chapter 01

"ayah akan menikah.!!"

ruangan mewah dengan interior Eropa seakan sempit dan sesak,ini 10 tahun terjadinya tragedi yang melenyap kan nyawa ibu ku dan sekarang kami mendengar sebuah permintaan,ah ralat bukan permintaan tapi pernyataan dari seorang pria menyandang sebagai ayah ku...

"apa.!!!.. apa yang ayah kata kan.??" suara terdengar kesal itu adalah milik adik laki-laki ku.

"ayah.!!" panggil ku dengan mata tak percaya "apa maksud ayah.??" tanyaku seakan tidak mengerti,tapi di sini aku lah yang paling mengerti dengan apa yang ayah katakan.

"ayah jatuh cinta dengan seorang wanita dia....,partner kerja ayah dan ayah ingin menikahinya" ucap ayah menatap kami bergantian.

"aku tidak setuju" tukas adik ku dengan ketidak sukaan nya,aku melirik nya yang sudah bermata merah menahan tangis aku mengerti perasaan nya..

"apa ayah sudah memikirkan nya dengan matang.??" tanya ku lagi,aku ingin ayah memikirkan nya dulu sebelum menyesal di kemudian hari.

"ayah sudah memikirkan nya beberapa bulan ini,tekad ayah sudah bulat akan menikahi nya.... kalian tenang saja dia wanita baik,ayah yakin kalian akan suka... kalian merestui ayah kan.??" jelasnya menatap harap kearah ku.

bagaimana bisa ayah bicara seperti itu kami saja belum mengenal nya bahkan bertemu pun belum, kenapa ayah begitu sangat yakin.??

aku hanya diam mendengarkan nya.

"jika ayah yakin... lalu kenapa ayah masih menanyakan itu kepada kami.??" ucap ku menatap mata nya lekat,berharap dia mengerti perasaan kami anaknya.

"ayah hanya ingin pendapat kalian nak.!!" ucap ayah lembut

"tadi ayah bilang kalo sudah bertekad untuk menikahinya... lantas apa masih perlu pendapat kami.??"

terlihat ayah merapat kan bibir nya seraya menunduk,mungkin perkataan ku sudah menyentil hati kecil nya.

"aku tidak akan merestui ayah" jerit adik ku lalu berlalu kelantai atas,terdengar suara pintu di banting keras,aku menatap nanar kepintu kamar adik ku tentu saja aku tau jika dia tidak terima kabar secara mendadak ini,sejauh yang aku tau adikku tidak pernah melupakan ibu yang sudah meninggal 10 tahun lalu..

jujur aku juga tidak merestui ayah menikah lagi,tapi aku bisa mengerti dengan keadaan ayah mungkin dia merasa kesepian sejak ditinggal ibu,aku tidak bisa mengikuti ego untuk melarang ayah menikah lagi.

"nak" ayah menatap ku lembut,aku tau ayah tidak. bisa melakukan apa pun tanpa restu kami.

"apa kamu bisa membujuk adik mu.?? ayah tau jika ini egois tapi ayah harap kalian mau mengerti, selama ini ayah sudah menekan keinginan ayah untuk menikah karna rasa cinta ayah pada ibumu,namun sekarang ayah sudah menemukan wanita yang juga mencintai ayah.!" ujar nya menunduk.

"selama ini ayah hidup dalam kesepian,kadang ayah berpikir untuk mengakhiri hidup ayah, mungkin pergi menemui Eli sangat menyenangkan,tapi sering ayah berpikir begitu kalian lah membawa ayah kembali" lanjut nya menatap ku...

aku menghela napas pelan, aku kembali menatap pintu kamar adik ku yang ku yakini jika dia sudah menangis...

ayah benar tak seharus nya dia mengikuti kehendak kami, 10 tahun bukan waktu yang singkat untuk ayah tentu saja dia kesepian,meski ada kami namun tidak menutupi rasa sepi di hati nya...

