" Mmmhhh....Sssshhhhh...." terdengar suara dari mulut Ratu dengan mata yang tertutup. " Mooommm....." rengeknya.
Arvin yang memang malam itu menemani Ratu, segera bangkit dari duduknya kala mendengar suara Ratu merengek.
" Mooommm.....Dingiiiiinnnn... Selimutnya di tambah lagi...." rengek Ratu kembali.
Arvin mempercepat langkahnya mendekati ranjang dimana Ratu sedang terlelap tadi.
" Queen...Are you oke? " tanya Arvin saat ia sudah berada di dekat Ratu.
" Mommyyyy....." racau Ratu kembali sambil mengeratkan selimutnya. Ratu terlihat sangat tidak nyaman dalam tidurnya.
Arvin mengerutkan keningnya dan mengulurkan tangannya untuk mengecek suhu badan Ratu .
" Astaghfirullah... Queen, kamu demam. " gumam Arvin saat mendapati kening Ratu sangat panas. Ia kembali mengecek suhu badan Ratu dengan termometer yang memang sudah tersedia di laci nakas Ratu.
" 39 derajat. Tinggi banget. " gumam Arvin setelah ia melihat angka yang tertera di termometer digital milik Ratu. " Tunggu sebentar, Queen. " ucapnya selanjutnya.
Arvin bergegas keluar dari dalam kamar Ratu. Ia hendak memberitahu Armell maupun Seno jika Ratu sedang demam tinggi. Tapi saat ia sudah berdiri di depan pintu kamar orang tua angkatnya, Arvin berhenti. Ia tidak jadi mengetuk daun pintu itu.
" Sudah jam 11 malam. Mom dan Dad pasti sudah tidur. Kasihan jika harus membangunkan mereka. Lagian tadi aku sudah mengatakan sama mereka kalau aku yang akan menjaga Queen malam ini. " gumam Arvin.
Akhirnya Arvin mengurungkan niatnya untuk membangunkan mom juga dad-nya. Arvin berjalan menuju ke dapur. Suasana rumah sudah sangat sepi karena hari memang sudah sangat malam. Arvin bergegas mengambil baskom dan mengisinya dengan air dingin. Lalu ia berjalan ke almari dekat dapur dimana mom-nya biasa menyimpan washlap. Ia mengambil sebuah washlap dari sana.
Kemudian Arvin bergegas kembali ke lantai dua dimana kamar Queen berada. Sampai di dalam kamar, Arvin segera mengompres kening Queen dengan air yang tadi ia bawa.
Berulang kali Arvin memasang kain washlap di kening Queen. Selang beberapa menit, kain yang tadi terasa dingin, sudah terasa panas karena suhu tubuh Ratu yang tinggi. Beberapa kali Arvin mengganti washlap itu, dan menunggu dengan harap-harap cemas suhu tubuh Ratu menurun.
Setelah satu jam lamanya Arvin melakukan hal itu, ia kembali mencoba mengecek suhu tubuh Ratu.
" Ah, kenapa tidak turun malah naik suhunya. " gerutu Arvin.
" Mommm...dingin.." racau Ratu dengan bergerak-gerak gelisah.
" Mom...jangan tinggalin Ratu sendiri. Temenin Ratu mom...." racaunya kembali. Memang sedari tadi Ratu selalu meracau. Mungkin karena suhu tubuhnya yang tinggi jadi ia selalu merengek dan meracau.
" Queen...Abang di sini. Nemenin Queen. Queen nggak sendiri. " ucap Arvin menenangkan sambil menggenggam tangan Ratu.
" Abaaang.... Queen sakit bang... Temenin Queen ya bang. " racau Ratu kembali.
" Iya, Abang tahu Queen sakit. Dan Abang di sini nemenin Queen. " sahut Arvin menjawab racauan Ratu.
" Baaang.... Queen kedinginan. Peluk Queen baaang...." rengek Ratu dalam ketidaksadarannya.
Tanpa berpikir panjang, Arvin naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya di samping Ratu. Ia lalu memeluk tubuh Ratu erat.
Ratu berhenti meracau selama beberapa saat ketika Arvin memeluknya. Ratu nampak agak tenang tidurnya. Arvin memeluk sambil mengelus lengan Ratu.
Selang setengah jam kemudian, Ratu kembali meracau.
" Mommm...makin dingin mom...." racaunya.
Arvin kembali panik. Ia sudah mengompresnya. Bahkan memeluknya. Kenapa Ratu masih saja merengek kedinginan. Arvin kembali mengecek suhu tubuh Ratu.
" 40 derajat. Tinggi banget ini. Ahh...apa yang harus aku lakukan? " gumam Arvin. Ia mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Ia mencoba browsing di internet cara menurunkan suhu badan yang panas dengan cepat.
Arvin mengerutkan keningnya kala ia menemukan sebuah artikel. " Gila. Kenapa harus begini caranya. Wah, nggak bener nih artikel. Menyesatkan. " gerutunya.
