Bab 3. Murid Baru

Rae berlari menuju kelasnya melewati koridor yang sudah lengang, sekarang adalah jam 07.05, sudah pasti semua siswa berada di kelas masing-masing dan siap untuk menerima pelajaran.

Rae tak sempat mengantarkan jaketnya ke ruang loker, sekarang tujuannya adalah segera masuk ruang kelas dan berharap pak Wahyu, guru fisikanya belum masuk ke kelas.

Pintu ruangan sudah tertutup dan lenyaplah harapan Rae untuk tidak terlambat pagi ini.

TOK! TOK! TOK!

Rae mengetuk pintu sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan, secepat kilat.

Tak ada suara yang terdengar menyahut menyuruh masuk tetapi pintu itu terbuka dan sebuah tangan halus menariknya dari dalam kelas.

“Cepatan masuk, Beb. Pak Wahyu belum datang!” suara yang sangat dikenalnya, si ceriwis yang genit, itu adalah suara Emma, teman sekelasnya yang selama ini secara  nyata mendeklarasikan bahwa dia menyukai Rae.

Rae menatap lega ke dalam ruangan yang segera berisik melihat dia datang, pertanda guru belum masuk ruang kelas.

“Oh, syukurlah…” Rae menarik nafas lega.

“Buruan, beb. Ntar pak Wahyu datang, bebeb di omelin, lho!”

Rae mengalihkan pandangannya pada Emma yang tersenyum genit padanya, di ikuti berpasang-pasang mata yang melotot pada mereka, melihat Emma menggandeng tangan Rae dengan manja.

Rae menepis tangan Emma dengan cepat, sementara Emma sangat menikmati pandangan sebal beberapa gadis yang diam-diam mungkin menaruh hati pada salah satu dari laki-laki terpopuler di sekolah mereka itu.

“Beb…”

“Astaga Emma, berhentilah memanggilku bebeb babab.” Rae berucap risih sambil berjalan menuju kursinya yang terletak di sudut kelas paling belakang.

Suara riuh menyambut bagaimana Rae seperti biasa tidak memperdulikan Emma, sama sekali tidak membuat Emma surut untuk membututi tubuh tegap Rae dari belakang.

“Aaaaaa…bebeb, aku sudah nungguin kamu dari tadi, lho. Jaga pintu dengan hati dag-dig-dug, takut pak Wahyu keduluan datang dari kamu.” Emma mengoceh dari belakang.

Rae tidak menyahut, melepaskan tas dari punggungnya dan duduk sambil mengatur nafasnya yang masih tidak teratur karena terburu-buru memarkir motornya dan segera berlari melompati beberapa tangga menuju kelasnya lantai dua.

“Emma, sudahlah. Jangan mengganggu Rae terus.” Tegur Arka, kursinya bersebelahan dengan Rae, dia teman dekat Rae, ayahnya adalah sopir pribadi daddy Rae, masuk ke sekolah ini karena Sarah, mama Rae yang memasukkannya.

Arka adalah anak yang pintar dan berprestasi, usianya sepantaran dengan Rae hanya selisih beberapa bulan saja dan mereka berdua adalah teman baik dari kecil karena sudah saling mengenal lama dari masa kanak-kanak, sehingga menurut Sarah sayang jika Arka tidak mendapat pendidikan yang Layak.

Sarah bersedia untuk menjamin pendidikan Arka hingga perguruan tinggi. Sarah selalu mengajarkan Rae dan kedua adiknya yang kini duduk di kelas akhir sekolah menengah untuk tidak membedakan orang dan memilih teman berdasarkan latar belakang keluarganya.

Meski Rae bukan anak yang banyak bicara dan sedikit dingin dengan perempuan, tetapi jika orang sudah mengenalnya, Rae adalah anak yang menyenangkan.

Tipe seperti Rae, memang sangat mudah membuat anak gadis remaja tergila-gila.

“Akh, Arka…”Mulut Emma sedikit monyong, dia kesal jika Arka sudah berbicara, Arka adalah pawang Rae, dianggapnya sebagai penghalang untuk mendekati Rae. Lalu dengan kesal kembali ke kursinya yang berada di paling depan.

Rae tersenyum kecil pada Arka, sekan mengucapkan terimakasih, telah menyingkirkan si genit Emma tanpa harus bersusah payah mengusirnya.

"Kamu terlambat lagi hari ini."Arka mengernyit dahinya pada Rae.

“Sttt…jangan bilang mommy, ya.” Rae berucap setengah berbisik sambil meletakkan telunjuknya di bibir tipisnya.

“Kamu ke gang itu lagi pagi ini?" Arka bertanya dengan nada menuduh.

