pagi berganti sore dan sore pun berganti shift dengan malam,langit cerah yang dari tadi bercahaya terang kini menjadi gelap tidak lupa bulan sabit terukir indah diantara bintang...
ini adalah malam dimana kami menemui calon ibu baru,aku harap dia wanita lembut penuh cinta bukan untuk ayah tapi juga untukku dan adikku, yaah itu adalah harapan seorang gadis berusia 17 tahun seperti ku.
nama ku Fransiska Mahendra berumur 17 tahun 6 bulan lagi hari ulang tahun ku,aku harap dihari ulang tahun ku aku di dampingi ayah juga seorang ibu meski hanya ibu sambung.
aku menatap diriku sekali lagi dicermin aku ingin memiliki kesan baik saat bertemu calon istri ayah,setidak nya aku dan adik ku tidak memalukan dalam penampilan.
gaun sederhana bermotif bunga sangat manis menempel di tubuhku,gaun yang ku pakai adalah pemberian ayah dan aku sangat menyukainya.
tok
tok
"kak... apa sudah siap.??" terdengar suara adikku dari luar.
"iya... kakak sudah siap." jawab ku setelah membuka pintu,disana berdiri adik ku berjas navi berdasi kupu-kupu sangat cocok dengan nya yang manis.
"kakak cantik sekali" pujinya
"kau juga tampan" ucapku sambil merapikan dasinya "ayo,ayah pasti sudah menunggu" ajak ku dengan menggandeng tangan nya.
kami menuruni tangga terlihat disana sudah ada ayah dengan jas hitamnya,meski dia sudah lanjut usia namun dia tetap terlihat gagah tidak salah para wanita mengejarnya.
"ayah... apa Tante erina akan menerima kami.??" tanya ku was-was saat ini kami sudah ada di dalam mobil menuju ke tempat janjian,ayah menoleh sekilas lalu kembali fokus ke jalanan.
"tentu saja sayang... di tau jika ayah memiliki kalian dan dia tidak keberatan,dia juga senang saat ayah mengatakan itu". jawab ayah tersenyum tipis.
"apa dia memiliki anak.??" tanya Ferdi dari kursi belakang,sontak aku menoleh menatap ayah.
"iya... dia memiliki 2 anak remaja,mungkin seumuran dengan mu kak" sahut ayah lagi masih dengan senyuman.
entah kenapa terbesit rasa khawatir di hati ku mendengar kata-kata ayah,gimana kalo anak nya tidak menerima kami.?? bagaimana jika mereka tidak menerima Ferdi adik ku.??
tidak.... tidak aku tidak boleh berfikiran yang macam-macam dulu.
aku melihat adikku dari arah kaca spion depan,terlihat raut wajah adikku yang sulit aku artikan aku harap dia tidak berpikiran yang tidak-tidak.... yaah semoga saja.
mobil ayah memasuki parkiran di sebuah restoran,dengan ragu aku turun dari mobil adik ku juga sama dia berdiri disamping ku sambil menggenggam tangan ku erat,aku menatap mata hitam nya yang seakan mengatakan 'jangan khawatir ada aku' setidak nya itu yang aku lihat dari matanya..
kami mengikuti langkah ayah yang lebih dulu masuk kedalam,sekali lagi ada rasa gugup kembali menyerang ku saat sudah beradab di depan pintu berwarna coklat tua,tangan ku dan Ferdi tak pernah terlepas selalu saling menggenggam seakan saling menyalur kan rasa gugup kami...
"maaf kami terlambat!!" ucap ayah setelah membuka pintu.
"tidak apa-apa... kami juga baru sampai" terdengar sahutan wanita dari arah dalam ruangan... apa itu calon ibu baru kami??
"dimana anak-anak mu hen.??" tanya suara itu lagi dengan nada hangat.
"ini mereka.." jawab ayah menggeser tubuhnya memang dari tadi kami berada di belakang punggung besar ayah,terlihat di sana ada 3 orang menatap kami terkejut..
2 remaja dan wanita cantik dengan drees berwarna biru langit,sepertinya dia seumuran dengan ibu kandung ku dengan tatapan sama hangat dan lembut nya.
"ya ampun hen anak mu cantik dan tampan ya.!!" ujar nya sekali lagi menatap ku berbinar,beda lagi dengan 2 remaja disana.
mereka menatap kami terkejut lebih tepat nya menatap ku,ayah benar jika umur ku dan mereka tidak jauh beda mungkin 2 atau 3 tahun lebih tua.
"selamat malam Tante... nama ku Siska dan ini adikku Ferdi" sapah ku ramah memperkenalkan diri,sedang kan adik ku berdiri di belakang ku dengan kepala menunduk.
"kamu sangat cantik" puji nya tersenyum
"terima kasih Tante" jawab ku tersenyum malu.
"adikmu terlihat pemalu ya.??" ujarnya tersenyum lembut.
"dia memang seperti itu Tante... maafkan atas ketidak sopanan nya.!!"
ayah hanya tersenyum mungkin dia merasa puas dengan sikap kalem kami.
"tidak apa-apa... ayo duduk" ajak nya dengan senyum hangat
"oh ya kenal kan ini anak Tante... kenalkan diri kalian" perintah nya kepada kedua cowok disana..
wajah mereka tidak pernah berubah tetap datar,hanya pas kami masuk saja ekspresi kaget selebih nya kembali datar tak berminat.
"Iqbal"
"rehan"
perkenalan yang sangat kaku menurut ku,dengan canggung aku menarik kembali tangan yang sempat aku ulurkan... aku punya firasat gak bagus tentang ini.