Lalu ia kembali mencari artikel yang lain. Lagi dan lagi entah sudah berapa artikel yang ia baca, hampir semua artikel itu menulis cara yang sudah ia lakukan tadi, dan cara lain yang sama dengan artikel yang ia baca pertama kali tadi.
" Kenapa semua artikel yang aku baca semuanya menunjukkan cara yang sama? " gumamnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. " Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu. Dia mungkin menganggapku kakaknya. Tapi bukankah aku bukan kakak kandungnya? " Arvin bermonolog sendiri sambil masih menatap nanar ponselnya.
" Apa aku bangunkan Danique saja? Dia kan kakak kandungnya. " lanjutnya. Arvin hendak bangkit dari atas ranjang, tapi sesaat ia urungkan. Ia kembali duduk.
" Tidak ..Tidak...Aku tidak bisa membiarkan laki-laki lain melihat tubuh polos Queen. Tidak ..Tidak... sekalipun itu Danique. " gumam Arvin sambil menggelengkan kepalanya. " Danique juga seorang laki-laki meskipun ia kakak kandung Queen. Lalu apa yang harus aku lakukan? " Arvin malah menjadi semakin bingung.
" Mommy...dingin mom..." rengek Ratu sambil menggigil. Bibirnya juga sudah kebiruan.
Arvin kembali menatap Ratu dengan tatapan bingung.
" Arvin, kamu kan tidak mengijinkan laki-laki lain melihat tubuh polos Queen. Hanya laki-laki lain kan? Jadi kalau kamu sendiri yang lihat berarti tidak apa-apa dong..." suara red Devils di otak Arvin.
" Ahhh..." Arvin mengerang sambil menarik rambutnya kala ia mendengar suara itu.
" Mommm....Peluk Ratu mom...." Ratu kembali meracau.
" Hah. " Arvin membuang nafas kasar. " Oke, ayo kita lakukan. " gumam Arvin ke dirinya sendiri. Sepertinya Arvin akan melakukan apa yang di katakan dalam artikel tadi. Menurunkan suhu tubuh dengan menyatukan dua tubuh secara langsung.
" Sebaiknya aku kunci pintunya dulu. Aku tidak mau keluargaku salah paham dengan apa yang aku lakukan. " ujar Arvin, lalu ia meloncat turun dari atas ranjang dan segera memutar kunci pintu kamar Ratu.
Setelah mengunci pintu, Arvin membuka kaosnya, dan ia letakkan di pinggir ranjang. Kemudian, ia kembali naik ke atas ranjang. Perlahan, ia membuka selimut yang menutupi tubuh Ratu bagian atas.
" Maaf, Queen, abang harus melakukan ini. Demi kamu. Abang harap jika kamu tahu, kamu tidak akan marah dan benci sama abang. " ucap Arvin.
Lalu ia memejamkan matanya, dan membuka kancing piyama Ratu satu persatu. Setelah kancing itu terlepas semua, Arvin membuka piyama Ratu. Lalu ia kembali merebahkan tubuhnya dan mendekatkan tubuhnya ke tubuh polos Ratu. Perlahan, Arvin menempelkan tubuh polosnya ke tubuh polos Ratu dan mendekapnya. Setelah ia mendekap tubuh Ratu, Arvin baru berani membuka matanya.
Dengan mendongakkan kepalanya, Arvin meraih selimut dan menutupi tubuh polos mereka. Baru beberapa detik dalam posisi seperti itu, sudah membuat Arvin resah.
Arvin merasakan hal yang lain. Meskipun Ratu masih mengenakan br@nya, tapi tetap saja Arvin bisa merasakan betapa kenyal dua benda itu yang kini menempel sempurna pada tubuhnya bagian atas. Dan tangannya, ia harus memeluk tubuh Ratu. Jadi, secara langsung, tangannya bisa merasakan betapa lembut dan halus punggung Ratu. Perutnya bisa merasakan kulit perut Ratu secara langsung.
Dada Arvin bergemuruh. Jantungnya berpacu lebih cepat. Beberapa kali ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembusnya perlahan untuk menetralkan detak jantungnya. Tapi tidak berhasil. Arvin memang sudah beberapa kali berkencan dengan perempuan. Tapi ia tidak pernah melewati batas. Paling hanya sekedar bergandengan tangan. Itu saja, tidak membuat denyut jantungnya terpacu seperti saat ini.
" Ohhh...****!!" umpat Arvin. " Kenapa dia jadi bangun???? " umpatnya kembali.
****
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Jusmiati
idih, di bawa ke rumah sakit kek...🤔🤔🤔
2023-08-03
1
Liana Rismawati
dikasih obat penurun panas dulu kali bang
2022-12-07
1
Shi Chaca
ooh ya ampun😱 aq gk brni liat🙈
2022-06-26
1