“Sttttt…” Rae melotot pada Rae sambil matanya melirik ke kursi di sebelahnya, memastikan tak ada siswa yang memperhatikan percakapan mereka.

Ruang kelas memang menjadi sedikit riuh, para siswa dan siswi kelas X MIPA A ini terlihat sibuk berbicara sendiri-sendiri, mereka sangat menikmati pagi ini dimana Pak wahyu, sang guru Matematika mereka yang killer itu terlambat datang.

Memang tak biasanya, si bapak guru berkacamata tebal itu terlambat datang tetapi itu sungguh menyenangkan buat mereka untuk mengobrolkan sejuta cerita bersama teman.

“Tante Sarah nggak akan suka jika dia tahu kamu sering terlambat.”

“Aku nggak terlambat hari ini.” Rae berkilah dengan santai.

“Tapi…”

“Masih ada yang lebih parah dari aku hari ini.” Rae tersenyum pada Arka, dia menaikan alisnya dengan puas bagaimana di gerbang sekolah dia meninggalkan seorang gadis bermata besar tadi berdebat dengan pak amin yang disiplin itu untuk berjuang masuk, meminta pak Amin untuk membukakan pagar untuknya.

“Hah, masa ada yang lebih parah darimu? Si Dan maksudmu?” tanya Arka dengan penasaran.

“Bukan. Kalau Dandy yang terlambat aku nggak heran, itu sudah biasa. Tapi ini anak perempuan.” Rae menarik sudut bibirnya, sedikit geli.

Di sekolah ini sangat jarang siswa yang berada di luar pagar karena terlambat, sekolah ini meskipun di huni oleh anak-anak kelas atas tapi soal di siplin guru-gurunya tak pandang bulu.

Mereka sangat tegas dengan peraturan karena kualitas output dari sekolah ini sangat mereka jaga dan banggakan, anak-anak yang keluar dari sini dipersiapkan untuk berkuliah di Universitas luar negeri dan minimal perguruan tinggi ternama jika barada di dalam negeri.

Banyak Siswa yang memilih untuk mutasi jika mereka benar-benar tidak bisa mengikuti ritme pembelajaran di sekolah ini.

“Cewek?” Arka melotot menatap temannya itu, seolah tak yakin dengan apa yang di dengarnya.

Rae menganggukkan kepalanya, dan dia mengingat bagaimana wajah gadis yang tanpa dosa itu, berusaha mencari tahu wajahnya dari balik helm karena mendengarnya mengucapkan bahwa dia telah lambat satu menit.

“Kelas mana?”

“Mana ku tahu, aku baru pertama kali

melihatnya.”

“Cantik?”

“Entahlah, aku gak begitu jelas melihatnya, tapi ku rasa giginya sedikit tonggos.” Jawab Rae dengan wajah senang, baru kali ini Arka melihat Rae begitu bahagia menyebutkan kekurangan orang.

Dia bukan orang yang suka menjelek-jelekkan orang lain biarpun dia cuek bebek dengan para gadis yang seperti anak ayam di belakang punggungnya selama ini.

Ketika Arka akan menanggapi Rae dengan sikap antusias, tiba-tiba pak Wahyu membuka pintu dan segera membuat semua anak-anak itu berhamburan duduk ke kursinya masing-masing.

“Selamat pagi, anak-anak, semuanya…” Sapa Pak Wahyu dengan terburu-buru, dia membawa tas laptopnya seperti biasa.

“Selamat pagi, Pak.” Jawab anak-anak dengan serentak, wajah cerah anak-anak segera berganti pias, bersiap menerima pelajaran matematika di jumat pagi, penghujung weekend memang sesuatu yang berat, sementara fikiran mereka sedang travelling dengan rencana kegiatan akhir pekan.

“Maaf, bapak terlambat hampir dua puluh menit hari ini.” Pak Wahyu melirik ke arloji di pergelangan tangannya.

“Tidak apa-apa, pak. Di maafkan.” Sebagian dari anak-anak menyahut, dengan wajah tanpa dosa.

“Bapak sedikit terlambat karena bapak menunggu teman baru kalian, yang di titip perkenalkan oleh Wali kelas kalian pagi ini.”Pak Wahyu menoleh ke pintu yang di biarkan terbuka.

“Silahkan masuk…ini adalah kelasmu.”

Seorang gadis dengan rambut di kuncir rapi di atas tengkuk masuk dengan percaya diri, senyum terkembang di bibirnya, mengalihkan perhatian semua orang. Tak terkecuali Rae yang semula menoleh dengan sikap tak tertarik.

Rae tak berkedip melihat siapa yang berdiri kini di depan kelas bersama dengan pak Wahyu.

