BAB 02 - Mengakhiri Hubungan

"Wah . . . wah . . . wah . . . sungguh sangat hebat. Seorang Vanya Apride bisa membuat James Haolin bersimpati padanya," sindir kekasih Vanya sambil bertepuk tangan.

Vanya pun menoleh ke arah suara yang terasa tidak asing baginya. Ternyata suara itu adalah suara kekasihnya. Vanya sangat kesal melihat wajah kekasihnya yang masih percaya diri walau telah berselingkuh. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat seolah-olah sudah tak sabar untuk memukul wajah kekasih yang telah menghianatinya.

Kekasih Vanya pun mendekati dirinya. Pria tinggi dan tampan itu berjalan perlahan sambil menunjukkan pesonanya yang begitu memikat. Wanita mana pun yang melihatnya pasti akan jatuh hati pada pandangan pertama ketika melihat ketampanan pria ini. Namun, hal itu tidak berlaku lagi bagi Vanya. Ia kini begitu membenci kekasihnya, walau setampan apa pun paras wajahnya.

"Mau apa lagi kamu ke sini hah?" tanya Vanya dengan nada suara tinggi.

"Apa aku salah jika mendatangi pacarku yang sedang bekerja?" Leo malah bertanya balik sambil memegang tangan Vanya.

"Lepaskan!" gertak Vanya sambil menepis tangan Leo.

Leo sangat marah dengan reaksi Vanya yang menepis tangannya. Kemudian, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Vanya dengan kedua tangannya yang menahan tubuhnya dan memojokkan tubuh Vanya ke tembok.

"Apakah kamu merasa sangat sombong karena telah dibela seorang James Haolin?" teriak Leo dengan suara tinggi.

"Apakah kamu merasa sangat senang karena datang ke pesta dengan seorang wanita yang sangat cantik?" teriak Vanya lagi dengan suara yang lebih tinggi.

Leo terdiam sejenak karena terkejut dengan ucapan Vanya yang mengetahui ia datang ke pesta bersama wanita lain. Ia pun mencari-cari alasan untuk mengelabui Vanya. Namun, Vanya tidak percaya lagi dengan ucapannya karena sudah muak dengan sikap Leo yang merupakan seorang playboy itu.

"Itu . . . aku bisa menjelaskannya sayang," sahut Leo sambil berusaha memegang pipi Vanya.

"Cih! Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu yang telah memegang wanita ja**ng itu!" gertak Vanya sambil menepis tangan Leo.

"Kamu .... Darimana kamu belajar membentak pacarmu ini, hah? Apa kamu sudah tidak mau lagi bersamaku?" tanya Leo sambil memegang pergelangan tangan Vanya dengan begitu erat.

"Kalau iya memangnya kenapa? Aku sudah tidak mau lagi bersama bina**ng koto* yang suka bermain dengan banyak wanita sepertimu!" sindir Vanya dengan raut wajah penuh amarah.

"Dasar perempuan kurang aj*r! Apa kamu tak pernah di didik oleh orangtuamu mengenai cara berbicara sopan terhadap orang lain?" teriak Leo dengan lantang.

Plak!

Tangan Vanya yang tidak di pegang oleh tangan Leo pun akhirnya melayang tepat di wajah Leo yang sedah marah-marah. Wajah Leo pun memerah seketika karena tamparan tersebut.

"Jangan bawa-bawa nama orangtuaku dalam permasalahan ini. Apa hakmu berbicara seperti itu?" sahut Vanya sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Leo.

"Kamu .... Dasar wanita .... Baiklah, aku sebagai pacarmu ini akan menggantikan orangtuamu mengajarimu bagaimana caranya bersikap menghormati orang lain," ucap Leo sambil berusaha mencium bibir Vanya.

"Apa yang ingin kamu lakukan, hah? Dasar bina**ng bia**b!" seru Vanya sambil memalingkan wajahnya dari wajah Leo yang mendekat.

Vanya pun menendang bagian vital Leo dengan sekencang-kencangnya hingga ia terbentur ke tembok dan membuat kepalanya mendapati sebuah benjolan. Amarah Leo pun semakin memuncak karena diperlakukan secara kasar oleh Vanya.

***

Tiba-Tiba selingkuhan Leo datang menghampirinya karena mendengar keributan dari arah dapur saat mencari Leo. Wanita berparas cantik dan bertubuh langsing itu mendekat ke arah Leo yang sedang berdiri di dekat tembok.

"Leo ada apa dengan kepalamu ini?" tanya Isabella sambil memegang kepala Leo.

