chapter 04

selepas acara pernikahan ayah kami dibawa kerumah Tante erina,aku dan adikku tidak masalah di ajak kesana hitung-hitung sebagai perkenalan, tapi masalah nya kenapa aku harus satu mobil dengan dua mahluk ini.? Iqbal dan rehan sedari tadi aku meremas gaun yang aku kenakan,seringai kecil terus terukir di sudut bibir mereka apa lagi saat melihatku duduk manis dibelakang mobil.

aku tidak suka suasana seperti ini,dimana aku sebagai kelinci dan mereka sebagai predator buas yang mengintai,adikku ikut ayah di mobil satu nya aku ingin ikut ayah tapi entah kenapa aku malah di titipkan pada mereka,bukan kah ini sama saja ayah menjadikan ku sebagai umpat untuk mereka.?

"santai saja jangan tegang seperti itu." ucap rehan dengan senyum miringnya,dia pikir aku akan terpesona dengan senyum licik nya.

"kak aku duduk di belakang" ucap Iqbal cepat,rehan meremas setir mobil karna telat beraksi sedang kan aku terkejut mendengar ucapan Iqbal.

dia masuk dan duduk disamping ku,aku menatapnya bingung kenapa dia harus duduk di belakang ?? bukankah lebih baik duduk didepan.??

"kenapa.?? aku hanya ingin mencoba duduk dibelakang.!!" ujarnya menatap ku seakan tau dengan kebingungan ku,aku tidak menjawab aku hanya membuang muka dan menatap jendela..

cukup lama keheningan didalam mobil itu,rehan yang menyetir tapisering melirik ku sedang Iqbal sibuk memainkan hp,, dan aku terus melihat jalan aku benar-benar tidak suka bersama mereka,alangkah baik nya jika ada Ferdi setidak nya tidak secanggih ini.

"apa kau akan tinggal bersama kami.??" tanya Iqbal secara mendadak memecah keheningan didalam mobil,aku tidak menjawab karna aku merasa itu tidak penting.

'"hey kenapa tidak menjawab.?" tanya nya sekali lagi,aku hanya melihat sekilas lalu kembali menatap luar jendela.

"bersikaplah sopan kepada kakak tiri mu" ujar nya penuh tekanan.

"Iqbal... sudahlah jangan bersikap seperti itu." peringat rehan cepat,mungkin dia menangkap ketidak kesukaanku terhadap ku,Iqbal mendengus mendengar peringatan rehan.

mobil rehan memasuk pekarangan sebuah mansion mewah aku akui mansion ini sangat megah,beda jauh dengan rumah kami meski tidak sebesar mansion itu tapi cukup nyaman buat kami.

aku ingin membuka pintu tapi di dahului oleh seseorang,aku mendongak disana sudah ada rehan membuka pintu untuk ku,tanpa mengatakan apa pun aku keluar dari mobil...

"kakak.!!"

aku menoleh ke sumber suara ferdi berlari menghampiri ku dan memelukku erat,aku tau dia tidak nyaman di lingkungan baru apaan lagi tidak ada aku.

"kenapa kakak lama sekali.??" ujarnya cemberut,melihat itu aku hanya tersenyum lembut.

rehan dan Iqbal menatap Ferdi datar lalu pergi dari sana,aku tidak tau apa arti dari tatapan mereka namun aku harap bukan hal buruk.

"ayo masuk ayah sudah menunggu kita." ajak Ferdi menarik tangan ku.

dan disini lah kami duduk saling berhadapan diruang tamu mansion termasuk 2 mahluk itu,tidak ada reaksi apa pun dari kami melihat isi dalam mansion,itu karna sama sekali tidak menarik perhatian ku atau adikku,biar gimana pun lebih nyaman rumah kami sendiri...

"jadi apa Siska dan Ferdi mau tinggal bersama kami disini.??" tanya Tante erina berharap.

Ferdi melirik ku dengan tangan masih menggenggam jariku,aku merasa hal dingin menusuk dari belakang arah kursi lain dan itu berasal dari kedua pemuda disana.

"maaf Tante... kami akan tetap tinggal dirumah lama.!!" ucapku pelan ,aku tidak ingin menyinggung Tante erina yang baik,aku bisa menangkap dari ekor mata ku kedua mahluk itu terkejut mendengar jawaban ku.

"kenapa nak.?? apa tempat ini tidak nyaman untuk kalian.??"

"bukan begitu Tante... rumah ini sangat nyaman apa lagi bersama kalian... tapi aku dan Ferdi tidak bisa meninggalkan sesuatu dirumah itu." jelas ku berhati-hati.

"sesuatu apa itu.?" tanya Tante erina.

"kenangan dari ibu kami" jawab Ferdi cepat,mendengar jawaban Ferdi raut wajah Tante erina berubah tidak enak yang membuat ku merasa bersalah.