Terimakasih sudah membaca novel ini dan selalu setia, kalian adalah kesayangan othor🤗 i love you full....

Jangan Lupa VOTEnya yah untuk mendukung novel ini, biar othor tetap semangat menulis😂🙏🙏🙏

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan, ya...

Terpopuler

Comments

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

alluna & rae sekelas

2024-12-05

0

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

Lanjut...

2022-11-08

1

Maryani Sundawa

Maryani Sundawa

aku baca lagi kak...kmrn aku menepi dlu dr dunia NT,,

2022-10-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perkenalan
2 BAB 2. Terlambat Setengah Menit
3 Bab 3. Murid Baru
4 BAB 4. Panggil Aku Aluna
5 BAB 5. Sok Pintar
6 BAB. 6 Menyebalkan
7 BAB 7. Nasehat Daddy
8 BAB 8 Undur-undur Beranjak Remaja
9 BAB 9. Mendidik Remaja
10 BAB 10. SOK
11 BAB 11. Queen Of Drama
12 BAB 12. Lebah dan Nyamuk
13 BAB. 13 Dalam Pelukan Laki-Laki Asing
14 BAB 14. Bertemu Tuan Gibah
15 BAB. 15 Tugas Mulia
16 BAB 16. Bertemu
17 BAB 17. Mulut Bon Cabe
18 BAB 18. Obrolan Canggung
19 BAB 19 Jaga Jarak
20 BAB 20. Tukang Gombal
21 BAB 21 Perkelahian
22 BAB 22 Dia Tidak Bersalah
23 BAB 23 Saling Membela
24 BAB 24 Pipi Merah Jambu
25 BAB 25. Bukan Baby Undur-Undur Lagi
26 BAB 26. Antara Benci Dan Cinta
27 BAB 27. Sedikit Mengagumi
28 BAB 28. PRANK
29 BAB 29 Endorse Cinta
30 BAB 30. Wajah Es Batu Hati Doraemon
31 BAB 31. Diam-Diam Kasmaran
32 BAB 32 Taksir-taksiran
33 BAB 33 Perkara Boneka
34 BAB 34. Memberi Pelajaran
35 BAB 35. SALAH ALAMAT
36 BAB 36. KATAKAN CINTA
37 BAB 37. NASEHAT EMAK NYAMUK
38 BAB 38. PROJEK BERDUA
39 BAB 39. TANDA-TANDA JATUH CINTA
40 BAB 40. TUKANG KOMPOR
41 BAB 41. MALU MALU MAU
42 BAB 42. WHY NOT?
43 BAB 43. HAMPIR TERCIDUK
44 BAB 44. DAG DIG DUG SER
45 BAB 45. Menandai Teritori
46 BAB 46. JANGAN INGAT-INGAT LAGI
47 BAB 47. Satu TIM
48 BAB 48. Gibah di Grup Chat Keluarga
49 BAB 49. Ala Dylan Dan Milea
50 BAB 50. Kakak Undui-Undui
51 BAB 51. Tinggallah Sebentar
52 BAB 52. Maafkan Aku Mencintainya
53 BAB 53. Pengalaman Baru
54 BAB 54. Mencemaskan Aluna
55 BAB 55. INI HANYA SALAH PAHAM
56 BAB 56. Membela Jantung Hati
57 BAB 57. Mengambil Hati
58 BAB 58. Semanis Mommy Sarah
59 BAB 59. MEMBERI PENGERTIAN
60 BAB 60. TANTE SUKA DIA
61 BAB 61. GADIS KITA
62 BAB 62. TERBAYANG-BAYANG
63 BAB 63. CHAT GROUP
64 BAB 64. RESMIKAN SEGERA
65 BAB 65. Kunjungan Resmi pertama
66 BAB 66. Senyum selembut Softcake
67 BAB 67. Kelakuan si Kembar
68 BAB 68. KESAL
69 BAB 69. Tentang Cinta & Permintaan Maaf
70 BAB 70. Bukan Bayi Undur-Undur Lagi
71 BAB 71. Mengenang Malam Pertama di Leiden
72 BAB 72. Encok Mendadak
73 BAB 73. Hari Kompetisi
74 Bab 74. Kemana Aluna?
75 BAB 75. Penyisihan
76 BAB 76. Mengalihkan Perhatian Sejenak
77 Bab 77. Tak sadarkan Diri
78 BAB 78. Aluna Kembali
79 BAB 79. Kegelisahan Undur-undur
80 BAB 80. Perbedaan
81 BAB 81. Indahnya Cinta Dalam Perbedaan