"Aw . . . jangan dipegang! Ini semua ulah pelayan wanita kurang aj*r ini," gerutu Leo sambil menunjuk-nunjuk Vanya.

"Berani-beraninya kamu memukul wajah kekasih ... ku?" ucap Isabella memotong ucapannya karena terkejut melihat orang yang memukul kekasihnya adalah orang yang dikenalnya.

Isabella sangat tahu betul dengan wajah Vanya. Hal ini disebabkan Vanya selalu menjadi peringkat lima terendah setiap tahun saat ujian akhir semestar di universitas dan jurusan yang sama dengannya. Walau terkenal kurang pintar, namun Vanya adalah pribadi yang humoris dan berbudi luhur. Makanya ia terkejut mengetahui Vanya yang telah memukul kepala kekasihnya.

"Vanya apakah ini benar-benar kamu?" tanya Isabella sambil memerhatikan Vanya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Apa ada yang salah denganku? Apa kamu merasa aneh karena aku memakai pakaian pelayan?" tanya Vanya dengan kesal karena diperhatihan seperti seorang wanita perebut kekasih orang yang tertangkap basah oleh kekasih dari pria yang menjadi selingkuhannya.

"Gak bukan itu maksudku. Maksudku . . . kenapa kamu memukul kepala pacar orang, hah? Apa kamu cemburu karena pacarku sangat tampan dan kaya, lalu kamu berusaha menggodanya, tapi pacarku ini tidak tergoda sehingga kamu mendorongnya ke tembok?" ucap Isabella dengan nada mengejek.

"Hah? Menggodanya? Jaga ucapanmu! Jngan main asal tuduh tanpa melihat fakta yang sebenarnya! Apakah ini sikap asli seorang yang selalu mendapatkan peringkat satu itu! Sungguh miris," sindir Vanya sambil memalingkan wajahnya karena muak melihat wajah Leo dan Isabella.

"Bukan aku yang menggodanya, tapi dia yang menggodaku karena dia adalah pacarku sebelumnya. Namun, ya . . . sekarang aku berikan saja dia padamu karena aku sudah tidak memerlukannya lagi," ucap Vanya dengan arogan.

"Apa? Apa maksud perkataan dia Leo? Apa kamu mengenalnya?" tanya Isabella sambil menatap Leo dengan curiga.

"Mana mungkin aku mengenalnya sayang! Aku tidak pernah mengenal pelayan wanita yang begitu sombong dan arogan ini," ucap Leo sambil memelas di depan wajah kekasihnya.

Emosi Vanya pun kian memuncak. Wajahnya begitu merah padam. Ia sungguh benar-benar ingin memukul wajah kedua sejoli yang sangat tak tau diri dihadapannya ini.

"Hah tak kenal? Baiklah, kita tak perlu mengenal lagi ke depannya. Mulai hari ini kita putus," ucap Vanya sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Putus apanya? Bukankah barusan pacarku bilang bahwa dia tidak mengenalmu. Apa pendengaranmu bermasalah?" teriak Isabella dengan raut wajah penuh amarah.

"Wah . . . sungguh pasangan yang sangat serasi. Satunya bina**ng yang suka bermain wanita dan satunya lagi wanita ular bermuka dua," sindir Vanya dengan Nada mengejek.

"Apa yang kamu bilang barusan?Jaga ucapanmu wanita bodoh!" teriak Isabella dengan emosi sambil melayangkan tangannya ke arah wajah Vanya.

Sebelum tangan Isabella mendarat tepat diwajahnya, Vanya terlebih dahulu menggenggam erat tangan Isabella yang ingin menamparnya. Isabella pun berusaha melepaskan tangannya karena merasa kesakitan.

"Lepaskan!" gertak Isabella sambil menahan sakit.

"Ups . . . baiklah aku akan melepaskannya, tapi jika kamu mau berlutut memohon maaf padaku," ucap Vanya dengan arogan.

Leo yang melihat kejadian itu pun menarik tangan kekasihnya dari genggaman Vanya. Ia lalu menampar Vanya dengan sangat kencang dan keras. Wajah Vanya pun memerah seketika karena tamparan tersebut.

Plak!

"Dasar pelayan kurang aj*r! Tidak cukupkah menyakitiku dan sekarang malah ingin menyakiti kekasihku?" gertak Leo dengan penuh amarah.

Vanya berdiri membisu karena kehabisan kata-kata untuk meladeni kekasih yang sangat dicintainya membela wanita lain dihadapannya.