"aku akan usaha kan ayah.!!" ujar ku.

aku berjalan menaiki tangga menuju pintu kamar adik ku,disana tertera sebuah nama terbuat dari kerajinan tangan berwarna putih dan tertulis nama sang pemilik FERDIANSYAH MAHENDRA itu nama pemilik kamar..

aku membuka pintu itu secara pelan terlihat sebuah gundukan di atas kasur,tentu saja itu adik ku sayub-sayub terdengar isakan dari dalam selimut,yah meski adik ku laki-laki dia memang sangat cengeng,aku duduk di pinggir kasur nya sambil menatap jendela...

"kita tidak bisa menyalahkan Ayah dalam hal ini,karna ayah juga butuh seseorang untuk bersamanya di hari tua... kita sebagai anak hanya bisa merestui apa yang ayah ingin kan." ucap ku masih menatap keluar.

"kakak tau kamu belum bisa menerima keputusan ayah untuk menikah... tapi dek kita tidak bisa mementingkan keegoisan kita,ayah juga butuh teman,teman hidup"

ada pergerakan di samping ku dan terlihat seorang pemuda menatap ku dengan mata basah.

"tapi ayah masih punya kita.?! yang selalu bersamanya"

"itu beda... kita hanya sebagai anak suatu saat kita akan pergi dari sisi ayah,meninggalkan nya sendiri sangat berbeda jika memiliki istri ia akan di jaga istri nya sampai akhir hayat." ujar ku menggenggam tangan nya.

aku menatap sendu adikku,berulang kali dia menggigit bibir nya aku tau saat ini dia lagi menekan ego nya yang terus menuntut dia agar memberontak.

"kamu mau kan merestui ayah.... demi kakak" ucap ku sambil membelai rambut hitam adikku...

adik yang aku besar kan selama 10 tahun sejak ibu meninggal,yaah ibu ku meninggal saat umur nya 5 tahun dan aku berumur 7 tahun ibu meninggal disaat kami begitu membutuh kan kasih sayang, sejak itu aku mencurahkan kasih sayang ku hanya kepada adik ku satu-satunya..

sekali lagi ia meremas selimut menyalurkan rasa kesal nya,ia menatap ku sendu penuh luka,sakit.?? itu yang aku rasa kan saat menatap mata hitam nya yang berair,tidak lama dia mengangguk pelan tanda kalo dia merestui dia memeluk ku erat...

"bagus.... ayo kita temui ayah" ajak ku tersenyum lembut pada nya.

di ruang tamu ayah masih duduk di sofa sambil memegang sebuah figuran,dimana terlihat seorang wanita cantik menggendong anak laki-laki dan seorang gadis kecil di samping kanan dengan senyum ceria nya.

"ayah" panggil ku mendekati nya sambil menggandeng tangan adikku yang terus menunduk,aku menghampiri super Hero kami yang merawat kami sepenuh jiwa nya,ia menatap ku penuh harap tentu saja aku tidak bisa mengabaikan tatapan itu.

"Ferdi merestui ayah" ucap Ferdi pelan, genggaman tangan nya semakin erat meremas jari ku.

ayah tersenyum bahagia mendengar nya "makasih nak" ia memeluk kami dengan mata berlinang.

"baiklah... ayah akan menelpon Erina dia pasti akan senang mendengar kabar ini" ujar ayah seraya pergi dengan wajah sumringah.

"kak... apa kakak yakin dengan semua ini.??" tanya Ferdi menatap ku seakan tidak yakin.

"percayalah.. ini jalan terbaik buat ayah dan kita." ucap ku meyakin kan.

***

aku merenung di depan meja belajar ku menatap sebuah buku berhias bunga di pinggiran nya,disana terletak sebuah foto wanita tersenyum cerah sambil memeluk gadis kecil yang juga tersenyum ceria.

"ibu maaf kan aku, aku tidak bisa menjaga cinta ayah untuk ibu... maaf Bu.!! aku merindukan ibu"

malam gelap serta dingin menyaksi kan isakan sang gadis terdengar pilu,menyaksikan tangisan ku indah nya langit tak mampu menghibur hati resah ku..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!