Chapter 4 Suara
Berdenging terdengar bunyi bising dari tetangga sebelah, belum pernah sehalus memanjakan telinga mata terpejam semakin berat untuk terbuka, ini samar samar seolah sudah disaring, cukup menarik. Bukan suatu hal yang muluk-muluk pernyataanku apa adanya. Namun dari alam samar antara asli ataukah sekedar bunga tidur.
Bunga tidur pun memiliki banyak arti sering kali orang menyepelekan dan terkadang orang mengelak dan memikirkannya sebagai firasat, semua ini biasa orang sebut dengan mimpi. Kesan-kesan kisah didalamnya bahkan bisa membawa orang merasakan kegiatan seperti asli dan sampai merasa kelelahan atau justru membuat orang terkaget.
Aku pribadi memilih mengabaikan pengalaman di alam bawah sadar tersebut. Menurutku hanya tidak ingin mempercayainya saja asalkan berdoa sebelum tidur semua akan baik-baik tak peduli kata orang itu ramalan yang akan terjadi ataupun yang sudah terjadi. Apapun bukti yang terjadi, logikanya pemikiran jika dikait-kaitkan dengan sesuatu prasangka akan membenarkannya dan seolah menjadi nyata. Aku pun tahu bahwa otak ku sendiri tipe penghayal.
Dentuman waktu mengiringi denyut nadi seolah turut berirama semakin diresapi semakin terdengar sampai aku mampu merasakan bahwa aku belum sadar. Apakah aku perlu memaknainya bahwa ini adalah pengalaman emosi yang kompleks. Menarikku santai mengenai kesatuan yang terdiri dari bagian yang saling menggantung itu semacam kerja motorik kulit dan telinga. Ini terasa sedikit berbeda dibanding biasanya andai kuceritakan ke yang lainnya mereka pasti akan menggapnya sebagai lelucon canda gimik intinya kisah yang menghibur saja.
Memantul menggema menghantarkan gelombang pada frekuensi tertentu yang merileksasikan otak dengan santai sampai batere tubuh benar-benar aktif kembali dan kelopak matapun terbelalak tepat melihat lampu ditengah langit-langit yang menuntupi lantai struktural atap rumah. Sekilas nampak indah perpaduan warna itu ada garis-garisnya yang memusatkan pada satu titik buatku hampir terhipnotis. Sehingga beralih membaringkan tubuh ke satu sisi untuk bermanja berselimut nyaman memejamkan mata menunda sebentar saja. "Ya... mauku sebentar saja" kata itu terulang seakan menjawabi seseorang yang hendak membangunkan tapi tidak ada siapa-siapa di ruangan itu. Kembali mengingat bahwa menafsiri bukanlah hal yang mudah melainkan harus dilakukan oleh orang yang ahli dan terkenal. Semacam prediksi yang memerlukan perhitungan matang dan media yang tak asal juga.
Menimbulkan kebimbangan miring ke kanan lalu berguling kekiri ke kanan dan ke kiri ke kanan dan ke kiri ke kanan dan tengkurap sampai terlentang lalu ke dua tangan yang menggenggam memukuli kasur keluarkan energi jengkel tanpa alasan "uahhh...eh" berdirilah si punggung lunglai dengan kepalanya yang melayu. Apakah aku terlihat cute saat begini dengan kaos putihku yang sedikit berkeringat dalam hatiku beriak. Bisa diartikan sebagai lendir berwarna putih dan bening berair ini adalah hasil dari proses penyerangan darah merah untuk menghindari infeksi biasanya juga akibat terlalu banyak makan yang berlemak.
Banyak halangan yang menyebabkan tetap terdiam meski sudah melek lagi dan duduk menyegarkan diri menyibak poni kebelakang dengan posisi kaki yang melebar mulai melakukan gerakan seperti baling-baling menjatuhkan tangan ke kiri dua kali juga ke kanan dua kali dan dilipatkan sampai delapan kali. "tuk wak - gak pat - ma nam - juh lapan - tu wak - ga pat - ma nam - juh lapan". Habis itu merapat dan kedua tangan menggapai ujung kaki dan lansung loncat dari ranjang berdiri "Hiyak"... senang sekali merasa menjadi kuat.