Wajahnya penuh amarah, tapi sangat terlihat jelas bahwa ia sedang menahan air matanya agar tidak jatuh.

***

Di sisi lain, James Haolin sedang berjalan-jalan di kapal pesiar karena tengah mencari udara segar. Ia tak sengaja melewati area depan dapur dan mendengar suara perdebatan didalamnya. James pun menoleh ke arah dapur dan melihat Vanya sedang ditindas oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan.

"Hah! Apa dia sebegitu sukanya ditindas oleh orang lain? Yah . . . itu bukan urusanku, sebaiknya aku segera pergi dari sini," gumam James sambil meninggalkan area depan dapur.

Namun, James pun tiba-tiba teringat dengan wajah Vanya yang ia rasa tidak asing baginya. Ia kembali ke area dapur dan memasuki dapur tersebut. Vanya sangat terkejut melihat James Haolin berjalan ke arah dapur. Ia menjadi berdebar tak karuan melihat idolanya berjalan ke arahnya.

Melihat reaksi Vanya yang menoleh ke arah pintu dapur, Isabella pun menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya ia melihat James Haolin berjalan masuk ke dapur. Ia pun berusaha merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Wanita berparas cantik itu lalu menatap James dengan penuh pesona.

"Tuan James ...." ucap Isabella sambil mengibaskan ambutnya.

Namun, James hanya melewati tempat Isabella berdiri dan menghampiri Vanya. James memerhatikan wajah Vanya yang tiba-tiba menjadi merah padahal di aula perjamuan tadi masih terlihat baik-baik saja.

"Ada apa dengan wajahmu ini? Apa ini ulah mereka?" tanya James sambil memegang pipi Vanya yang sangat merah lebam.

James menatap Vanya dengan raut wajah yang iba. Vanya pun tidak menepis tangan James yang memegang pipinya itu. Ia merasa bahwa dirinya sedang bermimpi indah karena pipinya yang terluka sedang dipegang oleh idolanya dengan raut wajah penuh kekhawatiran dan ia merasa tidak ingin terbangun dari mimpi indahnya ini.

Leo pun naik pitam. Ia sangat kesal melihat Vanya yang sama sekali tidak menepis tangan James yang memegang pipinya. Kemudian, dia berjalan mendekati James dan berkata, "Tuan James ini bukan urusan anda! Sebaiknya anda segera pergi dari sini!" ucap Leo dengan raut wajah penuh amarah.

"Dasar pria bodoh. Apa dia tak tahu siapa yang dilawannya ini. Dihadapannya adalah James Haolin. Seorang putra laki-laki dari Hao Grup yang sangat berkuasa dalam bidang teknologi dan seorang superstar terkenal," ucap Isabella dalam hatinya.

James pun hanya menghiraukan ucapan Leo. Dia hanya terus memerhatikan wajah Vanya yang baginya terlihat tidak asing. Leo sangat marah melihat reaksi James yang tidak memperdulikan ucapannya. Kemudian, ia berniat ingin menarik tangan Vanya.

Namun, tangan Leo kalah cepat dengan ucapan James yang membuat dirinya terkejut. "Selena apakah ini kamu? Mengapa kamu menghilang selama tiga tahun belakangan ini?" tanya James sambil memegang pipi Vanya dengan kedua tangannya.

Secara tiba-tiba James memanggil Vanya dengan nama seorang wanita, sontak hal tersebut membuat Vanya terbangun dari lamunannya yang ia kira hanyalah mimpi karena melihat idolanya sedang membelai pipinya dengan mesra. Isabella yang berada di dapur pun sangat terkejut setelah mendengar ucapan James.

***

BERSAMBUNG.....

● LIKE🖒 dan tambahkan KOMENTAR📩 agar author rajin update setiap harinya🙏

● Mohon kritik dan sarannya semua reader🙏

● Klik FAVORIT ❤

● VOTE novel ini ☆☆☆☆☆

TERIMA KASIH.....🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

El_Enleia

El_Enleia

Ingat ya kawand², ini tidak ada di real life
Tidak dianjurkan untuk gelut tampar tamparan, nggak bakal ada yang nolongin, yang ada bonyok wajah 🙂🙃