82 BAB 82. Deal-Dealan dengan mommy
83 BAB 83. Bucin Parah
84 BAB 84. Daddyku Idolaku
85 BAB 85. Drama membangunkan Kukuk
86 BAB 86. Jurang Pemisah
87 BAB 87. SATU VISI DAN MISI
88 BAB. 88. TOLERANSI DAN CINTA
89 BAB 89. Maybe Yess Maybe No
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1. Perkenalan
2
BAB 2. Terlambat Setengah Menit
3
Bab 3. Murid Baru
4
BAB 4. Panggil Aku Aluna
5
BAB 5. Sok Pintar
6
BAB. 6 Menyebalkan
7
BAB 7. Nasehat Daddy
8
BAB 8 Undur-undur Beranjak Remaja
9
BAB 9. Mendidik Remaja
10
BAB 10. SOK
11
BAB 11. Queen Of Drama
12
BAB 12. Lebah dan Nyamuk
13
BAB. 13 Dalam Pelukan Laki-Laki Asing
14
BAB 14. Bertemu Tuan Gibah
15
BAB. 15 Tugas Mulia
16
BAB 16. Bertemu
17
BAB 17. Mulut Bon Cabe
18
BAB 18. Obrolan Canggung
19
BAB 19 Jaga Jarak
20
BAB 20. Tukang Gombal
21
BAB 21 Perkelahian
22
BAB 22 Dia Tidak Bersalah
23
BAB 23 Saling Membela
24
BAB 24 Pipi Merah Jambu
25
BAB 25. Bukan Baby Undur-Undur Lagi
26
BAB 26. Antara Benci Dan Cinta
27
BAB 27. Sedikit Mengagumi
28
BAB 28. PRANK
29
BAB 29 Endorse Cinta
30
BAB 30. Wajah Es Batu Hati Doraemon
31
BAB 31. Diam-Diam Kasmaran
32
BAB 32 Taksir-taksiran
33
BAB 33 Perkara Boneka
34
BAB 34. Memberi Pelajaran
35
BAB 35. SALAH ALAMAT
36
BAB 36. KATAKAN CINTA
37
BAB 37. NASEHAT EMAK NYAMUK
38
BAB 38. PROJEK BERDUA
39
BAB 39. TANDA-TANDA JATUH CINTA
40
BAB 40. TUKANG KOMPOR
41
BAB 41. MALU MALU MAU
42
BAB 42. WHY NOT?
43
BAB 43. HAMPIR TERCIDUK
44
BAB 44. DAG DIG DUG SER
45
BAB 45. Menandai Teritori
46
BAB 46. JANGAN INGAT-INGAT LAGI
47
BAB 47. Satu TIM
48
BAB 48. Gibah di Grup Chat Keluarga
49
BAB 49. Ala Dylan Dan Milea
50
BAB 50. Kakak Undui-Undui
51
BAB 51. Tinggallah Sebentar
52
BAB 52. Maafkan Aku Mencintainya
53
BAB 53. Pengalaman Baru
54
BAB 54. Mencemaskan Aluna
55
BAB 55. INI HANYA SALAH PAHAM
56
BAB 56. Membela Jantung Hati
57
BAB 57. Mengambil Hati
58
BAB 58. Semanis Mommy Sarah
59
BAB 59. MEMBERI PENGERTIAN
60
BAB 60. TANTE SUKA DIA
61
BAB 61. GADIS KITA
62
BAB 62. TERBAYANG-BAYANG
63
BAB 63. CHAT GROUP
64
BAB 64. RESMIKAN SEGERA
65
BAB 65. Kunjungan Resmi pertama
66
BAB 66. Senyum selembut Softcake
67
BAB 67. Kelakuan si Kembar
68
BAB 68. KESAL
69
BAB 69. Tentang Cinta & Permintaan Maaf
70
BAB 70. Bukan Bayi Undur-Undur Lagi
71
BAB 71. Mengenang Malam Pertama di Leiden
72
BAB 72. Encok Mendadak
73
BAB 73. Hari Kompetisi
74
Bab 74. Kemana Aluna?
75
BAB 75. Penyisihan
76
BAB 76. Mengalihkan Perhatian Sejenak
77
Bab 77. Tak sadarkan Diri
78
BAB 78. Aluna Kembali
79
BAB 79. Kegelisahan Undur-undur
80
BAB 80. Perbedaan
81
BAB 81. Indahnya Cinta Dalam Perbedaan
82
BAB 82. Deal-Dealan dengan mommy
83
BAB 83. Bucin Parah
84
BAB 84. Daddyku Idolaku
85
BAB 85. Drama membangunkan Kukuk
86
BAB 86. Jurang Pemisah
87
BAB 87. SATU VISI DAN MISI
88
BAB. 88. TOLERANSI DAN CINTA
89
BAB 89. Maybe Yess Maybe No

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!