Setelah pusingnya hilang, Vanya berjalan menyusuri bibir pantai menuju kapal pesiar yang singgah di dermaga. Ia kembali lagi ke kapal pesiar dalam keadaan baju yang basah kuyup.
***
Kemudian, ia menyerahkan kartu identitasnya kepada petugas keamanan yang berjaga di pintu masuk, "Ini Pak, kartu identitas saya!" ucap Vanya sambil menyerahkan kartu identitasnya.
"Tunggu dulu Nona! Anda tidak boleh masuk! Mengapa anda bisa ada di luar saat jam kerja?" tanya petugas keamanan sambil menahan Vanya di depan pintu masuk.
Manager Pengelola Kapal Pesiar kini sedang mencari Vanya karena tidak melihatnya bekerja, sedangkan pekerjaan di kapal pesiar kini terus bertambah banyak. Manager bertubuh kekar itu datang menghampiri Vanya yang berada di depan pintu masuk. Raut wajahnya terlihat sangat marah sampai membuat orang yang melihatnya merasa ketakutan.
"Vanya kenapa kamu ada disitu?" tanya Manager pengelola kapal pesiar sambil menghampiri Vanya.
"Ini . . . tadi saya . . . ," ucap Vanya sambil berpikir alasan apa yang harus ia ucapkan kepada atasannya.
"Sudah sekarang cepat masuk ke kapal dan ganti baju kamu! Namun, kamu harus masuk dari area belakang karena bajumu basah," titah Manager Pengelola Kapal Pesiar.
"Baik Pak Manager. Saya pamit undur diri," ucap Vanya sambil membungkukkan badannya.
Vanya segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kapal pesiar melalui area belakang sebelum ditanya hal lain lagi oleh Manager Pengelola Kapal Pesiar dan petugas keamanan.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Manager pengelola kapal pesiar kepada dua orang petugas keamanan yang menjaga pintu masuk.
"Itu . . . anu . . . Pak. Kenapa anda membiarkan gadis tadi masuk begitu saja?" tanya salah satu petugas keamanan penasaran.
"Aku melihatnya didorong oleh seorang wanita salah satu tamu di pesta malam ini ...." ucap Manager Pengelola Kapal Pesiar sambil berbisik. Sebelum ia melanjutkan ucapannya, ucapannya terlebih dahulu dipotong oleh kedua petugas keamanan dihadapannya.
"Apa!" teriak kedua petugas keamanan terkejut mendengar ucapan sang manager.
"Yaah . . . entah ada masalah apa di antara mereka. Lebih baik aku menyuruh dia melanjutkan bekerja saja, daripada dia mengungkit masalah itu dan menimbulkan keributan," sahut Manager Pengelola Kapal Pesiar meneruskan ucapannya
"Anu . . . Manager . . . bukankah seharusnya masalah ini diusut tuntas karena hal tersebut merupakan percobaan pembunuhan?" tanya salah satu petugas keamanan dengan gemetar ketakutan karena tidak berani melawan atasannya.
"Hal yang tidak menguntungkan bagi pekerjaanku, aku tidak ingin repot-repot mengurusinya. Sudah cepat kerjakan pekerjaan kalian, jangan urusi urusan orang lain!" seru Manager Pengelola Kapal Pesiar sambil menatap tajam kedua petugas keamanan, lalu pergi meninggalkan area pintu masuk.
***
Vanya pun berjalan masuk ke dalam kapal pesiar melalui area belakang secara terburu-buru.
Brug!
Sepertinya Vanya menabrak seseorang. Kemudian, ia melihat siapa orang yang telah ditabraknya. "Eh? Lagi lagi anda? tanya Vanya dengan ekspresi terkejut karena selalu berpapasan dengan idolanya James Haolin.
"Bukankah kamu seharusnya minta maaf karena telah menabrakku? Kenapa malah bersikap seperti itu?" James bertanya balik kepada Vanya sambil membersihkan tangannya yang tertabrak oleh badan Vanya.
"Ada apa dengan idolaku ini?! Apa ia punya gejala mysophobia. Selalu saja ia mengelap tangannya ketika bersentuhan dengan orang lain," ucap Vanya dalam hatinya sambil memerhatikan tingkah laku James.
"Kenapa menatapku seperti itu? Terpesona, ya?" tanya James sambil tersenyum nakal.
