Rasi Bintang dan Pria Idaman

Orion menghentikan motor sportnya di depan rumah bercat putih yang cukup besar. Rumah itu adalah tempat tinggalnya selama berada di negara Z ini. Dengan tangan membawa helm Orion membuka pintu rumahnya. Namun baru dua langkah ia masuk ke dalam, matanya langsung menatap tajam penuh waspada saat dirinya merasakan kehadiran asing di dalam rumahnya. Orion mengambil pistol dari saku celana belakangnya. Instingnya langsung bekerja cepat mempersiapkan diri apabila itu adalah musuhnya.

KLIK !

Lampu di dalam rumah Orion yang semula mati kini hidup seketika secara bersamaan.

" Kejutan !" teriak enam orang yang tiba tiba muncul dari balik tembok dan sofa di ruang tamu.

Orion langsung menatap datar enam orang itu. Mereka benar benar membuatnya kesal setengah mati. Untung saja Orion tidak langsung menembak mereka satu persatu tadi.

" Kenapa kalian di sini ? Rigel, Bellatrix, Alnilam, Alnitak, Saiph, Mintaka." tanyanya kesal.

Rigel berjalan mendekati Orion lalu merangkul bahunya. " Kami diperintahkan papi untuk membantumu Orion."

" Aku tidak membutuhkan bantuan kalian." Orion melepaskan rangkulan Rigel lalu berjalan kearah sofa dan meletakkan pistolnya di atas meja.

Sayangnya ucapan Orion tidak mereka hiraukan sama sekali. Enam orang itu terlihat acuh dan melakukan kegiatan mereka sendiri sendiri. Seperti Rigel dan Mintaka yang duduk di sebelah Orion, Alnilam dan Alnitak masuk ke dalam kamar, Saiph dan Bellatrix yang berjalan ke dapur untuk mencari makanan ringan.

Orion berdecak kesal melihat tingkah keenam orang itu. Apa mereka tidak mendengarkan permintaannya ?!.

Rigel memberikan map hitam kepada Orion. " Ini dari papi tentang keinginanmu minggu lalu."

Orion membuka map hitam itu lalu membacanya. Di dalam map berisikan tentang terget targetnya dan juga rencana Orion yang ingin menghancurkan negara Z. Tetapi kenapa di map ini juga dituliskan Rigel, Bellatrix, Alnilam, Alnitak, Saiph, dan Mintaka untuk ikut dalam membantu rencananya ?.

Orion memijit pangkal hidungnya. Pamannya itu memang orang aneh dan keras kepala. Sebelumnya Orion sudah pernah bilang untuk tidak melibatkan siapapun karena ia ingin membalaskan dendamnya sendiri. Tapi kenapa jadinya begini ?.

" Kau sepertinya terlihat senang Rion." ucap Mintaka.

Rigel memukul belakang kepala Mintaka. " Kau buta melihat ekspresi orang Taka ?!"

Mintaka meringis kesakitan sambil mengusap belakang kepalanya lalu tertawa melihat Orion yang tampak frustasi.

Saiph dan Bellatrix datang membawa minuman bersama beberapa cemilan dari dapur. Mereka memilih duduk di sofa yang berhadapan dengan Orion.

" Kemana para gadis ?" tanya Mintaka setelah mengambil satu toples cemilan dari Saiph.

Bellatrix mengangkat bahunya acuh. " Mungkin tidur."

" Siapa yang kau bilang tidur Bella ?"

Bellatrix melototkan matanya saat mendengar suara itu memanggilnya dengan sebutan Bella.

" Aku pria Alnilam !"

" Oh, benarkah ? Tapi kenapa namamu Bella ?" Alnilam menutup mulutnya berekspresi pura pura terkejut.

Alnitak tertawa pelan dan berjalan mendekati Rigel yang sedang membaca map hitam bersama Orion.

" Diam kau !" Bellatrix berteriak marah.

Alnilam tertawa mendengar teriakkan itu. Ia dengan jahil menjulurkan lidahnya mengejek Bellatrix sambil bersembunyi di belakang tubuh Saiph. " Aduh..., Bellaku marah."

" Alnilam!" Bellatrix menatap tajam Alnitak di belakang Saiph.

" Jadi..., apa nama kelompok kita ini ?" Rigel menatap Orion yang masih terdiam melihat isi di dalam map itu.

Alnitak, Saiph, dan Mintaka yang mendengar itu ikut menatap Orion untuk menunggu jawaban. Bahkan Bellatrix dan Alnilam menghentikan pertengkaran mereka karena juga ingin mendengarkan jawaban dari Orion.

" RB yang artinya Rasi Bintang."

.

...*****...

.

" Kau kenyang makan sedikit seperti itu Gabriel ?" Hansen mengerutkan keningnya melihat porsi makan Gabriel yang menurutnya sangat sedikit. Apa semua bangsawan makannya seperti itu ? Hansen bergidik ngeri membayangkan jika seandainya ia yang menjadi Gabriel.

Gabriel yang mendengar itu menjadi tertawa. " Kau hanya tidak terbiasa Hans."

Hansen menggelengkan kepalanya. " Aku tidak akan pernah bisa terbiasa makan porsi sedikit sepertimu Gabriel. Body seksiku bisa langsung berubah menjadi tengkorak hidup nanti."

Tawa Gabriel semakin kencang. " Kau terlalu percaya diri Hans. Pad..."

" Gabriel !" teriakkan dari suara lembut khas kaum wanita membuat Gabriel dan Hansen mengalihkan perhatian mereka.

" Reina." Gabriel terkejut saat mengetahui siapa orang yang baru saja memanggilnya.

" Aku merindukanmu." Reina langsung memeluk Gabriel.

Hansen yang melihat itu menganggukkan kepalanya mengerti. Ternyata Gabriel dan gadis itu sudah kenal sebelumnya.

" Kapan kau pulang ?" tanya Gabriel yang membalas pelukan Reina.

" Tadi pagi." jawab Reina.

Gabriel tersenyum senang mendengarnya lalu melepaskan pelukan mereka dan membawa Reina untuk duduk di sebelah kursinya. " Aku senang kau sudah kembali."

Reina juga tersenyum menatap Gabriel. " Aku juga."

" Oh iya, kenalkan ini temanku Hansen." Gabriel menunjuk Hansen dengan pandangannya.

Reina menoleh dan melihat ke samping. Matanya seketika terbelalak menatap orang yang ditunjukkan Gabriel kepadanya. Wajah tirus dengan rahang tegas, mata tajam dengan manik hitam kelam, rambut tebal berwarna hitam, bahu lebar, leher jenjang, kulit eksotis, dan jangan lupakan tindik hitam di telinganya yang membuat pria itu terlihat nakal dan seksi.

Hei, kenapa ada tipe pria idamannya di sini ?! Jeritan batin Reina yang bahagia.

" Ehem !" Gabriel berdehem keras saat melihat Reina yang menatap Hansen tanpa berkedip.

Reina menghiraukan suara Gabriel. Dengan tidak tahu malu ia beralih tempat duduk di sebelah pria yang termasuk ke dalam idamannya itu.

" Hai namaku Reina."

Hansen mengusap tengkuknya yang tiba tiba merasa merinding melihat Reina yang ingin berkenalan dengannya.

" Hansen." ucap Hansen.

Senyum Reina semakin lebar mendengar pria idamannya yang memperkenalkan diri. Suaranya bahkan terdengar maskulin dan sedikit serak, seksi sekali. Oh, jangan lupakan namanya yang terdengar sangat maskulin menurutnya.

" Namamu bagus sekali."

" Terima kasih." Hansen membalas dengan canggung.

Gabriel yang melihat gelagat Hansen diam diam menahan tawanya. Gabriel yakin saat ini pasti Hansen mulai tidak merasa nyaman.

" Kau sudah memiliki kekasih ?" tanya Reina.

Hansen terdiam sejenak sebelum mengangguk kaku. " Sudah."

Reina menjentikkan jarinya. " Benar dugaanku, pria tampan sepertimu mana mungkin belum memiliki kekasih. Tapi..., berapa kekasihmu ?"

" Aku menduga pria tampan sepertimu tidak mungkin hanya memiliki satu orang kekasih." Reina berbicara tanpa tahu malu.

Hansen terkejut melihat keberanian Reina. Seketika tubuhnya menjadi merinding, tipe gadis seperti Reinalah yang sangat Hansen hindari.

" Diam berarti iya, aku juga memiliki banyak kekasih sebelumnya. Tetapi saat melihatmu sepertinya aku hanya perlu memiliki satu kekasih saja itu sudah cukup." ucap Reina.

Hansen beralih menatap Gabriel meminta bantuan tetapi temannya itu malah pura pura tidak melihatnya. Awas kau Gabriel ! Batinnya.

" Kau kekasih Gabriel ?" Hansen sengaja bertanya untuk mengalihkan pembicaraan mereka.

Reina menggeleng cepat. " Aku dan Gabriel hanya teman. Kami berteman dari kecil, kau tenang saja."

Apa maksudnya itu ?! Batin Hansen.

Terpopuler

Comments

Nana Nabilla

Nana Nabilla

Hansen scott sodara jansen scott 😁

2023-05-29

1

Kimpet Hunter

Kimpet Hunter

waoowww

2022-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 Permulaan
2 Buaya Tak Berbuntut
3 Rindu dan Bertemu Lagi
4 Mall dan Barang Bukti
5 Rasi Bintang dan Pria Idaman
6 Kecelakaan
7 Salah Ucap
8 Kantor Polisi
9 Mobil
10 Rencana
11 Perusuh
12 Sekutu
13 Salam Kenal
14 Gambar Yang Sama
15 Kepala Samuel
16 Balasan
17 Letnan Sarga
18 Pertanyaan
19 Mutiara
20 Monica
21 Permintaan Zairan
22 Hansen dan Orion
23 Pantai
24 Pilihan
25 Berbeda
26 Sumpah
27 Dibodohi
28 Gelang dan Gambar
29 Menyamar dan Ancaman
30 Tangkap
31 Brankas
32 Persiapan Galiendro
33 Hobi Baru Gabriel
34 Gajih Lebih Penting
35 Hansen Modelnya
36 Mimpi Hansen
37 Trauma dan Bodoh
38 Apartemen Hansen
39 Kartu Lelang
40 Memulai
41 Kuliner
42 Perkara Merah Muda
43 Hari Pertengkaran
44 Pertengkaran
45 Gaun Merah
46 Mawar Merah
47 Lelang
48 Perhiasan Mutiara Biru
49 Hello Pak Dokter
50 Mereka Yang Masih Sama
51 Harapan Orion
52 Keluarga Buruk Rupa
53 Masalah Baru
54 Menginap
55 Sisi Lain Hansen
56 Hansen Ayo Kita Menikah !
57 Makanan Mentah
58 Neus
59 Dialah Orion
60 Wanita Idaman Orion
61 Mencari Rumah Tetua
62 Rumah Tetua
63 Alasan Bodoh
64 Jatuh Cinta
65 Hansen Demam
66 Balasan Bellatrix
67 Perusuh di Apartemen
68 Dua Buruan
69 Tidak Jadi Daging Panggang
70 Peringatan George
71 Janji Berujung Penyesalan
72 Siapa Bosnya ?
73 Gila dan Bodoh
74 Orang Gila Mengaku Gila
75 Jadi Kita Teman ?
76 Bukti Itu Milikku
77 Apartemen Tempat Sampah
78 Pemikiran Buruk Jack
79 Hansen Yang Mengaturnya
80 Rahasia Jack
81 Masakan Gabriel Luar Biasa
82 Anak Mama
83 Hasil Awal
84 Bank
85 Timur
86 Hari Sial Jack
87 Kabar Gempar
88 Hansen Yang Berbeda
89 Penjelasan Reina
90 Belum Ada Solusi
91 Petunjuk Solusi
92 Permainan Rasi Bintang
93 Hansen Benci Susu
94 Hansen Yang Malang
95 Kunjungan Orion
96 Luka Orion
97 BuSa
98 Snake
99 Salah Ruangan
100 Tersedak Pizza
101 Bellatrix Maju
102 Reina Datang
103 Kejahilan Hansen
104 Mintaka Maju
105 Mencari Brankas
106 Di Lampu Merah
107 Pemotretan
108 Dua Wanita, Cukup ?
109 Baikan
110 Keberhasilan Bellatrix
111 Bertemu George
112 Pilihan
113 Undangan Presiden
114 Menolak Datang
115 Bertarung
116 Bellatrix Mintaka
117 Penyambutan Dokter Jenius
118 Teman Kecil Hansen
119 Sparring
120 Dia Guruku
121 Selamat Jalan Dokter
122 Kematian Dekandra
123 Hai Ular !
124 Anak Ular
125 Induknya Datang
126 Daging Ular
127 Siapa Mau ?
128 Tugas
129 Bangun Pagi
130 Ketahuan
131 Kabar Buruk
132 Strategi
133 Datang dan Menunggu
134 Pulau Tersembunyi
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Permulaan
2
Buaya Tak Berbuntut
3
Rindu dan Bertemu Lagi
4
Mall dan Barang Bukti
5
Rasi Bintang dan Pria Idaman
6
Kecelakaan
7
Salah Ucap
8
Kantor Polisi
9
Mobil
10
Rencana
11
Perusuh
12
Sekutu
13
Salam Kenal
14
Gambar Yang Sama
15
Kepala Samuel
16
Balasan
17
Letnan Sarga
18
Pertanyaan
19
Mutiara
20
Monica
21
Permintaan Zairan
22
Hansen dan Orion
23
Pantai
24
Pilihan
25
Berbeda
26
Sumpah
27
Dibodohi
28
Gelang dan Gambar
29
Menyamar dan Ancaman
30
Tangkap
31
Brankas
32
Persiapan Galiendro
33
Hobi Baru Gabriel
34
Gajih Lebih Penting
35
Hansen Modelnya
36
Mimpi Hansen
37
Trauma dan Bodoh
38
Apartemen Hansen
39
Kartu Lelang
40
Memulai
41
Kuliner
42
Perkara Merah Muda
43
Hari Pertengkaran
44
Pertengkaran
45
Gaun Merah
46
Mawar Merah
47
Lelang
48
Perhiasan Mutiara Biru
49
Hello Pak Dokter
50
Mereka Yang Masih Sama
51
Harapan Orion
52
Keluarga Buruk Rupa
53
Masalah Baru
54
Menginap
55
Sisi Lain Hansen
56
Hansen Ayo Kita Menikah !
57
Makanan Mentah
58
Neus
59
Dialah Orion
60
Wanita Idaman Orion
61
Mencari Rumah Tetua
62
Rumah Tetua
63
Alasan Bodoh
64
Jatuh Cinta
65
Hansen Demam
66
Balasan Bellatrix
67
Perusuh di Apartemen
68
Dua Buruan
69
Tidak Jadi Daging Panggang
70
Peringatan George
71
Janji Berujung Penyesalan
72
Siapa Bosnya ?
73
Gila dan Bodoh
74
Orang Gila Mengaku Gila
75
Jadi Kita Teman ?
76
Bukti Itu Milikku
77
Apartemen Tempat Sampah
78
Pemikiran Buruk Jack
79
Hansen Yang Mengaturnya
80
Rahasia Jack
81
Masakan Gabriel Luar Biasa
82
Anak Mama
83
Hasil Awal
84
Bank
85
Timur
86
Hari Sial Jack
87
Kabar Gempar
88
Hansen Yang Berbeda
89
Penjelasan Reina
90
Belum Ada Solusi
91
Petunjuk Solusi
92
Permainan Rasi Bintang
93
Hansen Benci Susu
94
Hansen Yang Malang
95
Kunjungan Orion
96
Luka Orion
97
BuSa
98
Snake
99
Salah Ruangan
100
Tersedak Pizza
101
Bellatrix Maju
102
Reina Datang
103
Kejahilan Hansen
104
Mintaka Maju
105
Mencari Brankas
106
Di Lampu Merah
107
Pemotretan
108
Dua Wanita, Cukup ?
109
Baikan
110
Keberhasilan Bellatrix
111
Bertemu George
112
Pilihan
113
Undangan Presiden
114
Menolak Datang
115
Bertarung
116
Bellatrix Mintaka
117
Penyambutan Dokter Jenius
118
Teman Kecil Hansen
119
Sparring
120
Dia Guruku
121
Selamat Jalan Dokter
122
Kematian Dekandra
123
Hai Ular !
124
Anak Ular
125
Induknya Datang
126
Daging Ular
127
Siapa Mau ?
128
Tugas
129
Bangun Pagi
130
Ketahuan
131
Kabar Buruk
132
Strategi
133
Datang dan Menunggu
134
Pulau Tersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!