengan ibuku. Jangan salah paham. Dia ibu yang baik dan aku sangat sayang padanya, hanya saja, dia terlalu over protektif.”

“Apa itu artinya adikmu juga ada di ruangan tadi?” Aku menyilangkan kedua tanganku di depan dadaku. Dia meringis menunjukkan barisan gigi rapinya.

“Iya. Gadis yang duduk di samping Hadi.”

“Hadi? Siapa Hadi?”

“Pemuda yang memanggil aku Cole. Hanya dia satu-satunya yang menggunakan panggilan itu.”

Tanpa membuang waktu lagi, kami kembali ke ruangan tadi. Semakin cepat kami kembali, semakin cepat pekerjaan ini aku selesaikan. Dia meminta maaf kepada semua orang yang duduk satu meja bersama kami. Lalu dia memperkenalkan aku dengan nama Mila Mitchell. Nama keluarga yang terdengar bagus.

Dia tidak memberi tahu aku masalah besar apa yang sedang aku hadapi sampai aku menyadarinya sendiri. Ternyata temannya yang bernama Hadi itu adalah kakak kandung Dira, gadis yang mereka sebut sebagai tunangan Colin. Lalu adik kandung Colin bernama Azalea yang mereka panggil Lily itu sangat menyayangi Dira hingga dia tidak berhenti menatapku dengan tajam. Aku sampai khawatir matanya akan juling bila dia terus melakukan itu.

Semuanya berjalan dengan lancar seperti yang dia rencanakan. Mereka mengetahui bahwa kami pertama kali bertemu pada liburan musim panas tahun lalu. Lily menatap kakaknya dan aku dengan curiga karena selama berlibur dia tidak melihat aku sama sekali. Lalu Colin dengan mulus menjawab kapan saja tepatnya kami janji bertemu sehingga Lily tidak sempat bertemu denganku. Ajaibnya, gadis itu percaya pada omongan kakaknya.

Acara ulang tahun itu sudah berakhir saat kami selesai makan. Colin tidak menunggu sampai acara hiburan selesai karena adiknya sudah mengeluh ingin pulang. Aku tidak mau ada yang tahu di mana aku menginap, maka Colin membujuk adiknya untuk mau diantar oleh Hadi. Dan rasa benci gadis itu kepadaku semakin menjadi-jadi.

“Tunangan? Seharusnya kamu memberi tahu aku mengenai itu. Kamu memberi indikasi bahwa gadis yang ingin kamu hindari ini adalah gadis manja menjengkelkan yang tidak bisa menerima penolakan,” protesku saat kami sudah berdua saja di dalam mobilnya.

“Aku minta maaf, oke? Aku tidak sempat memberi tahu semua detailnya kepadamu karena aku juga ragu dengan semua ini.” Dia menoleh ke arahku sesaat, lalu kembali melihat jalan di hadapannya.

“Apa maksud kamu dengan ragu? Kita bisa hentikan ini sekarang dan kamu cukup membayar aku untuk satu pertemuan saja,” ujarku memberi solusi.

“Tidak. Bukan itu maksudku.”

“Kamu ragu karena kamu tidak ingin menyakiti dia,” tebakku yang dijawabnya dengan anggukan. “Aku tidak tahu bahwa masih ada laki-laki yang naif.”

“Aku janji, pada kesempatan berikutnya, aku akan berperan lebih baik. Kita bertemu lagi pada Hari Valentine. Pastikan kamu mengenakan baju berwarna hitam, karena itu warna kesukaanku. Untuk berikutnya, apa aku harus bicara lewat Sigit atau bisa langsung menghubungi kamu?”

“Hubungi aku. Sigit hanya mengurus pesanan.”

“Baik. Uangnya akan segera aku transfer dan aku sangat berterima kasih atas kerja samamu hari ini.” Dia tersenyum. Aku menatapnya sesaat, tetapi dia tidak lanjut bicara lagi.

