Dada Arvin bergemuruh. Jantungnya berpacu lebih cepat. Beberapa kali ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembusnya perlahan untuk menetralkan detak jantungnya. Tapi tidak berhasil. Arvin memang sudah beberapa kali berkencan dengan perempuan. Tapi ia tidak pernah melewati batas. Paling hanya sekedar bergandengan tangan. Itu saja, tidak membuat denyut jantungnya terpacu seperti saat ini.
" Ohhh...****!!" umpat Arvin. " Kenapa dia jadi bangun???? " umpatnya kembali. Arvin mengusap wajahnya kasar. Lalu ia menundukkan sedikit kepalanya, sehingga ia bisa menatap wajah cantik Queen. Seorang gadis cantik yang ia anggap adik dan juga menganggapnya kakak selama ini.
Arvin mengulurkan tangannya untuk membelai wajah Ratu. Menulusuri tiap jengkal wajah itu.
" Cantik. " sebuah kata yang terucap dari bibir Arvin. Tapi beberapa menit kemudian, ia segera menarik kembali tangannya.
" Arvin, you have to remember. She is your sister. Your little sister. Your little Queen. " ucapnya lirih memperingatkan dirinya sendiri.
" Tapi kenapa semakin lama aku jadi tidak bisa jauh dari kamu Queen? Kenapa hati ini juga makin tidak rela saat membayangkan dirimu bersama laki-laki lain? Oh...Ya Tuhan... Salahkan perasaanku ini? Tapi Queen juga bukan adik kandungku kan? " ucap hati Arvin bermonolog.
Tanpa ia sadari, Arvin mengambil ponselnya lalu mengambil gambar Ratu yang sedang menutup mata itu.
" Nggghhh...." suara Ratu kembali terdengar. " Peluk. " ucapnya kemudian sambil semakin menempelkan tubuhnya ke tubuh Arvin. Ia bahkan menyembunyikan wajahnya di leher Arvin, dan memeluk tubuh Arvin erat.
" Hey...Apa yang kamu lakukan? " pekik Arvin terkejut saat ia kembali merasakan dua benda kenyal menekan bawah dadanya.
" Peluk. Dingiiiiinnnn..." racau Ratu kembali.
Arvin mendesah perlahan sambil kembali mengalungkan tangannya ke pinggang Ratu dan memeluknya. Kini dia harus ekstra menahan sesuatu yang mengeras di area tubuh bawahnya.
Cukup lama Arvin menahan sesak di bagian bawahnya, sampai akhirnya ia ikut tertidur pulas. Ia yang rencananya akan menjaga Ratu semalam suntuk dalam keadaan terjaga, tapi karena tubuhnya terasa hangat, ia malah ikutan tertidur lelap.
Ia juga berencana terjaga karena ia khawatir jika tiba-tiba Ratu terbangun dan mendapati keadaan mereka yang sedang bertelanjang dada, maka sudah bisa di pastikan jika Ratu akan marah dan membencinya. Dan Arvin tidak mau itu terjadi.
Adzan subuh berkumandang. Arvin mendengar suara adzan itu. Ia menggeliat kecil, lalu ia teringat apa yang terjadi semalam. Arvin segera membuka matanya dan melihat ke arah Ratu.
" Oh, syukurlah dia masih tidur. " gumam Arvin. " Sudah subuh? Ahh , bagaimana aku bisa ketiduran? " ucapnya.
Arvin segera mengecek kembali suhu tubuh Ratu. Arvin tersenyum lega. Tidak sia-sia ia nekat memeluk Ratu dalam keadaan polos atas. Suhu tubuh Ratu sudah turun. Meskipun masih agak demam, tapi sudah tidak setinggi semalam.
Tiba-tiba Ratu menggeliat dan mengubah posisi tidurnya menjadi telentang. Daaannn.... terlihatlah tubuh polos Ratu karena selimut yang ia pakai melorot.
" Oh... Astaghfirullah...Ampuni aku Ya Allah..." gumam Arvin saat tanpa sengaja ia melihat tubuh polos Ratu. Meskipun dada Ratu masih tertutup br@, tapi tetap saja Arvin bisa membayangkan bentuk dan ukuran dada Ratu.
" ****!!! Kenapa kamu bangun lagiii??" umpatnya kembali menatap bagian bawahnya. " Aku harus segera memakaikan kembali baju Queen sebelum ia terbangun.
Arvin segera memasangkan kembali atasan piyama Ratu yang semalam ia lepas, dengan mata tertutup. Tapi karena matanya tertutup, membuat tangan Arvin memegang sesuatu yang tidak seharusnya ia pegang. Secepat kilat Arvin menjauhkan tangannya dari dada Ratu.
" Sial. Kenapa tanganku malah memegangnya? Ooo...kenapa juga si kecil jadi tambah menyiksa begini sih? " ujar Arvin sambil mengelus bawah perutnya.
" Tidak...Aku harus secepatnya menutup kembali harta Queen biar aku tidak makin tersiksa. Yah. Kamu bisa, Arvin. " ucap Arvin kembali menyemangati dirinya.
" Ayo kita lakukan dengan mata terbuka. Daripada salah pegang lagi. Sama-sama berdosa, mari kita pakai cara yang lebih cepat. Jadi dosanya juga cuma sedikit. " ucapnya kembali sambil menatap kedua tangannya.
Arvin kembali memandang Ratu. Ia kembali memasangkan kancing piyama Ratu yang tadi sempat tercancel karena salah pegang. Beberapa kali Arvin menelan salivanya karena ia harus melihat secara live benda pusaka milik Ratu.
Beberapa menit kemudian, piyama Ratu sudah kembali terpasang dengan baik. Arvin membenahi selimut Ratu, lalu ia segera membuka kunci pintu kamar Ratu dan keluar dari kamar itu menuju ke kamarnya sendiri.
Sampai di dalam kamarnya, Arvin segera menuju ke kamar mandi. Ia melepas semua pakaiannya dan menghidupkan air shower. Arvin berdiri di bawah guyuran air shower sambil bermain dengan benda pusakanya dan si Luxy.
" Aaahh.... Sssshhhhhh...." desisan keluar dari mulut Arvin. Ia berusaha menyelesaikan kegalauan adik kecilnya yang semenjak semalam meminta pelepasan dengan berbagai bayangan. Tapi bayangan itu selalu saja kembali ke tubuh Ratu. Akhirnya Arvin menyerah dan menggunakan Ratu sebagai objek pelepasannya.
" Ooohhh....I wanna faster honey....." racau Arvin sambil lebih kencang bermain dengan adik kecilnya. Dengan satu tangan menempel di dinding dan satu tangan lagi bermain lincah dengan si kecil.
" Ohhh...My Queen....I want you...." Arvin menengadahkan kepalanya saat ia berada di puncak. Dan..." Aaahhhhh..... Nggghhh..." ia kembali mengerang tertahan karena ia tidak ingin orang rumah mendengar erangannya.
Arvin menundukkan kepalanya dengan nafas tersengal-sengal setelah ia mendapatkan pelepasan. Arvin baru saja membuang jentik-jentik yang bisa bertransformasi menjadi kecebong ke selokan. Arvin telah membuang bibit unggulnya ke dalam selokan begitu saja. Padahal di luaran sana banyak perempuan yang bersedia menampung benihnya itu.
Siapa sih yang tidak mendamba seorang Arvin Regan Downey, postur tubuh yang tinggi, berotot, kekar, sek**, rambut coklat, iris mata hanzel, hidung mancung. Seorang laki-laki blasteran Indonesia Inggris. Tapi sayangnya, Arvin tidak pernah tertarik dengan mereka semua.
Sebenarnya, sudah sejak lama Arvin memendam perasaan kepada Ratu, yang semua orang tahu jika gadis itu adalah adiknya. Arvin selalu menutupi perasaannya itu dengan baik. Entah semenjak kapan perasaan sayang terhadap adik berubah menjadi perasaan sayang terhadap lawan jenis. Arvin sendiripun tidak tahu.
Setelah membersihkan tubuhnya, Arvin segera mengambil wudhu dan menjalankan sholat subuh di dalam kamarnya. Selesai sholat subuh, Arvin berniat kembali ke kamar Ratu, mengecek kembali keadaannya.
" Abang..." panggil sang mommy ketika ia menutup pintu kamarnya.
" Mom...Pagi..." sapa Arvin sambil mengecup pipi sang mommy.
" Pagi juga, sayang. " sapa Armell balik. " Bang, apa semalam Ratu demam? Kok ada ini di atas meja nakasnya? " tanya Armell sambil mengangkat baskom yang berada di tangannya.
" Iya mom. Tapi tadi saat Ar meninggalkan dia, suhunya sudah turun. "
" Iya, tadi mom sempat cek, suhunya sudah normal. Kalau Ratu demam, kenapa Abang nggak bangunin mommy? Abang kan jadi kerepotan sendiri harus jagain Ratu. Tahu sendiri kan si Ratu kalau lagi nggak enak badan gimana rempongnya? " ujar Armell.
Arvin terkekeh. " It's oke, mom. Arvin bisa mengatasinya. Lagian semalam Queen demam sudah hampir tengah malam. Mommy sama Daddy juga lagi istirahat. "
" Hah. " Armell menghela nafas lega. Tapi detik berikutnya, Armell kembali memandang Arvin. " Abang kok masih pagi buta begini udah mandi? Udah mau pulang ke rumah ayah? "
" Mmm...he...he...he..." Arvin bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin dia mengatakan kalau ia habis ritual gara-gara melihat dua buah melon segar kan?
" Arvin pulang nanti kok mom. Tadi...Tadi...Arvin sengaja mandi soalnya kan mau sholat subuh. Tapi semalam habis kehujanan Arvin belum mandi. Jadi biar sholatnya afdol, Arvin mandi dulu. Bersihin badan dulu. "
" Abang udah sholat? "
" Sudah mom. "
" Ya udah, mom buatin minuman hangat buat kamu dulu di bawah. "
" Iya mom. Makasih. Arvin mau lihat kondisi Queen dulu. Setelah itu, Arvin susulin mommy di bawah. "
Armell mengangguk, menepuk pundak Arvin, lalu berlalu dari sana.
" Huft...Fiuhhh..." Arvin menghela nafas lega setelah Armell berlalu. Ia berasa seperti seorang pencuri yang hampir ketahuan. Tapi jika di pikir-pikir, bukankah ia memang seorang pencuri? Pencuri hati gadis kecil yang cantik Putri mommy dan Daddy-nya.
Arvin berdehem menetralkan detak jantungnya sambil berjalan menuju kamar Ratu.
***
bersambung
Agak nggak enak di baca pas siang ya... soalnya kita lagi puasa...🤭
Untung aja, othor nulisnya udah semalem pas udah buka...👏👏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Shi Chaca
aq baca ny deg degn tkt arvin ktauan z thorr..
2022-06-26
2
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
gimana nanti ya, apakah cintanya arvin bersambut dan dpt restu dri mommy dan daddynya queen??
semoga direstui dan bersatu mereka berdua. ❤🦋❤🦋❤🦋❤
2022-04-07
2
Syarifah
ada2 aja thorr
2022-04-06
1