"Idihhh! Maaf Tuan James saya tidak sengaja menabrak anda," sahut Vanya sambil membungkukkan badannya dengan angkuh.
"Aku harus segera pergi sebelum idolaku ini berbicara macam-macam lagi dan aku tidak bisa menjawabnya karena merasa terhanyut dalam impian oleh ketampanan wajahnya," ucap Vanya dalam hatinya.
"Kenapa menatapku seperti itu? Apa kamu benar-benar tidak tertarik dengan seorang James Haolin?" James bertanya lagi sambil mendekati Vanya.
"Tertarik sih tentunya itu sudah pasti. Namun, ketertarikan saya hanya sebatas penggemar saja karena anda merupakan idola bagi saya," jawab Vanya sambil mundur beberapa langkah dari hadapan James.
"Awas!" teriak James sambil menarik lengan Vanya hingga jatuh ke pelukannya.
"Apa kamu ingin tenggelam lagi hah?" seru James dengan suara lantang.
Raut wajahnya terlihat sangat khawatir melihat Vanya yang tiba-tiba mundur beberapa langkah ke area tidak ada pembatasnya yang terhubung langsung ke lautan. Jantung Vanya pun kini sedang menggebu-gebu seperti akan loncat keluar karena sedang dipeluk oleh idolanya.
"Eeeh? Maaf Tuan James, sepertinya posisi kita terlalu dekat. Lagi pula . . . saya tidak akan tenggelam hanya karena mundur beberapa langkah," ucap Vanya sambil mendorong James secara perlahan agar tidak memeluknya.
"Em . . . mengapa anda bisa mengetahui kalau saya habis tenggelam?" tanya Vanya sambil menatap wajah James dengan serius.
"Itu . . . jelaslah aku bisa tahu karena bajumu basah semua. Kalau tidak tenggelam, apa kamu sengaja berenang malam-malam ditengah pekerjaan yang sedang kamu lakukan?" ucap James sambil memalingkan wajahnya dari tatapan Vanya.
Entah kenapa Vanya merasa James Haolin sedang mengalihkan pembicaraan dengan cara tidak menatap wajah Vanya saat berbicara dengannya, "Hmm . . . begitu ya .... Tunggu tunggu! Saya rasa . . . wajah anda mirip dengan orang yang telah menyelamatkan saya saat tenggelam tadi," sahut Vanya sambil memerhatikan wajah James dengan seksama.
"Haaahhh! Ya sudahlah aku permisi," ucap James sambil berbalik badan tak memedulikan ucapan Vanya, kemudian ia berjalan pergi meninggalkan Vanya.
***
Tiba-tiba, Vanya menarik tangan James untuk menghentikan langkahnya agar ia tidak pergi. Dia berpikir bahwa dirinya sudah gila karena menghentikan langkah dari idolanya. Namun, ia tetap nekad karena masih penasaran dengan orang yang telah menyelamatkannya terlihat sangat mirip dengan sang idola yang tengah berdiri dihadapannya.
"Lepas!" ucap James sambil menepis tangan Vanya, lalu mengelap tangan yang dipegang Vanya menggunakan sapu tangan.
"Aaah! Anda ini benar-benar . . . " sahut Vanya sambil mengepalkan kedua tangannya karena kesal dengan tingkah laku James.
James tiba-tiba bertanya tentang Selena lagi kepada Vanya, "Hmmm . . . karena kamu tiba-tiba menghentikanku. Aku mau tanya satu hal. Sebenarnya apa hubunganmu dengan Selena? Apa kamu saudara kembar Selena?" tanya James sambil berbisik ke telinga Vanya.
"Apa yang anda katakan? Sudah berapa kali saya bilang, saya benar-benar tidak mengenal ...." jawab Vanya tidak melanjutkan ucapannya karena teringat sesuatu.
"Eh? Apa mungkin Selena yang anda maksud dalah aktris terkenal yang telah menghilang tiga tahun lalu. Jadi . . . anda benar-benar kekasihnya? Woahh sebuah fakta yang mengejutkan," ucap Vanya yang tiba-tiba mengingat kejadian 'menghilangnya aktris cantik bernama Selena Rooney' di pikirannya.
Aktris cantik tersebut memang selalu dirumorkan mempunyai hubungan spesial karena kedekatannya dengan James Haolin. Vanya kembali mengingat beberapa berita infotainment yang membahas soal Selena Rooney.
