Erick beralih dari kartu yang digenggamnya. Ia menoleh ke arah dompetnya yang kini terasa berbeda. Entah mengapa, tapi Erick merasa dompetnya begitu tebal dari sebelumnya.
Ia segera membuka isi dompetnya. Ada beberapa uang di dalamnya dengan jumlah nominal yang sangat besar, menyempil di antara lipatan dompet tuanya yang sudah usang.
Erick mendapati kertas lain di dalamnya.
Kali ini sebuah catatan yang ditulis di atas sticky note.
‘Aku meninggalkan beberapa uang karena sepertinya kau membutuhkan bantuan. Aku harap kau mempertimbangkan kembali tawaran dariku, dan kalau kau sudah mendapatkan jawabannya, tolong hubungi aku. Sky—’
Begitu yang tertera pada pesannya.
"Sky?" Erick bergumam pelan.
"Kenapa dia sangat ingin aku bekerja ditempatnya?" Erick bertanya-tanya. Sekali lagi ia menoleh pada kartu nama yang diberikan pria bernama Sky itu.
"Terlebih… dia bekerja sebagai agen mata-mata? Bukankah ini terlalu ceroboh? Kenapa mereka ingin merekrut orang luar tanpa pertimbangan lebih dulu? Aku kira mereka bodoh karena seenaknya merekrut orang tanpa berpikir lebih dulu." Erick meremas kartu nama dalam genggamannya hingga berubah menjadi gundukan tak beraturan.
"Aku akan menerima uang darimu karena aku sedang kelaparan. Tapi aku tidak janji untuk bekerja denganmu."
Erick beranjak dari tempatnya, hendak bersiap sebelum berangkat mencari makan siang untuk mengisi perutnya yang kosong.
...*...
Tukk!
Pria itu menaruh cangkir dalam genggamannya ke atas meja kerja rekan sekaligus ketuanya itu.
Sky Carrington, mendongak menatap lelaki yang baru saja memberinya secangkir kopi.
"Terima kasih," katanya.
"Bukan masalah." Calvert Bingham menjawab sambil meneguk cangkir miliknya sendiri.
"Omong-omong apa yang sedang kau lakukan?" Calvert menatap layar komputer dihadapan Sky.
"Aku sedang mengecek kasus kematian dari putri keluarga Avalee."
"Untuk apa?" Calvert menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Ini masih ada hubungannya dengan dia." Sky meneguk minumannya lalu menaruh cangkir dalam genggamannya ke atas meja.
Ia menekankan kata terakhirnya.
Calvert hanya mengangguk pelan menanggapi jawaban dari Sky barusan.
"Sky!"
Atensi kedua orang pria di sana mendadak beralih pada seorang wanita cantik berambut pendek dengan style pakaian tomboy-nya.
"Apakah kau serius dengan ini?" Razita Marioline menghampiri mereka berdua.
"Maksudmu?" Sky balik bertanya.
"Kau akan merekrut anggota baru?"
"Ya. Memangnya kenapa? Bukankah aku sudah menjelaskannya padamu?"
"Siapa orangnya? Apakah kami tahu?" Razita menampakkan raut wajah penasaran.
Sky mengalihkan tab yang muncul di layar komputernya pada tab lain yang kini menampakkan seorang pria berwajah tampan dari kalangan kelas atas.
"Erick Brown? Kau serius?" Razita membulatkan kedua matanya.
"Ya. Aku bahkan sudah memintanya untuk bergabung."
"Lalu, apa katanya? Apakah dia menerimanya?" Kali ini Calvert yang bertanya.
"Semalam dia menolak. Tapi aku sudah meninggalkan kartu namaku di dompetnya, dan aku juga sudah memberikannya uang. Anggap saja sebagai uang muka sebelum dia resmi bekerja."
"Kau gila? Kenapa kau melakukan hal itu? Bagaimana kalau dia menolak untuk bergabung dengan kita dan tetap mengambil uangnya?" Calvert tak habis pikir dengan ulah ketuanya itu.
Sky memutar kursi berodanya seratus delapan puluh derajat.
"Kau tenang saja. Dia tidak akan melakukan hal itu," ujarnya santai.
"Bagaimana kau bisa yakin?"
"Karena aku tahu, dia sangat membutuhkan pekerjaan. Selain itu, sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaannya apalagi kalau kau dalam keadaan amnesia."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Alpha Arietis
*Binbin Talk
Halo, Binbin di sini!
yang aku suka di cerita setelah revisi ini, karena sky langsung muncul tanpa basa-basi.
lanjut?
sebelum lanjut, tinggalin komen di kolom bawah, okay?
Jangan lupa buat tinggalin jejak~
Like, vote, dan komen kalian selalu paling aku tunggu!
Semoga kalian senantiasa bahagia, bye-bye 👋
2022-09-01
0