Lie 5 - Pria misterius

"Terima kasih," ujar Erick sambil meraih kembalian yang di dapatnya.

Ia melangkah keluar restoran untuk kembali ke unitnya.

Brukk!

Baru saja ia akan keluar, tubuhnya mendadak di tabrak oleh seorang pria yang datang dari arah luar restoran. Hal itu membuat uang kembalian yang digenggamnya spontan berjatuhan di lantai.

Erick segera berjongkok guna memungut semua uang miliknya.

"Maaf, aku tidak sengaja." Pria yang baru menabraknya itu berujar.

Erick mendongak. Menatapnya sekilas sebelum kembali membereskan semua uang yang telah dipungutnya.

"Tidak apa-apa," sahutnya santai.

Pria itu diam dengan wajah terkejut. Ia memperhatikan Erick lebih seksama.

Tak lama, netranya membelalakkan sempurna begitu melihat siapa sosok yang ditabraknya.

"Erick!" Kalimat itu spontan terlontar begitu saja dari mulutnya.

Erick yang menyadari namanya disebut seketika mendongak. Beradu tatap dengan lelaki yang kini berdiri dihadapannya.

"Kau kenal denganku?" tanyanya menampakkan raut wajah bingung.

Pria itu tertegun. Entah hanya perasaan Erick saja, atau memang wajah pria itu tampak pucat?

"A… ah, tidak. Aku kira kau orang lain," gumamnya terbata.

"Oh, baiklah. Aku kira kita saling kenal."

"Tidak. Aku salah orang ternyata."

"Kalau begitu aku permisi." Erick beranjak melewati lelaki itu dan pergi dari Blue Stars Restaurant.

Pria itu diam termangu. Sebelum masuk, ia memperhatikan sosok Erick sekali lagi.

Menatap punggungnya yang terus menjauh hingga akhirnya hilang di balik sebuah bus yang baru saja berhenti dihadapannya.

Kenapa dia bisa ada di sini?

...*...

Seperti yang diminta Sky kemarin, Erick datang ke tempat dimana mereka akan bertemu.

Dan disinilah dia sekarang. Berdiri di depan sebuah gedung tua yang sudah tidak terpakai. Letaknya cukup dekat dengan tempat cuci mobil otomatis.

Jam menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit. Sudah sepuluh menit berlalu semenjak kedatangan, dan ia belum juga melihat Sky datang dari arah manapun.

"Apa coba kuhubungi lagi saja?" Erick memonolog, ia mengecek ponselnya lagi dan memperhatikan layarnya yang kini menunjukkan kontak Sky yang disimpannya.

Lagipula kenapa dia memintaku datang kemari? Memangnya dimana aku akan bekerja? Apakah dia akan memintaku bekerja di tempat cuci mobil otomatis?

Erick baru saja menekan tombol berbentuk gagang telpon yang langsung menghubungkannya dengan panggilan telpon pada Sky. Belum sampai satu menit, perhatiannya langsung disita oleh kedatangan sebuah mobil sport hitam yang menghampiri tempatnya berdiri.

Apakah itu dia?

Erick refleks memutus sambungan telponnya dan langsung memasukan benda itu kembali ke dalam kantongnya.

Fokus matanya tertuju pada mobil yang baru saja berhenti.

Seorang pria melangkah keluar dari dalam mobil.

Perawakannya tinggi, berkulit putih, wajah yang cukup tampan, dan rambut agak kecokelatan.

Pria itu mengenakan kaos putih yang membentuk dengan jelas tubuh berototnya. Lalu dilapisi dengan jaket kulit hitam.

Celana jeans-nya berpadu dengan sepatu boots hitam mengkilap dengan warna serupa.

Dan terakhir, yang tidak luput dari pandangannya adalah kacamata hitam yang melekat diwajahnya.

Erick terdiam. Dia kira pria itu adalah Sky, tapi ternyata orang lain.

Erick kembali merogoh kantongnya untuk mengambil ponsel. Kali ini, dia akan benar-benar menghubungi Sky.

"Kau Erick?"

Pria itu tiba-tiba menghampirinya sambil melepaskan kacamata yang disangga hidung bangirnya.

"Ya." Erick menjawab dengan bingung.

Bagaimana dia bisa tahu namaku? Begitu pikirnya.

"Ikut aku."

...***...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***