“Apa kamu tidak akan bertanya mengapa aku melakukan pekerjaan ini?” tanyaku ingin tahu.

“Untuk duit,” jawabnya dengan cepat.

“Kamu tidak senaif yang aku duga.” Aku tertawa kecil.

“Aku tidak akan bertanya mengenai hal pribadi. Apa yang terjadi mengenai orang tua kamu tadi, itu karena aku terkejut dengan jawabanmu,” katanya menjelaskan. Aku mengangguk mengerti.

Dia menepati janjinya. Saat aku selesai mandi dan mengenakan pakaian tidur, ponselku bergetar pertanda ada pesan baru di kotak masuk. SMS Banking yang menyatakan ada sejumlah besar uang yang masuk ke rekeningku.

Bila aku terus melakukan ini hingga aku wisuda nanti, aku akan punya cukup uang untuk mencari keluargaku. Aku akan membutuhkan paspor, VISA, dan sejumlah uang yang tidak sedikit untuk pergi ke Amerika dan mencari siapa orang tuaku.

Walaupun orang-orang berkata bahwa aku dibuang oleh orang tuaku sendiri, aku ingin berpikir positif. Bisa saja mereka kehilangan aku saat kami sedang berlibur bersama di negeri ini. Apalagi aku berkeliaran di lokasi wisata terkenal di Sumatera Utara saat aku masih kecil.

Ucapan orang tua palsuku agar aku menghindar setiap kali bertemu dengan orang berambut pirang dan bermata biru adalah petunjukku satu-satunya. Mereka memang orang jahat. Itu pasti ciri-ciri fisik orang tuaku. Mereka sengaja mengatakan itu agar aku tidak bisa bertemu dengan orang tuaku yang sebenarnya.

Mengingat bagaimana mereka memperlakukan aku selama mereka masih hidup, aku yakin mereka adalah penculik. Aku tidak boleh bergaul dengan siapa pun, tidak sekolah, hanya diam saja di rumah adalah hal yang tidak normal. Aku terlalu kecil pada saat itu untuk bisa memahami situasiku.

Namun aku sudah dewasa, sudah saatnya untuk mencari keberadaan mereka. Bila mereka orang baik, mereka juga pasti sedang mencari aku pada saat ini. Jika ternyata mereka orang jahat seperti orang tua angkatku, maka aku bisa hidup tenang dan tidak perlu memikirkan mereka lagi.

Memikirkan tentang keluarga mengingatkan aku pada keluarga angkatku. Aku merekam setiap percakapan kami pada hari terakhir kami bertemu. Aku mengembalikan uang yang mereka klaim sebagai total yang mereka keluarkan selama aku tinggal bersama mereka. Jumlahnya tidak main-main dan aku membayar semuanya dengan lunas. Hanya dalam waktu kurang dari dua tahun.

Seandainya saja aku punya kamera tersembunyi, aku ingin sekali merekam ekspresi adik angkatku itu saat beberapa SMS Banking masuk ke ponsel Dad. Jumlah uang yang aku transfer sangat besar, jadi aku tidak bisa menggunakan satu rekening saja. Setiap bank punya batas maksimal transfer harian.

Aku tidak peduli ketika gadis jahat itu menuduh aku menjual diri sehingga mendapat uang begitu banyak dalam waktu singkat. Dia boleh menyebut aku apa saja sesukanya. Hal itu sudah tidak menyakiti aku lagi. Yang paling penting adalah aku bebas dari utang budi kepada mereka.

Bunyi getaran ponselku di atas nakas membuyarkan lamunanku. Aku segera memeriksanya. Pesan dari Sigit. Klien baru. Sanggup memenuhi semua syarat. Terima? Aku menanyakan tanggal dan mengingatkan diri sendiri bahwa Colin tadi menyebut tanggal empat belas.

Balasannya datang dan tanggalnya berbeda, maka aku menyanggupinya. Terima. Aku selangkah semakin dekat bertemu dengan orang tua kandungku. Aku sangat berharap mereka adalah orang baik dan mau menerima aku kembali.

*****

Sementara itu di sebuah mobil~

“Apa Kakak tahu tentang ini?” tanya Dira dengan wajah merah padam.

“Berapa kali aku harus menjawab tidak?” jawab Hadi sambil mendesah napas pelan. Dia melihat ke arah Lily yang duduk di jok belakang. Gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya.

“Kalian sahabat baik sejak kecil, aku tidak percaya Kakak tidak tahu-menahu tentang perempuan itu,” semprot Dira yang masih kesal.

“Kamu juga sahabat baik dia sejak kecil dan tidak tahu tentang gadis itu,” balas Hadi. Dira menatap kakaknya dengan mata berkaca-kaca. Hadi terenyuh melihat air mata itu. “Dira ….”

“Aku akan membalas perbuatan si bodoh itu. Dia sudah sangat mempermalukan aku malam ini.”

Terpopuler

Comments

Rohajati Tampubolon

Rohajati Tampubolon

lanjuuut...😊😊😊

2022-04-03

2

lihat semua
Episodes
1 Catatan Penulis
2 Bab 1 - Pencuri
3 Bab 2 - Pekerjaan
4 Bab 3 - Duit
5 Bab 4 - Janji
6 Bab 5 - Kejujuran
7 Bab 6 - Kecelakaan
8 Bab 7 - Game
9 Bab 8 - Berbelanja
10 Bab 9 - Desakan
11 Bab 10 - Perkuliahan
12 Bab 11 - Dia Lagi
13 Bab 12 - Teman Pertama
14 Bab 13 - Perayaan
15 Bab 14 - Berakhir
16 Bab 15 - Latihan
17 Bab 16 - Pengecut
18 Bab 17 - Ketahuan
19 Bab 18 - Surat Palsu
20 Bab 19 - Rival
21 Bab 20 - Kado Terbaik
22 Bab 21 - Bukan Kecelakaan
23 Bab 22 - Tidak Peka
24 Bab 23 - Makan Bersama
25 Bab 24 - Misteri
26 Bab 25 - Identitas
27 Bab 26 - Saudara
28 Bab 27 - Taruhan
29 Bab 28 - Geram
30 Bab 29 - Jawabanku Tidak
31 Bab 30 - Ganti Rugi
32 Bab 31 - Pengancam
33 Bab 32 - Resah
34 Bab 33 - Pertemuan Kembali
35 Bab 34 - Curiga
36 Bab 35 - Bukti
37 Bab 36 - Salah Sendiri
38 Bab 37 - Rahasia
39 Bab 38 - Pria Misterius
40 Bab 39 - Sang Adik
41 Bab 40 - Ayah Sahabatku
42 Bab 41 - Penyesalan
43 Bab 42 - Tes Kedua
44 Bab 43 - Penculik
45 Bab 44 - Hanya Teman
46 Bab 45 - Hasil Tes
47 Bab 46 - Pengkhianatan
48 Bab 47 - Pulang
49 Bab 48 - Terpaksa
50 Bab 49 - Pancingan
51 Bab 50 - Aku Takut
52 Bab 51 - Kencan
53 Bab 52 - Sudah Cukup
54 Bab 53 - Nama Lahir
55 Bab 54 - Lelaki Sejati
56 Bab 55 - Mencuri Dengar
57 Bab 56 - Musuh dalam Selimut
58 Bab 57 - Putus
59 Bab 58 - Rusaknya Kebahagiaan
60 Bab 59 - Tidak Tenang
61 Bab 60 - Pria Gila
62 Bab 61 - Langkahi Dulu Mayatku
63 Bab 62 - Dibawa Pergi
64 Bab 63 - Melepaskan Diri
65 Bab 64 - Bahaya Berlalu
66 Bab 65 - Pulih dengan Cepat
67 Bab 66 - Gadisku
68 Bab 67 - Deklarasi Cinta
