...Kalau sudah memasuki waktu sholat segerakanlah.Jangan menunda-nunda karna ingin membaca novel ini atau novel yang lain.Saling mengingatkan^^...
...~Happy reading~...
Ria perlahan membuka matanya,mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia mengernyitkan keningnya melihat posisinya yang sudah terbaring di kasur dengan selimut yang menutupi tubuhnya.Apa mungkin Aldi yang memindahkannya ke sini?Karna seingatnya ia bersandar di bahu ranjang.
Mata Ria menelisik ke seluruh ruangan kamar yang tidak ada sosok Aldi. Ia menoleh ke sebelahnya sebuahb senyuman tercipta di wajah Ria yang menatap putranya, Raja masih tertidur dengan nyenyak.Tangan wanita itu terulur mengusap lembut pipi chubby Raja. Wajahnya sangat mirip dengan Rayyan, tapi seketika senyuman di bibirnya memudar di gantikan dengan mata yang memanas penuh air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
"A-aku sangat merindukan kamu, Rayyan. Pasti kamu sudah bahagia di sana. Dan kamu tidak merasakan sakit lagi hiks...ta-tapi aku masih belum rela kehilangan kamu hiks....."Ria menangis terisak-isak. Dadanya begitu sakit dan sesak.
Ria membekap mulutnya, meredam suara tangisnya yang akan membuat Raja terusik dari tidurnya. Ia memilih turun dari ranjang. Berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
*******
" Maiza, apa ada lagi pasien yang ingin di periksa? "tanya Aldi sesekali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Maiza, perempuan yang berumur 21 tahun itu, menatap Aldi yang masih duduk di kursinya.
" Sudah tidak ada lagi Dok, "jawab Maiza tersenyum tipis.
" Kalau begitu saya akan pulang, "ujar Aldi membereskan barang-barangnya di meja. Maiza mendekati Aldi dengan ragu-ragu.
" Dok, bolehkah saya menumpang di mobil Dokter Aldi. Soalnya mobil saya masih di bengkel dan kalau pesan ojek online belum tentu ada karna sudah terlalu malam, "ujar Maiza melirik jam dinding.
Gerakkan tangan Aldi langsung terhenti. Ia menatap Maiza sekilas dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang membereskan barangnya yang akan di bawah pulang.
" Boleh, "jawabnya singkat dan datar. Tentu Maiza sudah terbiasa dengan sikap Aldi yang cuek dan dingin. Perempuan itu tersenyum.
" Terima kasih,Dok. Kalau begitu saya siap-siap, "ujar Maiza dengan hati yang berbunga-bunga. Akhirnya ia bisa satu mobil dengan Aldi.
Maiza masuk ke dalam mobil, tersenyum pada Aldi yang tampak tak peduli atau pun membalas senyumannya. Gadis itu duduk di sebelah Aldi yang mulai menjalankan mobilnya.Semerbak aroma maskulin tercium oleh Maiza, aroma yang memanjakan indra penciumannya.Tanpa Aldi sadari Maiza terus memperhatikan Aldi yang fokus menyetir . Maiza begitu mengidamkan Aldi menjadi kekasihnya atau pun bahkan jadi suaminya.
" Kenapa melihat saya seperti itu? "Aldi langsung menoleh menatap Maiza yang membelalakan matanya, kaget. Pandangan mata keduanya saling bertubrukan, Maiza langsung menunduk dengan napas yang seolah terhenti beberapa detik menghirup oksigen, jantungnya seperti tidak berdetak lagi.
Seperti maling tertangkap basah, Maiza diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
" I-itu Dok,saya sedang melihat pemandangan di luar jendela mobil, "jawabnya asal.Satu alis Aldi terangkat mendengarnya .
" Di sebelah kamu ada jendela, kenapa melihat di jendela saya, "
Skakmat!
Maiza meringis malu mendengarnya. Bodoh! Kenapa dia harus mengatakan hal yang terdengar aneh bagi Aldi, begitu tampak bila dia bohong.
"Emm...maksudnya tadi saya melihat banyak penjual makanan.Padahal sudah tengah malam tapi mereka masih berjualan , " ujar Maiza tertawa garing. Aldi menatap datar tanpa mengeluarkan kata-kata apa pun.
******
"Sedang apa kamu?"
Ria terperanjat kaget, sampai cangkir teh yang ia pegang langsung jatuh ke lantai dan pecah. Ria langsung berbalik dan menatap ke arah Aldi yang melirik ke lantai dan beralih menatap dirinya. Wanita itu langsung berjongkok dan mengambil satu persatu pecahan beling yang berserakan di lantai itu, ada rasa takut bila Aldi akan marah pada dirinya yang telah memecahkan cangkir.
"Aw! " Ria meringis kesakitan, jari telunjuknya tak sengaja tertusuk pecahan beling .
Ria lagi-lagi terkejut dengan Aldi yang menarik tangannya dan langsung memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut pria itu. Mengisap darah dari jarinya tanpa rasa jijik. Aldi menarik Ria ke dekat wastafel dan mencuci noda darah dari telunjuk Ria yang menatap Aldi dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Ceroboh, " celetuk Aldi datar. Ria menunduk.
"Sini di obati dulu, " Aldi membawa Ria ke sofa. Pria itu mengambil kotak P3K. Dengan telaten Aldi mengobati jari telunjuk Ria.
Wanita itu terus memperhatikan Aldi.Dia kira Aldi sosok pria yang kasar atau ringan tangan. Ternyata perkiraannya salah di balik sikapnya yang pemarah dan ucapannya yang pedas,pria tersebut begitu perhatian dan juga baik.
"Jangan terus menatap saya," celetuk Aldi yang masih fokus mengobati luka Ria.
Ria langsung memalingkan wajahnya yang sudah memerah karna malu.
"Bukannya kamu tadi tidur? " tanya Aldi menatap Ria.
"A-aku lapa ,jadi ke dapur mencari makanan. Tapi ternyata tidak ada bahan makanan di dapur, " ujar Ria tertunduk, sesekali melirik Aldi.
Pria itu beranjak dari sofa tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Membuat Ria berpikir Aldi tidak peduli dengan yang ia ucapkan. Lagi pula buat apa dia mengatakan lapar pada Aldi yang tidak peduli pada dirinya.
"Ini makan, "
Ria mendongak menatap Aldi yang memberikan nasi kotak pada dirinya. Ia sampai mengerjapkan matanya seakan tak percaya.
"Ayo ambil, " Aldi menggerakkan nasi kotak tersebut. Ria dengan cepat mengambilnya.
"Di makan. Saya tidak mau kamu sakit dan itu akan merepotkan saya, " ujar Aldi pedas. Ria tersenyum kecut mendengarnya.
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like, komen, vote atau hadiah ya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Sweet Girl
secepatnya kau relakan kepergian Rayyan, biar Rayyan juga tenang di Alam Baka.
2025-01-19
0
Sweet Girl
pemandangan dekat jendelamu lebih indah dok.
2025-01-19
0
Sweet Girl
Ojok pedes pedes dong dok... omongannya...
2025-01-19
0