"maaf Tante... disana banyak kenangan ibu jadi kami tidak bisa meninggalkan nya.!!" ujar ku menunduk.

aku mendengar Tante erina menghela nafas... "iya aku mengerti... tapi bisakah kalian memanggil ku mamah.??" ucapnya penuh harap.

"tid...

ucapan Ferdi terhenti saat aku meremas jari nya keras, "akan kami usaha kan Tante" jawabku

"nak bisakah kalian tinggal di rumah ini untuk sementara.?? 1 Minggu saja.!!"

aku menatap ayah yang hanya diam sedari tadi tapi dia menatap ku harap dan Tante erina masih menunggu jawaban kami.

"iya... setidak nya kalian harus merasakan tinggal dirumah mewah.!!" sahut Iqbal yang sedari tadi diam.

aku hanya diam memikirkan konsekuensi jika tinggal disana,meski hanya sementara aku yakin mereka akan berusaha mengganggu ku...

tapi aku masih ingin bersama ayah,aku dan Ferdi saling menatap meminta pendapat tapi tidak ada yang bisa kami lakukan.

"baiklah Tante" jawab ku pelan,Tante erina tersenyum cerah begitu juga ayah dan jangan lupakan dua mahluk itu malah menyeringai puas... apa yang mereka rencana kan.?? aku harus waspada.

****

lagi-lagi aku di hadapkan oleh situasi yang tidak menyenangkan,dimana aku harus diantar oleh rehan menuju kamar yang akan aku tepati,Ferdi diantar oleh pelayan tapi kenapa aku di antar oleh rehan.?? kenapa juga ayah menyetujui nya saat rehan menawarkan diri untuk mengantar ku.?

kamarku dan Ferdi terpisah jauh,dia di lantai 2 sedangkan aku di beri kamar lantai 3,aku ingin sebelahan dengan Ferdi tapi tidak di izin kan oleh rehan dan Iqbal,kenapa.?? karna alasan mereka seorang gadis harus memiliki lantai pribadi sendiri,!!! alasan macam apa itu.?? ucapan mereka seakan begitu menyayangi adik perempuan bukan.??

dan bodoh nya mereka percaya dengan ucapan kedua mahluk itu... aku tidak habis pikir mengenai mereka...

aku berjalan mengikuti rehan tanpa menghiraukan cowok itu,aku terus sibuk dengan pikiran ku tanpa sadar kami sudah berada didalam kamar dan aku tidak menyadari itu,aku terus berjalan hingga menabrak tubuh tegap rehan.

"kau sangat tidak sabaran ya.?? untuk menggoda ku.??" ucap nya berbisik di telingaku,aku dengan cepat mendorong dada nya untuk menjauh namun tangan nya sudah melingkar di pinggang ku.

kenapa aku sangat bodoh menerima begitu saja tawaran untuk tinggal di sini,padahal aku tau ada hal berbahaya seperti sekarang.

mata hitam nya menatapku lekat tubuh kami semakin merapat,karna dia terus mempererat pelukan di pinggang ku.

"lepas kan.!!" ucap ku tajam.

rehan menaikkan alis nya mendengar ucapan ku "kau cukup berani ya.???"

ia membenam kan wajah nya keleher jenjang ku yang terekspos tanpa ada yang menghalangi,aku dapat merasakan dia mengendus leherku membuat ku merinding...

"menyingkir dari ku rehan.!!" jerit ku keras tapi sama sekali tidak dia hirau kan, apa yang harus aku lakukan.?? kenapa tidak ada pelayan yang kesini,kenapa tidak mendengar jeritan ku.??

"percuma kau menjerit sekeras apa pun, kamar ini kedap suara tidak ada yang mendengar mu.!!" ucap nya pelan.

"aahhkk" jerit ku tertahan,aku menahan suara ku saat rehan mengecup leher ku tubuhku bergetar,kenapa.?? kenapa dia melakukan ini pada ku.?? air mata ku mengalir begitu saja.

aku menangis karna perlakuan kurang ajar rehan,ia mendongak menatap ku karna mendengar isakan, mata nyalebar terkejut...

"Siska maaf kan aku... a-aku hanya mengerjai mu.!!" ucapnya gugup dia meraih wajah ku namun aku tepis dengan kasar..

"aku tidak suka cara becanda mu... menjauh dari ku jangan mendekati ku." teriak ku keras seraya menjauh darinya.

dia hanya berdiri kaku ditempatnya wajah nya sangat syok menatap ku,mungkin dia tidak menyangka akan menangis,ketahui lah aku tidak suka orang yang lancang menyentuh ku..

"beristirahat lah... a-aku akan keluar" ucapnya lalu keluar meninggal kan ku menangis,aku mengusap air mata ku dan menatap punggung rehan yang keluar dari pintu kamar...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!