69 Bab 68 - Skandal Foto
70 Bab 69 - Hanya Bisnis
71 Bab 70 - Urusan Orang Dewasa
72 Bab 71 - Cinta Tak Berbalas
73 Bab 72 - Beri Dia Waktu
74 Bab 73 - Aku Tanpa Kamu
75 Bab 74 - Hari yang Ditunggu
76 Bab 75 - Lebih dari Teman
77 Bab 76 - Bersikap Berlebihan
78 Bab 77 - Ekspresi Maaf
79 Bab 78 - Urusan yang Belum Selesai
80 Bab 79 - Ibu yang Baik
81 Bab 80 - Memutuskan Tanpa Diskusi
82 Bab 81 - Bukti Keseriusan
83 Bab 82 - Mencari Kekurangan
84 Bab 83 - Kata yang Manis
85 Bab 84 - Pemuda yang Kuhindari
86 Bab 85 - Hanya Lewat Kematian
87 Bab 86 - Terjadi Lagi
88 Bab 87 - Penyelamatan
89 Bab 88 - Siaran Langsung
90 Bab 89 - Aku Hancur
91 Bab 90 - Kunjungan
92 Bab 91 - Hal yang Terlupa
93 Bab 92 - Bukan Salahmu
94 Bab 93 - Bangkit Lagi
95 Bab 94 - Terpaksa Ikut
96 Bab 95 - Berlibur Bersama
97 Bab 96 - Dia Cemburu
98 Bab 97 - Kalian Curang
99 Bab 98 - Lelah Menangis
100 Bab 99 - Hubungan Kita Sempurna
101 Bab 100 - Aku Sudah Siap
102 Bab 101 - Gendang Perang
103 Bab 102 - Hari Keberuntungan
104 Bab 103 - Ucapan Selamat
105 Bab 104 - Cemburu Buta
106 Bab 105 - Pembelaan
107 Bab 106 - Harga Diri
108 Bab 107 - Lepas Kendali
109 Bab 108 - Teman Biasa
110 Bab 109 - Ujian Penentu
111 Bab 110 - Dia yang Aku Mau
112 Bab 111 - Petunjuk
113 Bab 112 - Bersama Lagi
114 Bab 113 - Kesempatan Terakhir
115 Bab 114 - Sidang Pertama
116 Bab 115 - Tidak Adil
117 Bab 116 - Bukan Urusanku
118 Bab 117 - Pengakuan Pertama
119 Bab 118 - Sidang Kedua
120 Bab 119 - Kembali Normal
121 Bab 120 - Persiapan Acara
122 Bab 121 - Menyangkal Perasaan
123 Bab 122 - Pacar Bohongan
124 Bab 123 - Mata-mata Amatir
125 Bab 124 - Persiapan Audisi
126 Bab 125 - Pantang Mundur
127 Bab 126 - Disengaja
128 Bab 127 - Pengganggu
129 Bab 128 - Hari Sial
130 Bab 129 - Kasmaran
131 Bab 130 - Kesepakatan Semula
132 Bab 131 - Perbuatan Iseng
133 Bab 132 - Rahasia Hatinya
134 Bab 133 - Akhir Sebuah Drama
135 Bab 134 - Kaulari Kukejar
136 Bab 135 - Dibawa Pergi
137 Bab 136 - Pria yang Baik
138 Bab 137 - Mencari Dad
139 Bab 138 - Kesepakatan Damai
140 Bab 139 - Kegigihannya
141 Bab 140 - Tiga Bulan Bersama
142 Bab 141 - Putus Hubungan
143 Bab 142 - Terlalu Berat
144 Bab 143 - Rindu Melanda
145 Bab 144 - Sehari Bersama
146 Bab 145 - Lulus Bersama
147 Bab 146 - Saling Mendukung
148 Bab 147 - Drama Baru
149 Bab 148 - Inspeksi Lapangan
150 Bab 149 - Menyamakan Rencana