Rasa yang membangkitkan raga menemani sepi melupakan beban yang sedang bertumpuk tapi masih bisa dihitung tema permasalahannya sedangkan jangkanya itu tuh yang bikin rumit. Berubah menjadi kata-kata yang bermakna kebahagiaan entah kenapa tapi itu bisa terjadi. Hanya saja belum tergambar oleh wajahku yang masih berbalut kantuk effect tidur ber jam-jam begitu nyenyak tapi bahagia ya bahagialah.
Dari manapun segala sifat itu berada cahaya tetap muncul di pagi hari secerah wajahku saat ini memaksakan senyum melebarkan bibir dengan jari jempol dan telunjuk menyemangati diri, melihatnya dihadapan kamera depan handphone yang jernih yang jika diperbesar resolusinya gambar tidak akan pecah. Bahkan cahaya lampu akan segera diusir begitulah peran suatu hal yang tidak kuat. Ini seperti pembahasan tentang tenaga, gaya dan daya.
Yang sama persis berguna untuk mengangkat atau mengangkut. Kalau resolusi lebih ke pertajam tampilan gambar dan ini pasti banyak diinginkan. Sesudah terbangun dengan racun halusinasi, presepsi visual yang kurasakan dari luar tubuhku menunjuk ke satu arah "yah lampu itu bey bey...click", ini tidak terlalu buram untuk mangawali jejak sebagai orang yang tidak memiliki riwayat pemakaian obat-obatan seumpama semalam tak kelelahan aku pun tak kan selelap itu dan mampu terbangun seperti ini.
Hambar maksudku, aku belum tahu apa yang akan kulakukan untuk hari ini. Hanya memperbanyak langkah kecil alias joging tapi dalam ruangan "Haha... Pemanasan... Bakar... Bakar... Jalankan mesin". Yang kulakukan ini akan membantu meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, mengurangi berat badan menstabilkan tekanan darah dan menghindari penyakit jantung. Yaitu organ yang berbentuk rongga dan berdegup untuk mensuplai oksigen ke seluruh tubuh. Sebab inilah energi dihasilkan oksigen yang mengaktifkan tugas sel-sel.
Sampai air metabolisme mengalir benar berasa panas gerah sadar mulai berasa sempoyongan dan kembali selonjoran di bawah. Salah satu kaki menekuk setelah beberapa saat kemudian, coba! ini dilakukan dibawah sana tadi, sambil melihat suasana alami sekitar menarik nafas lega menikmati apa saja. Isis isis tiupan angin semriwing seger banget mana ada debu berhamburan di jam segini kan masih agak lembab-lembab gitu.
"Ya sudahlah... mau mandi saja tak ada bedanya yang penting sehat" lagi pula ruang ini yang ber AC aja dimatikan biar berkeringat.
Berasa sudah beberapa menit kesuksesan dalam mencapai target antisipasi dadakan dan yang seperti ini nih biasanya hanya pikiran yang di olah olak alik berlalu seperti angin yang berhembus begitu saja. Mana fungsi ini otak mampu berproduksi dengan sendirinya tanpa disuruh sampe hati terheran-heran, bisa jadi akibat tekanan.
Berkecamuk prasangka mengelabuhi diri dari jejak asal yang tak ada kefahaman di dalamnya apalagi ingin bergabung dengan gerombolan orang yang kurang kewajarannya. Beginilah karya kehidupan yang amat bervariasi sedangkan kesendirian adalah keterpurukan. "What.... "
Dalami sela-sela senyuman semenjak bangkit dan jatuh kerja keras, katakanlah! sesuatu meski kecil ini bukan yang terisolasi kenapa beranggapan sempit lantas dalami lagi mulailah suara itu menyapa antara ada dan tiada semakin dalam memang ada suara seperti mengenali.
