PEMBUNUHAN PERTAMA

BAB 2

Keanu kembali keluar rumah dan pergi ke dermaga. Ia menemui seorang nelayan yang sedang memperbaiki perahunya yang bocor. Sebelum berangkat melaut, pria itu harus menyiapkan segala kemungkinan.

Baru saja Keanu menginjakkan kaki di depan perahu miliknya, pria nelayan itu berkata padanya dengan kasar.

"Hey, kau! Sedang apa di situ? Pergi cepat, jangan ganggu aku!"

"Tuan, biarkan aku ikut melaut bersamamu. Gunakan tenagaku sesuka hatimu, tuan. Kau juga tidak perlu membayar upahku. Tapi setelah aku bekerja, ijinkan aku meminta beberapa ikan untuk aku makan hari ini," Keanu mencoba bicara baik-baik pada nelayan itu.

Namun bukan jawaban yang baik yang ia terima. Nelayan itu justru menghampirinya dan memukulnya menggunakan martil.

BLETAK !

"Ougghh..." pekik Keanu.

Mendapat pukulan martil seperti itu, Keanu jatuh tersungkur. Kening bagian pelipisnya pun langsung berdarah. Sang nelayan sedikit gugup lalu melempar martil yang ada di tangannya.

"Khah! Persetan!! Aku tidak butuh bantuan darimu, sialan!! Aah, pantas saja adikmu mendapat hukuman mati seperti itu. Dia pelacur. Kalian semua! Keluarga rendah yang tak tahu malu!!" umpat sang nelayan sambil meludahi Keanu.

Mendengar semua hal yang dikatakan si nelayan, hati Keanu benar-benar sakit. Bagaimana bisa, adiknya mati dibunuh dikatakan sebagai hukuman??

Dengan tubuh yang gemetaran, Keanu bangkit berdiri. Roh jahat dalam lubuk hatinya sekarang benar-benar akan menguasai dirinya. Tidak. Sebenarnya itu akibat rasa sakit yang teramat dalam.

Dengan cepat, diraihnya martil yang tergeletak di tanah. Keanu melangkah ke depan menghampiri si nelayan. Tatapannya benar-benar sudah berubah.

"Apa?! K Kau mau apa??!" teriak pria nelayan itu.

"Cepat telan kembali ucapan yang kau katakan barusan, maka aku akan mengampunimu," Keanu semakin dekat.

"Memangnya apa yang ku ucapkan, ha?! Dasar anak sialan!" nelayan itu masih sempat mengumpat.

"Adikku. Kau bicara mengenai adikku."

"Ah, dia? Dia memang seorang pelacur. Asal kau tahu, aku juga pernah menggunakannya. Kau saja yang tidak tahu kelakuan adikmu di luar sekolah."

Tanpa menunggu kata-kata berikutnya yang keluar dari mulut sang nelayan, Keanu memukul kepala pria itu dengan keras menggunakan martil yang ada di tangannya. Sekali. Dua kali. Kemudian tiga, empat dan seterusnya. Saat tempurung kepala itu dipukul dengan membabi buta, darah segar muncrat keluar dan terpercik ke wajah Keanu.

CRAK !!

CRAK !!

CRAAKKK!!

"Sebenarnya aku tidak akan melukaimu jika mulutmu tidak terus berkata buruk tentang adikku!! Dasar pria tua bangka!!" Keanu berkata dengan sangat marah.

Pria itu menjerit dan berteriak mencoba meminta tolong pada orang-orang sekitar. Namun pukulan terakhir yang diterimanya membuat kepala dan wajahnya remuk.

Hosh.... Hosh...

Nafas Keanu ngos-ngosan. Dengan tubuh gemetaran, ia berusaha mengatur nafas kembali. Mulutnya terbuka dan meringis kecut.

Saat dilihatnya kepala pria tua itu remuk dan berdarah-darah, Keanu merasa syok. Tangannya tiba-tiba saja bergetar hebat.

"Apa yang aku lakukan? Kau membunuh orang tua itu? Tidak. Tidak. Dia yang memulai memukulku dan membuatku berdarah di pelipis. Dia juga dengan sengaja mengatakan bahwa Rula seorang pelacur," Keanu bicara pada dirinya sendiri saat bersimpuh.

Kemudian, sebelum seseorang datang ke tempat itu, Keanu membawa sang nelayan ke atas perahunya. Kemudian ia juga membersihkan darah yang ada di atas pasir dengan cara menutupinya dengan pasir lagi. Hingga beberapa kali.

Setelah selesai, ia menyiram solar ke atas kapal dan membakar kumpulan jaring ikan yang ada didalam perahu tersebut. Begitu api muncul dan berkobar, ia mendorong perahu hingga terbawa ombak menuju lautan.

Di tempat tak jauh dari lokasi semula, Keanu mencuci martil milik sang nelayan yang akhirnya menghabisi pemiliknya.

Begitu selesai, ia memasukkan martil tersebut ke dalam pakaiannya dan membawanya pulang dengan santai.

Di malam hari, Keanu tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya. Nafasnya naik turun seperti penderita asma. Rupanya, ia baru saja mendapat mimpi buruk.

Karena rasa kantuknya hilang, ia menyibak selimut dan pergi ke meja belajarnya. Diraihnya buku yang kemarin ia beri tulisan. Kali ini, ia menulis tentang pembunuhan yang terjadi sore tadi.