151 Bab 150 - Keseleo Lidah
152 Bab 151 - Teman atau Lawan
153 Bab 152 - Anak Gadis Papa
154 Bab 153 - Pemakai Desain Terbaik
155 Bab 154 - Skandal Rahasia
156 Bab 155 - Kencan Bertiga
157 Bab 156 - Sukses Besar
158 Bab 157 - Jujur Saja
159 Bab 158 - Cinta Bersyarat
160 Bab 159 - Usul untuk Mama
161 Bab 160 - Percaya Sepenuhnya
162 Bab 161 - Berbagi Kabar
163 Bab 162 - Teman Lama Misterius
164 Bab 163 - Musibah
165 Bab 164 - Musuh Sejati
166 Bab 165 - Salah Asuh
167 Bab 166 - Kamu Tidak Cacat
168 Bab 167 - Berbagi Kasih Sayang
169 Bab 168 - Persiapan yang Matang
170 Bab 169 - Jatuh Lagi
171 Bab 170 - Tuduhan Jahat
172 Bab 171 - Hanya Beberapa Jam
173 Bab 172 - Menerima Apa Adanya
174 Bab 173 - Gadis Bodoh
175 Bab 174 - Kalimat yang Aneh
176 Bab 175 - Atas Nama Cinta
177 Bab 176 - Satu Detik
178 Bab 177 - Merasa Bersalah
179 Bab 178 - Saling Menjaga
180 Bab 179 - Sebuah Kemajuan
181 Bab 180 - Menyesal Kemudian
182 Bab 181 - Bersikap Dewasa
183 Bab 182 - Hadiah Kejutan
184 Bab 183 - Tidak Berteman
185 Bab 184 - Masuk Perangkap
186 Bab 185 - Konsekuensi Pengganggu
187 Bab 186 - Tinggal Kenangan
188 Bab 187 - Kudukung Sepenuhnya
189 Bab 188 - Lebih Perhatian
190 Bab 189 - Hanya Melakukan Tugas
191 Bab 190 - Menuju Hidup Mandiri
192 Bab 191 - Tuduhan Palsu
193 Bab 192 - Pernyataan Asli
194 Bab 193 - Mendamba Damai
195 Bab 194 - Siasat Andalan
196 Bab 195 - Mengurangi Musuh
197 Bab 196 - Jangan Anggap Remeh
198 Bab 197 - Sumpah Setia
199 Bab 198 - Siap Mengabdi
200 Bab 199 - Pergi untuk Kembali
201 Bab 200 - Hidup Baru
202 Terima Kasih
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Catatan Penulis
2
Bab 1 - Pencuri
3
Bab 2 - Pekerjaan
4
Bab 3 - Duit
5
Bab 4 - Janji
6
Bab 5 - Kejujuran
7
Bab 6 - Kecelakaan
8
Bab 7 - Game
9
Bab 8 - Berbelanja
10
Bab 9 - Desakan
11
Bab 10 - Perkuliahan
12
Bab 11 - Dia Lagi
13
Bab 12 - Teman Pertama
14
Bab 13 - Perayaan
15
Bab 14 - Berakhir
16
Bab 15 - Latihan
17
Bab 16 - Pengecut
18
Bab 17 - Ketahuan
19
Bab 18 - Surat Palsu
20
Bab 19 - Rival
21
Bab 20 - Kado Terbaik
22
Bab 21 - Bukan Kecelakaan
23
Bab 22 - Tidak Peka
24
Bab 23 - Makan Bersama
25
Bab 24 - Misteri
26
Bab 25 - Identitas
27
Bab 26 - Saudara
28
Bab 27 - Taruhan
29
Bab 28 - Geram
30
Bab 29 - Jawabanku Tidak
31
Bab 30 - Ganti Rugi
32
Bab 31 - Pengancam
33
Bab 32 - Resah
34
Bab 33 - Pertemuan Kembali
35
Bab 34 - Curiga
36
Bab 35 - Bukti
37