Kesendirian hanyalah pecut dari rasa ingin berlari. Pengecut yang sama sekali tak berani bongkah diri melainkan mengunci prediksi, apapun maunya hanya mengikuti arus padahal sebenarnya tidak ada yang salah mungkin hanya sensasi.
Akan ada apa lagi ini? sekeras ini sepagi ini dengan lirik yang seperti ini memperjelas suara. Sambil memukul-mukul bantal greget terbayang drum. Membuang gaya tarik bantal yang merayu melambai manja melenyapkan seketika saat tersentuh. "Ayo... Semangat" menepukkan kedua telapak tangan. Membuatku terlihat seolah masih bocah, "okey...tenang aku punya tujuan" setidaknya bisa menghambat bangsa melatonin.
Apa-apan itu yang tadi, menirukan suara boleh juga lumayan daripada aku ngoceh tanpa kejelasan. Lantunan musik adalah pengisian relung dari kekosongan. Bunyi yang disusun dengan sedemikian rupa. Fenomena seni dari mencipta memperbaiki dan mempersembahkan. Bikin tubuh ingin ikut bergerak bersama irama yang mengasikkan.
Yang dari tadi berdenging di gendang telinga buatku terkagum dan teralihkan. Perasaan mendasar yang semua orang normal pasti akan terhibur, "Ini kan masih pagi" tingkat kejenuhan orang masih minim bahkan mungkin tergugah. Bisa karena tersentuh atau malah terusik itu bagi yang tidak menyukai musik jenis aliran yang sekarang di setel.
Terjadi lagi setelah tiga minggu yang lalu kemudian di daerah sini se subuh fajar menyambut suara kicau ceruwit burung bebas, wahai warga penduduk sekitar apakah mereka merasakan yang sama atau perasaanku saja. "Ini suara semakin siang makin keras saja" di pukul 07.03 tapi aku enggan beranjak dari tempat istimewaku ini alasannya memang bukan bagian tamu undangan. Lanjut saja suaranya manteb das dus param pampam... lagu ke dua sambil duduk duduk santai juga sudah bisa mengisi keloggaran waktu.
Tentang tingkahku yang tak karuan hanyalah luapan dari kegugupanku menjalani hari-hari semenjak sang bunda telah tiada dan tetap hampir saja aku merasa tak tenang. Kehilangan pacuan untuk berarah ditambah sepeninggal guru besarku yang kemaren itu, mengagetkan sekaget jantungku mengimbangi dentuman keras aliran musik ini. Sadarkah para tetangga tentang apa yang sedang mereka lakukan, ketentuan mereka mengenyahkan kenyataan membuat tradisi baru. Masa iya, jam segini bikin bising ramai seperti orkesan di lapangan saja. Ngomong-ngomong ini kaset apa orang asli ya yang bernyanyi.
Keingin tahuan melihat dunia luar, memberdirikanku menyibak tirai menyambut cahaya terang memanfaatkanya. Ada jarak dan gelombang yang tersampaikan dan kulitku menangkap dengan memantulkan sinarnya. "Mungkin ini waktunya... Alhamdulillah" Tidak kusangka para warga tertib loh...penonton ada, yang nyanyi cakep gitu lagu barat lagi kog pak RT ngebolehin juga ya, berlagak sok orang baru.
"An...an... an..." sampai rahangku terasa nyeri akibat posisi tidur yang tak pas, kecap-kecap pelemasan agar bau liur terhempas belum menggosok gigi dan ini ada gusi juga yang nempel saat mengenyah. Sampai kaca mata juga tak terlewatkan untuk dibenahi meskipun sekedar merosot dari tempatnya. Dengan pedenya menghembuskan nafas ke tangan dan menciumnya kembali tapi ekspresinya datar sok maklum. Alih-alih merenggangkan kedua tangan dan membuka sikunya rentangkan tangan merasa hangat. Perhatian mentari yang tak mau putus merasuki tuk menutrisi menghilangkan pusing dan lelah inilah cahaya pagi.
Menyimak dengan cara yang tidak sederhana pula aku terlalu menghayati, terkungkung dalam kemalasan di hari libur bermaksud membuang kesedihan sejauh-jauhnya. Mempermudah apa saja yang diinginkan menjamin tidak akan ada yang melarangku. Paling tidak, kalau sampai ada orang yang liat ya.. cuman bakal bilang kog gitu atau kalau berani mengingatkan di tempat umum aku tidak akan memperdulikan apalagi menurutinya.
Suara ini menyambut gairah sensasi yang berhasil membuatku ingin bergegas menatap menggenggam apa yang akan terjadi lalu apalagi? Ayo... ayo... Lewat nada itu seperti hati sedang bersorak menyudutkan menyeruak rasa penasaran marilah kita ikuti kata-kata ini. Trush me darling... Trush me darling...
"Merdunya... Huh..." girangku.
Barusan aku memuji iringan musiknya kalau suara aku sih masih sering terjepit dan fals ini disebabkan karena kurang kefahaman dalam bidangnya tapi untuk meluapkanya tidak ada larangankan.
Membalut tanda-tanda ketidak tahuan diri yang sedang ku paksakan untuk mencari dan berlanjut mencari tanpa harus berhenti karena memang pandangan ini terbatas untuk melihat jalan itu. Jalan apa ya... setapak kaki mana cukup hanya perkiraanku mengatakan bahwa selama ini masih selangkah setelah semua pembelajaran yang ku raih.
Hentakan ujung kaki disekian kalinya tersadar nyamannya memakai celana pendek tidur bermotif rintik yang tak ganti-ganti. Sedari tadi berpolah tingkah pindah kesana dan kemari seperti mau salto saja.
Rasa-rasanya cukup kuat dan juga tanpa hawatir akan dehidrasi kalaupun sebenarnya leher kering bahkan sampai tersedak batuk pula, inilah pekerjaan orang yang tak punya kegiatan wajib sehingga tak dosa jika kutinggalkan.
Perih mungkin dan itu adalah hal yang akan memvariasikan bahkan jika akalku ini sehat aku akan mampu melewatinya dengan legit yang bikin ketagihan. Menggeleng-geleng kepala, gak habis pikir sendiri sih pagi yang aneh untuk hari yang membuat melayang kesana kemari seperti layangan putus saja.
Membentuk karakter orang kejiwaan bisa jadi, tapi tetap tenang karena ini tidak akan berlangsung lama. Siapa juga yang mau jadi orang gila? sebentar lagi aku akan keluar dari kamar menyapa orang - orang dalam terlebih dahulu, kalau tidak ya... mungkin sebaliknya.
Dari sini ku sentuh air keran di kamar mandi mengguyuri mulai ujung kepala mendinginkan mesin lunak yang memanas mengingat waktu makin siang. Sekitar pukul sembilanan perut pun mulai berasa keroncongan tetap saja mulut masih celomat celomet bernada do re mi fa so la si do tapi amburadul.
Bekas basahpun dikeringkan dengan pengering rambut yang hangat, juga dengan handuk ini lebih menjaga kebersihan dan kesehatan kulit. Tepuk-tepuk pipi di depan kaca senyum-senyum sendiri merasa sudah siap saja, menghadapi ancaman atau pura-pura menutupi hati yang berdebar memangnya mau ada apa sih? sambil jalan santai membongkrah kamar husus.
Sayatan tiba-tiba dan lagi-lagi menggores tanganku cuman gara-gara diri setengah sadar sampai tergores sudut lemari saat sedang mengambil kaos ganti. Yang sudah tertumpuk rapi malah tersangkut dan acak-acakan sayang sekali. Apa boleh buat sebaiknya aku memang dikamar saja dulu untuk beberapa hal, tau sendirikan aku sedang tak ingin menemui siapapun dirumah ini asal waktu tak terbuang sia-sia bukan ini sedikit lebih baik.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments