“Pak Amin…!” Rae berteriak dengan keras dari balik helmnya saat melihat, pak Amin security yang menjaga gerbang sekolah mereka akan segera menutup pintu gerbang.
Pak amin mendonggak dan mengurungkan niatnya, bersamaan dengan motor Yamaha R1 M silver Blue Carbon itu berhenti dengan bunyi decit rem di depannya.
"Astaga, nak Rae." Laki-laki paruh baya dengan kumis jarang itu melotot, satu tangannya masih memegang ujung pagar sementara tangannya yang lain memegang dadanya dengan raut tegang.
"Pak, jangan ditutup dulu, saya mau maduk, pak. Please..."Pinta Rae dengan penuh permohonan sambil mengangkat kaca helmnya menunjukkan wajah tampannya, seperti biasanya.
“Nak ini sudah jam tujuh…" Pak Amin menaikkan pergelangan tangannya , meliriknya sebentar dan menunjukkan jam tangan besar yang ada di tangannya pada Rae.
“Jam tujuh kurang tiga menit, pak…”Rae mengambil ponsel dari saku bajunya dan menunjukkan layar ponselnya dengan sigap kepada pak Amin.
“Hah…apa iya?" Pak amin memicingkan matanya dan bergantian melihat dari waktu yang ditunjukkan oleh layar ponsel Rae dengan waktu yang ditunjukkan oleh jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya sendiri.
"Pak, ayolah, please tolong bukakan pintu pagarnya nanti saya terlambat beneran, lho pak." Rengek Rae.
"Bapak yang tanggung jawab kalau saya jadi terlambat karena bapak." Lanjut Rae dengan nada mengancam yang lucu.
Pak Amin melongo menatap Rae penuh keraguan, bukan sekali ini saja Rae datang pada waktu pas-pasan dengan pagar yang akan segera di kunci karena jam pelajaran akan segera di mulai.
Rae bukan anak yang bandel, dia hanya sering tidak tepat waktu, karena putra salah satu dari jajaran donator besar sekolah ini, pak Raka Rudiath ini termasuk anak yang aktif di berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga. Dia sebenarnya cukup pintar hanya sedikit cuek dan serampangan. Meskipun dia tyerkesan agak dingin dan tak suka banyak bicara, tapi dia termasuk anak yang popular di sekolah karena ketampanannya.
Tetapi untuk attitude serta bersikap, dia selalu sopan santun kepada orang yang lebih tua, tidak pernah bersikap kasar tetapi tetap saja daddynya selalu berlangganan datang ke sekolah untuk bersilahturahmi karena ada-ada saja yang membuat mereka berdua dipertemukan di ruang Kepala sekolah.
Tidak fatal memang, tetapi tetap saja sang daddy harus berhadapan dengan keluhan guru Bimbingan Konseling, yang paling umum adalah pertengkaran.
Sekolah swasta dengan fasilitas terlengkap di kota Surabaya itu memang adalah salah satu sekolah swasta terfavorit dan terkenal karena yang bersekolah di sana adalah anak-anak orang kaya, putra-putri pemilik perusahaan dan pejabat tinggi.
Dan di dalam pergaulan anak-anak kelas atas itu tentu saja terbagi dalam kotak-kotak sebagaimana umumnya jika di dalamnya terdapat komunitas dari para raja kecil yang sama-sama dilatar belakangi oleh kekayaan dan kekuasaan orangtuanya.
Seperti halnya beberapa kerajaan kecil yang sedang merebut perhatian dan mempertahankan eksistensi ganknya.
Rae adalah salah satu siswa yang cukup disegani bukan karena sikap arogannya tetapi karena prinsipnya yang tidak menyukai jika ada yang menindas yang lebih rendah atau lemah sehingga hal ini tentu saja memicu banyak yang tidak menyukai Raka, khusunya kaum anak-anak lelaki.
"Pak, satu setengah menit lagi jam tujuh tepat, pak. Bapak mau di sebut koruptor?”
“Eh, kok bapak bisa jadi koruptor hanya gara-gara tidak membukakan pagar, memangnya apa hubungannya?”
“Bapak membiarkan saya terlambat karena bapak menutup pagar sebelum waktunya, itu termasuk korupsi waktu, lho. Saya gak ikut-ikutan menanggung dosanya.”
Mendengar kalimat itu, pak Amin dengan secepat kilat membuka pintu lebar-lebar. Dan dengan senyum bahagia, Rae membawa motornya masuk.
Rae adalah salah satu dari sedikit siswa yang membawa motor ke sekolah, karena rata-rata anak-anak orang kaya di antar jemput menggunakan mobil atau menggunakan mobil sendiri, karena itulah sekolah itu mempunyai lahan parkir luas di base lantai dasar yang berada di paling bawah.
Rae menghentikan motornya, saat sudah berhasil memasukkan motornya ke balik pagar.
