Anggara menoleh ke arah orang yang menepuk pundak nya dari belakang.
'om Hadi? kok om sih yang jemput saya? bukannya Yusuf yang katanya jemput saya?" tanya Anggara bingung, lalu dia meraih tangan besar Om nya itu lalu mencium punggung tangan Om Hadi.
Om Hadi adalah adik dari papah nya Rahman hakim Subianto.
"lagi ngeliatin siapa kamu? seperti nya fokus banget,kaya penasaran gitu"selidik Hadi
"ah, nggak liat siapa siapa.. perasaan Om Hadi ajah kali' elak Anggara.
"oh gitu? ya sudah. maaf Yusuf tidak bisa jemput kamu, karena ada matkul tambahan.jadi yaa..gitu Om yang jemput kamu di sini"
"kalau nggak bisa nggak apa-apa om,saya bisa pake taksi online, kalau begini kan jadi ngerepotin Om Hadi"
"nggak apa-apa Anggara... kamu ini dari kecil tidak pernah berubah sifat nya,suka nggak enakan gitu"
Anggara hanya tersenyum lebar menanggapi ucapan Hadi.
"emang gitu ya Om?" ucap Anggara menggaruk kening nya yang tidak gatel.
"ya sudah kalau begitu, ayo kita ke parkiran, nggak jauh kok Om parkir mobil nya" Anggara pun melangkah bersama Hadi menuju di mana mobil nya terparkir.
setelah sampai di mobil Hadi di parkiran. Anggara memasukkan koper bawaan nya ke bagasi mobil Hadi.setelah semua nya selesai.
Anggara masuk ke dalam mobil Hadi.
lalu mobil yang membawa mereka pun melaju ke jalan utama.menuju kediaman keluarga Rahman hakim Subianto.di bilangan Kemang Jakarta.
setelah menempuh perjalanan sekitar kurang lebih dua jam plus macet. Anggara dan Hadi akhirnya sampai di rumah Rahman kakak nya.
mobil Pajero sport bewarna hitam itu memasuki halaman rumah mewah berlantai dua.lalu Hadi memarkirkan mobilnya di halaman rumah.
mereka berdua keluar bersama dari mobil.tak lupa Anggara mengambil koper nya di bagasi mobil Om Hadi.
"aahh.. akhirnya sampai juga di rumah dengan selamat, Alhamdulillah" Anggara merentangkan kedua tangannya ke samping meregang kan badan kekar nya sehingga otot bisep nya nampak jelas tercetak di badan pria tinggi 185 cm itu. Hadi hanya tersenyum tipis melihat ponakan ganteng nya yang baru pulang dari Australi itu.
"ayo masuk" Hadi menepuk pelan bahu lebar Anggara. mereka berdua pun masuk ke dalam rumah.dan mengucap salam.
"waallaikumu sallam... sahut orang yang ada di dalam rumah itu.
"Angga! kamu sudah pulang nak?" ucap umi Aisyah ibu sambung Anggara. ummi Aisyah adalah ibu sambung Anggara.papah nya Rahman menikah dengan ummi Aisyah setelah di tinggal oleh istri nya Salamah Handerson. ibu kandung nya meninggal karena sakit kanker otak. setelah meninggal nya ibu kandung Anggara, Rahman menduda selama tiga tahun,para kerabatnya menyarankan Rahman agar menikah lagi, karena pada waktu itu Salamah meninggal ketika Anggara berumur 7 tahun.setelah dengan segala pertimbangan akhirnya Rahman menikahi Aisyah karena di jodohkan oleh keluarga nya.dan ternyata pilihan nya untuk menikahi Aisyah tidak salah, karena Aisyah wanita yang baik menyayangi Anggara seperti anak nya sendiri.dari pernikahan nya dengan Aisyah Rahman mendapatkan seorang anak perempuan bernama Madina Saraswati masih SMA di kelas dua belas.
"iya ummi angga baru datang" lalu Anggara mencium punggung tangan ummi Aisyah tanda hormat nya.
"papah kemana ummi?"
"papah mu masih di kantor,katanya masih ada pekerjaan sedikit, sebentar lagi juga pulang.ummi sudah telpon papah mu kalau kamu sudah pulang"
"baik lah, kalau begitu Angga langsung saja masuk ke kamar ya ummi, pingin mandi dan istirahat"
"oh,ya sudah sana, bersih kan badan mu dan istirahat, jangan lupa nanti turun untuk makan malam"
"baik lah ummi" lalu Anggara berjalan ke arah kamar nya yang berada di lantai dua rumah nya.
ummi Aisyah pun pergi ke dapur.
di dalam kamar Anggara baru saja keluar dari kamar mandi, mengambil baju di lemari pakaian.setelah berpakaian.Anggara merebahkan tubuh nya di atas ranjang yang berukuran besar, pandangan nya menatap langit langit.dan tiba-tiba saja terlintas di pikiran bayangan gadis yang dia temui di bandara tadi.
tak sadar anggara tersenyum.
"Renita Khadijah,nama yang cantik, secantik orang nya" gumamnya.
tok
tok
ketukan pintu kamar membuyarkan lamunan Anggara.
"mas angga..di panggil papah tuh di bawah"
"iya sebentar mas ke bawah ya"
Anggara bangun dari rebahan nya , berdiri jalan keluar kamar, turun ke lantai bawah untuk menemui papah nya.
assalamualaikum...Anggara memberikan salam ke papah nya.
Rahman yang sedang duduk di ruang tengah menoleh ke arahnya Yang berjalan ke arah nya.dan meraih tangan papahnya dan mencium punggung tangan Rahman.lalu duduk berhadapan.
waallaikumu sallam..
"kamu kapan pulang Angga?" tanya Rahman.
"tadi sore pah"
"hm iya, iya, terus apa rencana mu sekarang? apa kamu langsung kerja di kantor papah ?" Rahman menyenderkan tubuhnya di sofa menatap tajam putra sulung nya itu.
"belum tahu pah"
"loh, kenapa? kamu tidak mau bekerja di perusahaan sendiri?" ucap Rahman heran dengan kemauan Anggara.
"bukan nya tidak mau pah.. opa kan sudah tua, beliau mau pensiun, mau istirahat katanya, dan otomatis tidak ada yang memimpin yayasan, jadi sementara ini aku mau bantu opa Henderson untuk memimpin yayasan nya"
info siapa Henderson
Henderson adalah papah dari ibu kandung Anggara,Handerson pria kebangsaan belanda yang menikah dengan oma nya yang asli Jogja.dan Handerson menjadi mualaf. serta membuka yayasan di bidang pendidikan.ada beberapa SMP, SMA, sampai universitas swasta terbaik di Jawa yang di naungi yayasan milik Handerson. dan sekarang Anggara di pinta Handerson untuk memimpin yayasan yang dia punya.dan saat ini.karena Handerson hanya mempunyai satu orang anak perempuan yaitu ibu kandung Anggara yang sudah meninggal.jadi saat ini harapan nya untuk meneruskan yayasan nya agar tetap berdiri hanya cucu lelaki satu satunya yaitu Anggara. jadi sekarang dia memilih mengambil alih memimpin yayasan opa nya karena tidak ada lagi yang mewarisi selain Anggara.dan dia sekarang memilih. akan berkantor di salah satu universitas swasta terbesar yang ada di Jakarta, milik yayasan Handerson. bukan mau menjadi dosen, itu tidak mungkin terjadi, karena dia tidak ada minat untuk mengajar.
_________________.
..."aku tahu pilihan ku pasti bikin papah kecewa,tapi sebisa mungkin aku akan terjun ke perusahaan papah hanya sekedar membantu saja, lagi pula papah kan masih gagah, masih kuat! untuk memimpin perusahaan papah.dan ada om Hadi yang selalu setia membantu papah" Anggara mencoba menjelaskan semua nya agar ayah nya tidak kecewa dengan keputusan yang dia ambil....
Rahman terdiam tatapannya masih mengunci ke arah wajah tampan putranya yang seperti bule, wajah yang di wariskan dari mamahnya dan opa nya yang berkebangsaan Belanda. Rahman menghela nafasnya berat. lalu dia bangkit dari duduknya.
"baik lah, kalau itu sudah menjadi keputusan mu, papah terima demi mamah mu Salamah"ucap Rahman lirih.menepuk nepuk pundak kokoh putranya.lalu lelaki paruh baya itu pun meninggalkan Anggara sendiri di ruang tengah.Anggara hanya mengangguk dan tersenyum membalas ucapan Rahman.tak lama ummi Aisyah datang dengan sebuah nampan berisi dua gelas coklat panas dan Pisang goreng kesukaan suaminya dan putranya .dia heran melihat suaminya naik ke lantai dua ke arah kamar nya.
"loh, kemana papah mu Angga? kok malah masuk kamar sih? bukan tadi masih duduk ngobrol dengan mu?"
Anggara tersenyum pada ummi Aisyah.
"tadi papah pamit mau istirahat katanya ummi, coklat panas dan Pisang goreng nya bawa ke kamar papah ajah ummi" pinta Anggara.
dengan raut wajah yang masih bingung, ummi Aisyah menuruti permintaan Anggara lalu dia membawa segelas coklat panas dan separo pisang goreng yang sudah di bagi dua untuk suami nya di kamar.
Renita Khadijah dan Handerson adalah dua orang yang menjadi alasan Anggara mengambil keputusan ini.walaupun membuat papah nya kecewa tapi paling tidak untuk sementara ini dia ingin berjuang untuk jalan hidup nya sendiri.setelah semua nya tercapai baru lah Anggara akan merentangkan kedua sayap nya.
"
"
#to be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Mama amiinn Asis
lagi nyimak dulu
2022-05-13
1