***

Catatan Harian,

13 Feb 1877

Untuk pertama kalinya, aku membunuh seseorang. Orang pertama itu ialah tuan Greg, si nelayan tua Bangka.

Aih! Dia terus beromong kosong soal Rula hingga aku terpaksa memukulnya menggunakan martil, menyiramkan solar, melemparkan api dalam perahunya, kemudian mengarungkan perahunya hingga ke lautan.

***

Keanu selesai menulis. Disimpannya buku catatan itu dengan rapi. Kemudian ia tidur kembali.

Keesokan harinya, penduduk desa ramai berkumpul di pesisir pantai. Seorang nelayan yang berangkat melaut semalam, pulang pagi-pagi sekali untuk memberi kabar penduduk desa bahwa ia menemukan perahu gosong tersebut. Rupanya, perahu itu terdampar di pinggir sebuah tebing curam.

Kala orang-orang berkerumun melihat perahu gosong itu, Keanu juga datang. Ia mempertaruhkan diri sendiri untuk melihat secara langsung apakah perbuatannya meninggalkan tanda-tanda.

Siapa sangka? Tidak ada bukti apapun yang mengarah kepadanya. Semua isi perahu hancur lebur menjadi abu.

Tanpa disadari orang-orang, Keanu tersenyum. Meski awalnya ia tidak berniat menghabisi orang tua itu, namun keadaanlah yang memaksanya membuat keputusan. Dan pada akhirnya, ia mengakui bahwa ia menikmati sensasinya.

Pada saat ia hendak pergi, datanglah sebuah mobil mewah. Keanu sekilas melihat Gun duduk di dalamnya. Matanya langsung mendelik, ingatan itu membuat darahnya berdesir seketika.

Benar. Saat pintu mobil dibuka, keluarlah sang wali kota bersama putranya, Gun. Tentu saja Keanu merasa tercekik. Melihat orang yang membuat Rula menghembuskan nafas terakhirnya dan kini tepat berdiri di depan matanya, Keanu teramat frustasi.

Tubuh dan tangannya gemetaran tak terkendali. Sambil menyelinap pergi dan bersembunyi, ia memperhatikan kedua orang itu dengan tatapan kebencian.

Penduduk desa begitu ramah pada wali kota dan putranya. Berbeda sekali saat memperlakukan dirinya. Ketika memperkenalkan diri sebagai kandidat sebuah partai pada penduduk desa, Gun memanggil seorang wanita dari dalam mobil tersebut.

Rupanya wanita itu adalah istri Gun. Dengan bahagia, mereka memperkenalkan diri dan bersikap sok ramah pada penduduk yang mau saja dibodohi.

Melihat tawa itu. Senyum itu. Keanu merasa sangat tidak suka. Ia benar-benar tidak bisa menerima bahwa Gun dan istrinya dapat tertawa bahagia seperti saat itu.

"Lihatlah,,,, Sampai kapan kalian bisa tersenyum?" Keanu bergumam.

"Lihat saja, Gun. Jika kau mampu mengambil nyawa Rula, aku pun sama. Akan ku buat dirimu merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling berharga di hidupmu," lanjutnya.

Setelah cukup melihat situasi saat itu, Keanu kembali ke rumahnya. Ia membuat catatan mengenai perencanaan kematian istri Gun.

...----------------...

Suatu pagi, Keanu pergi menyelam untuk mendapatkan ikan. Di daerah di mana ia menyelam, banyak sekali bebatuan karang. Namun semakin jauh dan dalam, bebatuan itu juga semakin menjorok ke bawah.

Karena ia dilahirkan sebagai pria yang pandai berenang dan menyelam, Keanu dengan mudah melewati bebatuan karang tersebut.

Sambil memegang tombak yang ia siapkan untuk menombak ikan, Keanu berenang semakin dalam. Tanpa ia duga. Di bawah bebatuan karang yang terjal itu, ada semacam gua tersembunyi.

"Wow, apa ini??" pikirnya takjub sambil melongok ke dalam.

Dalam gua tersebut, ada ruang udara di langit-langit atasnya. Dengan penasaran, Keanu memasuki gua tersebut dan berjalan menyusuri kedalamannya. Terdapat lorong panjang yang hanya bisa dilewati manusia dengan cara merangkak.

Begitu melihat cahaya matahari di ujung gua, Keanu segera memeriksanya. Rupanya gua bawah laut itu terhubung dengan gua kecil yang terdapat di tepi tebing yang membatasi desa mereka.

"Woaaah,,, sungguh menakjubkan."

Begitu selesai melihat-lihat, Keanu seperti mendapat ide cemerlang. Ia tersenyum dengan ide yang baru saja muncul dalam benaknya.

Ide apakah itu?

Nantikan bab selanjutnya....

Bersambung,,,,,,,

Terpopuler

Comments

Puput

Puput

Yang aku tau, Psikopat itu cenderung nyatat pembunuhan yang habis mereka lakukan, karna ketika mereka lihat lagi catatan itu ada perasaan senang, atau bisa juga perasaan marah yang bikin makin semangat membunuh.


kalau salah kasih tau ya😉

2023-08-20

1

Puput

Puput

mampos kau

2023-08-20

1

anggita

anggita

membunuh orang pertama.. tuan greg.

2023-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!