2022-05-26

2

El_Enleia

El_Enleia

Drastis banget yh

2022-05-26

1

El_Enleia

El_Enleia

Gelut gaess, yok nonton 🍿🍿

2022-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Kekasih Yang Selingkuh
2 BAB 02 - Mengakhiri Hubungan
3 BAB 03 - Tenggelam Ke Lautan Yang Dalam
4 BAB 04 - Kembali Berjumpa
5 BAB 05 - Hao Entertainment
6 BAB 06 - Hampir Terlambat
7 BAB 07 - Kantor CEO Hao Entertainment
8 BAB 08 - Wanita Tidak Tahu Sopan Santun
9 BAB 09 - Menunggu Di Rumah
10 BAB 10 - Surat Ancaman
11 BAB 11 - Hari Pertama Di Semester Baru
12 BAB 12 - Berita Kasus Pembunuhan
13 BAB 13 - Ajakan Makan Malam Bersama
14 BAB 14 - Ci*man Pertama
15 BAB 15 - Pria Tidak Tahu Malu
16 BAB 16 - Mengikuti Secara Diam-Diam
17 BAB 17 - Mulai Curiga
18 BAB 18 - Liburan Bersama
19 BAB 19 - Ramalan Yang Tidak Salah
20 BAB 20 - Bercak Darah
21 BAB 21 - Rahasia Sebenarnya Terungkap
22 BAB 22 - Merasa Kesepian
23 BAB 23 - Insiden Kebakaran
24 BAB 24 - Di Rumah Sakit
25 BAB 25 - Ungkapan Yang Tulus
26 BAB 26 - Pria Tidak Peka
27 BAB 27 - Menjenguk Ke Rumah Sakit
28 BAB 28 - Menginginkan Makanan Pedas
29 BAB 29 - Pulang Ke Rumah James
30 BAB 30 - Di Rumah James
31 BAB 31 - Organisasi Detektif Bersenjata (ODB)
32 BAB 32 - Peringatan Kecil
33 BAB 33 - Suara Aneh
34 BAB 34 - Pemotretan Film
35 BAB 35 - Merasa Cemburu
36 BAB 36 - Surat Undangan
37 BAB 37 - Acara Pesta
38 BAB 38 - Penculikan
39 BAB 39 - Kamar Hotel
40 BAB 40 - Obat Perangsang
41 BAB 41 - Trauma
42 BAB 42 - Sosok Merman
43 BAB 43 - Informasi Penting
44 BAB 44 - Berita Hots
Episodes

Updated 44 Episodes

1
BAB 01 - Kekasih Yang Selingkuh
2
BAB 02 - Mengakhiri Hubungan
3
BAB 03 - Tenggelam Ke Lautan Yang Dalam
4
BAB 04 - Kembali Berjumpa
5
BAB 05 - Hao Entertainment
6
BAB 06 - Hampir Terlambat
7
BAB 07 - Kantor CEO Hao Entertainment
8
BAB 08 - Wanita Tidak Tahu Sopan Santun
9
BAB 09 - Menunggu Di Rumah
10
BAB 10 - Surat Ancaman
11
BAB 11 - Hari Pertama Di Semester Baru
12
BAB 12 - Berita Kasus Pembunuhan
13
BAB 13 - Ajakan Makan Malam Bersama
14
BAB 14 - Ci*man Pertama
15
BAB 15 - Pria Tidak Tahu Malu
16
BAB 16 - Mengikuti Secara Diam-Diam
17
BAB 17 - Mulai Curiga
18
BAB 18 - Liburan Bersama
19
BAB 19 - Ramalan Yang Tidak Salah
20
BAB 20 - Bercak Darah
21
BAB 21 - Rahasia Sebenarnya Terungkap
22
BAB 22 - Merasa Kesepian
23
BAB 23 - Insiden Kebakaran
24
BAB 24 - Di Rumah Sakit
25
BAB 25 - Ungkapan Yang Tulus
26
BAB 26 - Pria Tidak Peka
27
BAB 27 - Menjenguk Ke Rumah Sakit
28
BAB 28 - Menginginkan Makanan Pedas
29
BAB 29 - Pulang Ke Rumah James
30
BAB 30 - Di Rumah James
31
BAB 31 - Organisasi Detektif Bersenjata (ODB)
32
BAB 32 - Peringatan Kecil
33
BAB 33 - Suara Aneh
34
BAB 34 - Pemotretan Film
35
BAB 35 - Merasa Cemburu
36
BAB 36 - Surat Undangan
37
BAB 37 - Acara Pesta
38
BAB 38 - Penculikan
39
BAB 39 - Kamar Hotel
40
BAB 40 - Obat Perangsang
41
BAB 41 - Trauma
42
BAB 42 - Sosok Merman
43
BAB 43 - Informasi Penting
44
BAB 44 - Berita Hots

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!