Bab 36 - Salah Sendiri
38
Bab 37 - Rahasia
39
Bab 38 - Pria Misterius
40
Bab 39 - Sang Adik
41
Bab 40 - Ayah Sahabatku
42
Bab 41 - Penyesalan
43
Bab 42 - Tes Kedua
44
Bab 43 - Penculik
45
Bab 44 - Hanya Teman
46
Bab 45 - Hasil Tes
47
Bab 46 - Pengkhianatan
48
Bab 47 - Pulang
49
Bab 48 - Terpaksa
50
Bab 49 - Pancingan
51
Bab 50 - Aku Takut
52
Bab 51 - Kencan
53
Bab 52 - Sudah Cukup
54
Bab 53 - Nama Lahir
55
Bab 54 - Lelaki Sejati
56
Bab 55 - Mencuri Dengar
57
Bab 56 - Musuh dalam Selimut
58
Bab 57 - Putus
59
Bab 58 - Rusaknya Kebahagiaan
60
Bab 59 - Tidak Tenang
61
Bab 60 - Pria Gila
62
Bab 61 - Langkahi Dulu Mayatku
63
Bab 62 - Dibawa Pergi
64
Bab 63 - Melepaskan Diri
65
Bab 64 - Bahaya Berlalu
66
Bab 65 - Pulih dengan Cepat
67
Bab 66 - Gadisku
68
Bab 67 - Deklarasi Cinta
69
Bab 68 - Skandal Foto
70
Bab 69 - Hanya Bisnis
71
Bab 70 - Urusan Orang Dewasa
72
Bab 71 - Cinta Tak Berbalas
73
Bab 72 - Beri Dia Waktu
74
Bab 73 - Aku Tanpa Kamu
75
Bab 74 - Hari yang Ditunggu
76
Bab 75 - Lebih dari Teman
77
Bab 76 - Bersikap Berlebihan
78
Bab 77 - Ekspresi Maaf
79
Bab 78 - Urusan yang Belum Selesai
80
Bab 79 - Ibu yang Baik
81
Bab 80 - Memutuskan Tanpa Diskusi
82
Bab 81 - Bukti Keseriusan
83
Bab 82 - Mencari Kekurangan
84
Bab 83 - Kata yang Manis
85
Bab 84 - Pemuda yang Kuhindari
86
Bab 85 - Hanya Lewat Kematian
87
Bab 86 - Terjadi Lagi
88
Bab 87 - Penyelamatan
89
Bab 88 - Siaran Langsung
90
Bab 89 - Aku Hancur
91
Bab 90 - Kunjungan
92
Bab 91 - Hal yang Terlupa
93
Bab 92 - Bukan Salahmu
94
Bab 93 - Bangkit Lagi
95
Bab 94 - Terpaksa Ikut
96
Bab 95 - Berlibur Bersama
97
Bab 96 - Dia Cemburu
98
Bab 97 - Kalian Curang
99
Bab 98 - Lelah Menangis
100
Bab 99 - Hubungan Kita Sempurna
101
Bab 100 - Aku Sudah Siap
102
Bab 101 - Gendang Perang
103
Bab 102 - Hari Keberuntungan
104
Bab 103 - Ucapan Selamat
105
Bab 104 - Cemburu Buta
106
Bab 105 - Pembelaan
107
Bab 106 - Harga Diri
108
Bab 107 - Lepas Kendali
109
Bab 108 - Teman Biasa
110
Bab 109 - Ujian Penentu
111
Bab 110 - Dia yang Aku Mau
112
Bab 111 - Petunjuk
113
Bab 112 - Bersama Lagi
114
Bab 113 - Kesempatan Terakhir
115
Bab 114 - Sidang Pertama
116
Bab 115 - Tidak Adil
117
Bab 116 - Bukan Urusanku
118
Bab 117 - Pengakuan Pertama
119
Bab 118 - Sidang Kedua
120
Bab 119 - Kembali Normal
121
Bab 120 - Persiapan Acara
122
Bab 121 - Menyangkal Perasaan
123
Bab 122 - Pacar Bohongan
124
Bab 123 - Mata-mata Amatir
125
Bab 124 - Persiapan Audisi
126
Bab 125 - Pantang Mundur
127
Bab 126 - Disengaja
128
Bab 127 - Pengganggu
129
Bab 128 - Hari Sial
130
Bab 129 - Kasmaran
131
Bab 130 - Kesepakatan Semula
132
Bab 131 - Perbuatan Iseng
133
Bab 132 - Rahasia Hatinya
134
Bab 133 - Akhir Sebuah Drama
135
Bab 134 - Kaulari Kukejar
136
Bab 135 - Dibawa Pergi
137
Bab 136 - Pria yang Baik
138
Bab 137 - Mencari Dad
139
Bab 138 - Kesepakatan Damai
140
Bab 139 - Kegigihannya
141
Bab 140 - Tiga Bulan Bersama
142
Bab 141 - Putus Hubungan
143
Bab 142 - Terlalu Berat
144
Bab 143 - Rindu Melanda
145
Bab 144 - Sehari Bersama
146
Bab 145 - Lulus Bersama
147
Bab 146 - Saling Mendukung
148
Bab 147 - Drama Baru
149
Bab 148 - Inspeksi Lapangan
150
Bab 149 - Menyamakan Rencana
151
Bab 150 - Keseleo Lidah
152
Bab 151 - Teman atau Lawan
153
Bab 152 - Anak Gadis Papa
154
Bab 153 - Pemakai Desain Terbaik
155
Bab 154 - Skandal Rahasia
156
Bab 155 - Kencan Bertiga
157
Bab 156 - Sukses Besar
158
Bab 157 - Jujur Saja
159
Bab 158 - Cinta Bersyarat
160
Bab 159 - Usul untuk Mama
161
Bab 160 - Percaya Sepenuhnya
162
Bab 161 - Berbagi Kabar
163
Bab 162 - Teman Lama Misterius
164
Bab 163 - Musibah
165
Bab 164 - Musuh Sejati
166
Bab 165 - Salah Asuh
167
Bab 166 - Kamu Tidak Cacat
168
Bab 167 - Berbagi Kasih Sayang
169
Bab 168 - Persiapan yang Matang
170
Bab 169 - Jatuh Lagi
171
Bab 170 - Tuduhan Jahat
172
Bab 171 - Hanya Beberapa Jam
173
Bab 172 - Menerima Apa Adanya
174
Bab 173 - Gadis Bodoh
175
Bab 174 - Kalimat yang Aneh
176
Bab 175 - Atas Nama Cinta
177
Bab 176 - Satu Detik
178
Bab 177 - Merasa Bersalah
179
Bab 178 - Saling Menjaga
180
Bab 179 - Sebuah Kemajuan
181
Bab 180 - Menyesal Kemudian
182
Bab 181 - Bersikap Dewasa
183
Bab 182 - Hadiah Kejutan
184
Bab 183 - Tidak Berteman
185
Bab 184 - Masuk Perangkap
186
Bab 185 - Konsekuensi Pengganggu
187
Bab 186 - Tinggal Kenangan
188
Bab 187 - Kudukung Sepenuhnya
189
Bab 188 - Lebih Perhatian
190
Bab 189 - Hanya Melakukan Tugas
191
Bab 190 - Menuju Hidup Mandiri
192
Bab 191 - Tuduhan Palsu
193
Bab 192 - Pernyataan Asli
194
Bab 193 - Mendamba Damai
195
Bab 194 - Siasat Andalan
196
Bab 195 - Mengurangi Musuh
197
Bab 196 - Jangan Anggap Remeh
198
Bab 197 - Sumpah Setia
199
Bab 198 - Siap Mengabdi
200
Bab 199 - Pergi untuk Kembali
201
Bab 200 - Hidup Baru
202
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!