Tiga tahun yang lalu Selena Rooney mengumumkan bahwa dirinya mundur dari dunia hiburan. Hal tersebut sontak menjadi perbincangan hangat selama berminggu-minggu di berbagai media massa dan siaran televisi Amerika Serikat.
Dia pun berpikir dengan sangat keras, bagaimana bisa James menganggap wajahnya mirip Selena Rooney yang dijuluki sebagai Dewi Peran.
Tiba-tiba, Vanya tertawa dengan keras, "Hahahaha! Sepertinya penglihatan anda terkena gejala hipermetropi Tuan James. Masa anda benar-benar mengira saya adalah Selena Rooney yang merupakan Dewi Peran itu," ucapnya sambil memegangi perutnya karena tidak kuat menahan tawanya.
James terdiam beberapa saat karena mendengar ucapan Vanya yang benar-benar mengetahui berita tersebut. Hal itu membuktikan bahwa Vanya merupakan penggemar beratnya. Namun, ia tiba-tiba malah tertawa geli.
"Pft!" James menahan tawanya karena melihat reaksi tawa Vanya yang sangat lucu.
"Apa-apaan idolaku yang tampan ini malah tertawa begi . . . tu?" batin Vanya menggerutu sambil memerhatikan bibir James.
Vanya malah memerhatikan bibir James yang kecil itu. Ia teringat dengan orang yang telah menyelamatkannya saat ia tenggelam yang sangat mirip dengan James. Orang tersebut memberi Vanya napas buatan dari mulut ke mulut saat berada di dalam lautan. Namun, Vanya menganggap hal tersebut adalah ciuman pertamanya, karena saat itu memang pertama kali baginya.
"Eh? Apa yang sedang aku pikirkan? Kenapa aku tiba-tiba mengingat kejadian orang itu menciumku. Eh? Bukan mencium tapi memberikan napas buatan. Namun . . . itu lebih mirip .... Aaa! Apa sih yang aku pikirkan lagi!" gerutu Vanya dalam hatinya sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa kamu tiba-tiba menggelengkan kepala seperti itu?" tanya James sambil memerhatikan tingkah laku Vanya.
Vanya pun terkejut mendengar ucapan James. Ia tersadar dari lamunannya. Ia sama sekali tak mendengar hal apa yang diucapkan James. Ia secara tiba-tiba memohon maaf pada James karena merasa bersalah telah mengejeknya.
"Saya benar-benar memohon maaf karena telah mengungkit masa lalu anda dengan cara menghina anda, Tuan James. Namun, mengenai masalah Selena, saya berani bersumpah tidak mengetahui apa pun tentang itu terkecuali yang diberitakan oleh media," ucap Vanya sambil mengangkat tangan kanannya.
James hanya menjawab ucapan Vanya dengan senyuman manisnya. Vanya pun menjadi salah tingkah karena melihat sang idola tersenyum sangat manis sambil menatapnya.
"Sa . . . saya . . . pamit undur diri, Tuan James. Sampai jumpa. Semoga kita tidak bertemu lagi!" ucap Vanya sambil membungkukkan badannya dan berbalik pergi dengan terburu-buru.
"Apa-apaan wanita itu? 'Semoga kita tidak bertemu lagi' katanya. Haaahh!" ucap James yang kehabisan kata-kata melihat tingkah laku Vanya.
"Benar-banar wanita yang menarik, sangat berbeda jauh dengan wanita yang berusaha mendekatiku karena statusku. Bahkan sifat Selena pun sangat jauh dibandingkan dirinya. Awas saja, aku akan menyelidiki latar belakangmu secara menyeluruh. Ke depannya pasti kita akan sering bertemu. Nantikan saja," lanjut James dengan percaya diri sambil membersihkan tangannya menggunakan sapu tangan.
***
BERSAMBUNG.....
● LIKE🖒 dan tambahkan KOMENTAR📩 agar author rajin update setiap harinya🙏
● Mohon kritik dan sarannya semua reader🙏
● Klik FAVORIT ❤
● VOTE novel ini ☆☆☆☆☆
TERIMA KASIH.....🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
El_Enleia
'Menarik'
2022-06-13
1
El_Enleia
Kebetulan beruntun macam apa ini 😶😶
2022-06-13
1
MEMEY
salam kenal dari terbayang kenangan mantan
2022-04-17
2