"maaf ya... mereka memang seperti itu" ucap Tante erina tidak enak.
"tidak apa-apa Tante" aku tersenyum menenang kan Tante yang terlihat tidak enak dengan kami.
"kamu kelas berapa sis.??"
"aku kelas 11 Tante dan Ferdi kelas 9"
"waah sama dong dengan Iqbal,dia juga kelas 11,sedangkan rehan baru masuk kuliah" jelas nya antusias.
tanpa sengaja mata ku bertemu dengan mata hitam cowok didepan ku yang menatapku intens,tentu saja aku kaget dengan cepat aku mengalihkan pandangan ku kearah lain.
makan malam ini mengalir begitu saja,aku tidak tau makanan nya masuk dari mulut atau hidung karna aku tidak terlalu menikmatinya,bagai mana bisa aku makan malam dengan nyaman saat ada seseorang menatap kita begitu intens.
adik ku terus menunduk menatap piring yang berisi makanan kesukaan nya,aku rasa ia juga tidak nyaman dengan suasana di ruangan ini.
"permisi... aku izin ketoilet sebentar" izin ku seraya bangkit dari duduk.
"kak apa perlu aku temani" tawar adikku,mungkin dia tau jika aku dalam mode tidak nyaman ku.
"tidak apa-apa kamu disini saja... kakak bisa sendiri" jawab ku mengelus puncak kepala nya nya lembut..
"seperti nya mereka sangat dekat ya Hen.??" aku mendengar pertanyaan Tante erina sebelum keluar.
"iya... bisa di bilang dia adalah kakak sekaligus ibu bagi Ferdi" jawab ayah sendu, hanya itu yang aku dengar dari ayah sebelum benar-benar keluar ruangan selebih nya aku tidak mendengar kan apapun lagi...
****
aku keluar dari salah satu bilik toilet dengan aku membasuh tangan sambil bercermin,aku merapih kan gaun ku sebentar lalu keluar dari sana..
aku sangat kaget saat melihat seseorang berdiri bersandar didepan pintu toilet, langkah ku secara refleks mundur kebelakang saking kaget nya,disana berdiri seorang cowok berkemeja hitam dengan tangan di gulung...
aku tau pemuda ini dia adalah salah satu yang ada di ruangan tadi,kalo tidak salah nama nya rehan mata hitam nya menatap tajam kearah ku.
"maaf ini toilet cewek.... toilet cowok ada di sebelah sana." tunjuk ku kearah toilet cowok.
apa yang dia lakukan disini.?? apa dia memiliki keperluan didekat sini.?? atau dia menunggu kekasihnya.?? ah mungkin saja begitu.
karna tidak ada jawaban aku memilih untuk kembali keruangan tadi namuuunn...
"aku menunggu mu disini... tapi kenapa kau malah ingin meninggalkan??"
tubuh seketika kaku dan merinding mendengar bisikan nya tepat di telinga ku,di tambah ia memeluk tubuhku dari belakang, kenapa jadi seperti ini...
"a-apa maksud mu.??." tanya ku tidak mengerti "sebelum itu.. bisakah kau lepaskan tangan mu dariku.??" aku berusaha melepas kan tangan nya yang melingkar erat di perutku.
"jika kau ingin masuk kekeluarga ku, kau harus siap saja mendapat kan perlakuan seperti ini !!" bisik nya ditelinga ku dengan tangan semakin erat memeluk perut ku... tubuh ku semakin kaku kala napas hangatnya menerpah leher ku.
"lepaskan aku... aku akan melaporkan ini kepada ayahku" ancam ku kesal
"aku ingin lihat siapa yang akan dipercaya, aku apa kamu.?? jika ingin melihat ayah mu putus asa karna gagal menikah maka..."
aku merasa nafas nya menerpa daun telinga ku membuat seluruh tubuh ku merinding...
"maka lakukan lah" lanjut nya disertai bisikan.
tubuh ku terhenyat mendengar ucapan nya,dia benar pernikahan ini adalah impian ayah jika aku berkata jujur maka akan membuat harapan ayah akan sedih,aku tidak bisa egois seperti itu..
"minggir" ujar ku bernada dingin,dengan gerakan cepat dia membalikkan tubuh ku menghadap nya hingga mata kami bertemu,aku menatap nya kesal tak hayal rasa takut menjalar ke tubuhku saat menatap mata nya..
"mata mu cantik... aku suka" ucap nya mengelus pipiku tak lupa seringai menghias bibirnya. setelah itu dia pergi dari hadapan ku meninggalkan ku yang termangu,sehabis dia pergi tubuh ku melorot kelantai karna lemas.
"hey... apa yang kamu lakukan.??" sebuah suara mengagetan ku,aku mendongak melihat pemilik suara itu..
didepan ku sudah berdiri seorang pemuda berbaju casual,aku ingat cowok itu adalah adik rehan... Iqbal.
"ah aku tidak apa-apa.." aku bangkit dari duduk ku,aku pamit dan berbalik namun tangan ku di tarik hingga menabrak dada bidang pemuda itu..
"awwh" ringisku kesakitan.
"sebenar nya aku tidak menyetujui ayah mu menikahi mamah ku tapi aku tidak bisa mencegahnya jadi..." aku mendongak menatap mata hitam itu penasaran,sebuah seringai terbit di bibir nya dia sama saja dengan kakak nya,berbahaya...
"jadi... bersiaplah menjadi pelampiasan ku" ucapnya lalu berlalu pergi..
apa ini.?? apa keputusan ku sudah benar.?? kenapa mereka seakan tidak menyukai kami.??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments