Bab 2

Pagi ini masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya, Zie dan juga 4 adik kembarnya selalu terlibat cekcok. Bahkan saat di meja makan sekalipun, hingga membuat kepala Ziva hampir pecah.

"Kak Zie, rok mu itu tidak cocok!" ujar Chandra sambil mengunyah sarapannya.

Zie tidak perduli, adiknya memang selalu menjadikan dirinya sebagai bahan candaan.

"Kalau pakai rok itu yang bagus, jangan pakai spanduk jalanan!" tambah Alfa.

Zie masih fokus pada sarapannya, mengunyah dengan lahap tanpa ingin berdebat.

"Bajunya juga, apaan kain gorden Bunda lebih baik!" timpal Bastian.

Zie menatap wajah-wajah adiknya, "David, lu enggak sekalian ngehina gue?" tanya Zie pada David.

"Pengen lu di hina?" tanya David kembali.

"Belum kenyang lu di hina tiap hari?" tanya Chandra juga.

"Aku bilangin ke Ayah!" ancam Zie.

Sebagai anak perempuan satu-satunya, Zie adalah anak kesayangan Vano. Sehingga ia selalu di atas angin bila sudah menyebutkan Ayahnya.

"Ayah mulu," David langsung berdiri, kemudian mengeluarkan bom aneh dengan suara yang cukup nyaring di samping Zie.

Emosi Zie seketika naik, "David!!!" teriak Zie.

David langsung berlari, dan segera menuju kampus.

"Zie, kau bisa tidak menjadi anggun. Sedikit saja," Ziva tertunduk lesu.

Pupus sudah harapan nya ingin memiliki anaknya feminim, mungkin karena hanya Zie perempuan di antara adik kembarnya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumusalam," sahut Ziva sambil tersenyum pada Alma, "Ayo sarapan."

"Alma lagi diet Bunda."

Lain lagi dengan Alma, gadis feminim yang selalu memikirkan kecantikan.

"Bun, Zie berangkat ya," Zie langsung mencium punggung tangan Ziva. Sedangkan Vano ada di luar kota, dan mungkin sebentar lagi akan segera kembali.

Zie segera mengeluarkan motor gede kesayangannya, sekalipun memakai rok mini menurutnya sama sekali tidak masalah.

"Zie, kalau kamu naik motor begini. Gimana kata Jio. Kamu tahukan Jio enggak suka cewek tomboi," ujar Alma memberikan peringatan.

Zie dan Jio kini sedang menjalani pendekatan, dan mungkin sebentar lagi akan menjadi kekasih.

Zie memang cantik, tubuhnya tinggi, langsing, rambut yang hitam pekat dan bulu mata lentik.

Akan tetapi Zie yang terbiasa bergaul dengan empat orang adik kembarnya membuat jiwa keperempuanan nya lenyap.

"Iya sudah, kita naik mobil aja."

Zie urung membawa motor miliknya, kemudian menaiki mobil Alma. Karena Zie memang tidak suka mengemudikan mobil, hingga ia lebih sering menumpangi mobil Alma.

Sampai di kampus, semua mata pria langsung terpana pada dua mahasiswa yang selalu membuat wanita lainnya iri.

Kecantikan keduanya memang tidak bisa di ragukan lagi.

"Ahahahhaha......sok cakep!" seru Niken menyindir Zie dan Alma yang melewatinya.

Zie tidak perduli, ia mencari bangku kosong dan langsung duduk dengan santai.

"Hai Zie," Jio langsung menyusul Zie, bahkan duduk di samping Zie.

Zie tersenyum sinis pada Niken, bahkan seakan bangga karena Niken sangat menyukai Jio. Tapi justru ia yang menjadi pemenang nya.

"Kantin yuk."

"Ahahahhaha......ada yang panas walaupun enggak ada api," ejek Alma sambil mengikuti Zie dan Jio yang sudah terlebih dahulu menuju kantin.

Niken memukul meja, karena sangat kesal pada Zie yang selalu di kejar-kejar setiap pria tampan yang membuatnya tertarik.

"Aku juga pengen banget meremas wajah anak babu itu," tambah Clara yang juga tidak suka pada Zie.

***

Di saat sedang asik berbincang-bincang dengan Jio, tiba-tiba Zie melihat dosen cupu duduk tidak jauh darinya. Seketika Zie berdiri.

"Zie mau ke mana?" tanya Jio.

"Bentar dong," jawab Zie lalu berpindah duduk di samping dosen cupu yang selalu menjadi bahan tertawaan oleh mahasiswa nya sendiri.

Alma juga duduk sambil menikmati semangkuk bakso, dan menatap Zie yang berpindah duduk.

"Pak, Zie boleh duduk ya?"

Firman sama sekali tidak perduli, bahkan tidak melirik Zie sedikitpun.

"Ahahahhaha......" tawa Niken kembali pecah.

Sesaat setelah Zie dan Jio menuju kantin, Niken dan Clara juga langsung menyusul dan malah melihat Zie yang berusaha mendekati dosen cupu.

"Kenapa sih, di mana-mana ada Niken," gumam Zie dengan suara pelan, sedangkan dua tangannya menggantung sambil terkepal.

"Zie," Alma langsung menarik Zie untuk pergi, karena tidak ingin ada keributan seperti biasa.

Di taman kampus, Zie dan Alma duduk di atas rerumputan. Mulut Zie terus saja komat Kamit tidak jelas. Mengingat bertapa Firman dan Niken sangat menyebalkan.

"Seumur hidup baru Pak Cupu yang cuek sama aku."

"Udahlah, enggak usah di pikirkan."

"Malu banget gue Al," Zie sampai mengusap wajahnya beberapa kali.

"Udahlah kita pikirkan aja gimana dengan magang kita, biar kuliah cepat selesai," kata Alma.

Zie juga merasa tertarik akan topik pembicaraan Alma.

"Kita magang di perusahaan Ayah atau Daddy?" tanya Zie.

"Enggak ah," Alma langsung menolak, "Kalau kita magang di tempat Daddy atau Ayah, kapan kita pintar. Udah pasti kita jadi anak emas," Alma menolak dengan keras.

"Ya juga ya, kapan kita dewasa nya coba," Zie juga membenarkan apa yang di katakan oleh Alma.

Seketika Zie tersenyum, karena merasa mendapatkan ide, "Kita cari perusahaan yang lain!"

"Setuju!"

Tiba-tiba mata Zie kembali melihat Firman, pantang menyerah sebelum berjuang. Tampaknya Vano mewariskan keras kepalanya pada Zie, hingga tidak ada kata menyerah untuk mendekati Firman untuk membuktikan bahwa ia sangat hebat.

"Pak Firman!!!"

Zie langsung lari tergopoh-gopoh, bahkan tanpa sengaja kakinya tersandung.

"Aaa!!!" teriak Zie.

Tetapi Firman menahan tubuh Zie hingga tidak terjatuh.

Banyak mahasiswa yang melihat kearah mereka, membuat bibir Zie tersenyum. Karena ini bisa di jadikan sebagai alat untuk meyakinkan orang-orang jika ia sangat hebat.

Terapi, tiba-tiba Firman malah melepaskan dirinya. Tubuh Zie kembali melayang dan terjatuh.

Bruk!!!

"Aaa!" teriak Zie.

Sedangkan Firman pergi dengan begitu saja.

"Ahahahhaha......" banyak mahasiswa bersorak melihat wajah Zie, bahkan seakan menjadi kesenangan tersendiri.

"Sial!" Zie mengumpat rasanya sangatlah sulit hanya mendekati seorang dosen cupu saja.

Dari tadi Alma terus menahan tawa melihat wajah Zie yang masih saja dalam kekesalannya.

"Ketawa aja, enggak usah di tahan. Gue enggak papa!"

"Ahahahahah......" tawa Alma pecah seketika, sulit sekali menahan tawa dari sejak berada di kampus.

Hingga saat mengemudikan mobilnya Alma langsung tertawa lepas.

"Puas!" geram Zie.

Zie tidak ingin terus mendengarkan Alma yang menertawakan dirinya, sampai akhirnya lebih memilih untuk melihat ponselnya.

"Grup lagi rame, ada apa ya?"

Zie langsung melihat isinya.

[Malu-malu in banget tau, tadi ada yang terjatuh ditangkep dan dihempas,] Niken.

[Siap-siap Niken, jadi majikan Zie,] Saras.

[Puas banget kan @Niken] Clara.

[Ngomong-ngomong kok Zie enggak muncul] Vita.

[Takut kali] Clara.

[Bener] Niken.

Zie langsung memasukan kembali ponselnya pada tas, dari pada terus membaca isi chat di grup yang hanya mengejek dirinya.

Terpopuler

Comments

HenyNur 🌹♥️😘

HenyNur 🌹♥️😘

lanjut

2022-07-10

0

Mulaini

Mulaini

Berpikir Zie untuk menaklukkan hati dosen cupu si Firman hehehehe....

2022-04-08

0

Yuli Herawati

Yuli Herawati

🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭

2022-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!