“Terimakasih, pak Amin…”
“Iya, den…sama-sama. Paling tidak hari ini bapak tidak akan di tangkap KPK karena korupsi waktunya aden.” Seloroh pak Amin dengan muka masam, sambil menutup kembali pagar sekolah dari besi itu.
Tiba-tiba sebuah mobil mewah Lexus LM350h warna hitam berhenti tepat di depan pagar sekolah.
Seorang laki-laki tinggi besar berpakaian jas warna hitam dengan kacamata hitam turun dari dalam mobil dan dengan langkah tegap berdiri di depan pintu penumpang.
Pintu mobil itu terbuka otomatis dan seorang remaja perempuan dengan baju seragam yang sama seperti Rae turun dari dalam mobil.
Rambutnya yang lurus panjang itu di ikat rapi di atas tengkuknya, Nampak manis sekali.
Lelaki berjas itu membungkuk dalam pada sang gadis, Rae mengernyit dahi dari balik helmnya, rasanya dia baru kali ini melihat siswi ini selama dia bersekolah hampir dua semester di sekolah ini.
Rae terpana sejenak menatap Wajah yang terlihat manis dengan rambut hitam legam panjang di kuncir rapi di atas tengkuk itu, poninya tipis di sekanya sebagian ke pinggir dahi sehingga alisnya yang hitam lebat itu terlihat tegas memperlihatkan pesonanya tanpa perlu mengintip malu-malu di antara helaian rambutnya.
Matanya melengkung indah dengan bulu mata yang hitam lebat sehitam rambutnya, dari jauhpun terlihat begitu lentik.
Rae benar-benar terpana beberapa saat, gadis ini benar-benar berbeda auranya dari beberapa gadis di sekolahnya itu, yang menurut para arjuna muda adalah bidadari di sekolah mereka.
“Mungkin dia kakak kelas…”fikir Rae dan bersiap untuk menjalankan kembali motornya.
“Tolong bukakan pintunya untuk nona muda saya.” Kata laki-laki itu sedikit kasar dengan nada memerintah kepada Pak Amin.
“Tapi," Pak Amin seperti orang bingung karena aturan keras di dalam
lingkungan sekolah itu sebenarnya tak mengijinkan pintu itu di buka jika sudah melewati jam yang ditentukan.
Wajah Laki-laki tinggi besar yang serupa bodyguard itu mengeras tampak tak terima dengan sikap Pak Amin.
“Maaf, pak. Setengah menit lagi jam tujuh. Saya mohon bapak memberikan saya kesempatan untuk masuk sebelum saya benar-benar terlambat.” Gadis itu melangkah mendekat sambil memberi isyarat kepada laki-laki bersamanya itu mundur ke belakang.
Sikapnya terlihat sedikit tegas dan sekan tak bisa di tawar.
Pak Amin yang kebingungan dan berusaha membuka kembali pintu pagar, tetapi sedikit kesulitan karena gugup di pelototi laki-laki dengan perawakan pemain smackdown itu.
“Pak, dia terlambat satu menit!” Rae yang masih berada di atas motornya
yang menyala, menunjukkan layar ponselnya kepada pak Amin dimana angkanya sudah berada 07.01 WIB.
“Bukan salah saya terlambat, karena bapak yang tidak segera membukakan pintu untuk saya." Ucapnya dingin.
"Andai bapak segera membukakannya mungkin satu menit yang lalu saya sudah berada di dalam dan jikapun saya terlambat, saya perkirakan tidak lebih dari setengah menit." Matanya tak berkedip menatap kepada pak Amin.
"Saya rasa bapak tentu punya toleransi yang baik untuk siswi yang pertama kali terlambat setengah menit.” Gadis cantik bermata bulat bersinar itu mengakhiri kalimat panjangnya dengan tenang dan teratur.
Dia memang berhadapan dengan pak amin di depan pagar yang setengah terbuka tetapi matanya yang tajam lurus pada Rae yang masih dalam posisi menoleh ke arahnya dari atas motornya.
Rae terpaku, tatapan itu sama sekali bukan tatapan biasa karena kekaguman seperti yang biasanya di terima Rae dari gadis-gadis yang berusaha menarik perhatiannya.
Itu seperti sinyal perang yang di kirim karena merasa orang lain ikut campur dengan urusannya.
Terimakasih sudah membaca novel ini dan selalu setia, kalian adalah kesayangan othor🤗 i love you full....
Jangan Lupa VOTEnya yah untuk mendukung novel ini, biar othor tetap semangat menulis😂🙏🙏🙏
...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan, ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
balada pak penjaga pintu sekolah. 😁
2024-12-05
0
Maryani Sundawa
kasihan pak Amin🤭
2022-09-07
1
maura shi
wkwkwkwk pak amin d kibulin bocah
2022-06-08
1