"Selena apakah ini kamu? Mengapa kamu menghilang selama tiga tahun belakangan ini?" tanya James sambil memegang pipi Vanya dengan kedua tangannya.
Vanya hanya bisa terdiam kebingungan mendengar James memanggilnya dengan nama Selena.
***
"Maaf Tuan James saya bukan Selena. Nama saya adalah Vanya Apride," sahut Vanya sambil menurunkan tangan James yang memegang pipinya.
"Jangan bohong kamu Selena?" tanya James dengan nada suara tinggi.
Vanya merasa sangat kaget karena James tiba-tiba membentaknya dengan nama Selena. Isabella pun perlahan mencari kesempatan untuk mendekati James. Ia berlenggak-lenggok memamerkan tubuhnya yang langsing dan memikat.
"Dasar wanita ja**ng. Berani-beraninya dia mendekati James Haolin didepanku," ucap Leo menggurutu dalam hatinya.
Isabella berjalan mendekat ke arah James Haolin yang sedang berhadapan dengan Vanya. Ia tiba-tiba memegang tangan James sambil membusungkan dadanya.
"Tuan James .... Mungkin anda salah mengenali orang. Bagaimana jika saya saja yang menemani anda di pesta malam ini?" ucap Isabella dengan raut wajah genitnya.
"Lepaskan!" seru James Haolin sambil mengambil sapu tangan disakunya lalu mengelap tangannya yang dipegang oleh Isabella.
Amarah Leo pun semakin menjadi-jadi setelah melihat kelakuan kekasihnya yang menggoda pria lain di depan mukanya sendiri, "Isabella kemari kamu!" titah Leo sambil menarik tangan kekasihnya.
"Apa-apaan kamu bersikap seperti itu?! Apa kamu berniat selingkuh dihadapanku?" seru Leo dengan nada suara tinggi.
James hanya menghiraukan perdebatan antara kedua pasangan itu. Ia hanya fokus memerhatikan Vanya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Vanya pun merasa tidak nyaman melihat James yang menatapnya dengan cara seperti itu.
Tiba-tiba James berbalik badan dan berbicara pada Leo dan Isabella, "Keluar kalian berdua!" ucap James dengan nada suara tinggi sambil menatap Leo dan Isabella dengan sorotan mata yang tajam.
Isabella pun keluar dengan perasaan kesal dan marah. Lalu, Leo pun mengikutinya. Tinggalah James dan Vanya yang masih berada di dapur tersebut.
"Ah! Saya pun mohon izin permisi, Tuan James. Saya mau melanjutkan pekerjaan saya," ucap Vanya sambil meninggalkan dapur yang didalamnya masih ada James.
"Tunggu! Apa kamu . . . saudara kembar Selena atau memang benar-benar Selena?" tanya James sambil memegang pergelangan tangan Vanya untuk menghentikan langkahnya.
Vanya syok mendengar ucapan James. Ia teringat kembali dengan saudara kembarnya yang telah pergi saat ia masih kecil. Saudara kembarnya meninggalkan Vanya dan ibunya karena diadopsi oleh seorang keluarga yang kaya raya. Namun, nama saudara kembarnya adalah Vania Apride. Apakah Selena adalah nama baru dari Vania. Vanya terus memikirkan hal tersebut di pikirannya.
"Kenapa kamu tiba-tiba diam saja?" tanya James lagi.
"Maaf Tuan James. Saya benar-benar bukan Selena. Jika anda tidak percaya, anda bisa melihat sendiri kartu identitas kependudukan saya ini," sahut Vanya sambil menyodorkan sebuah kartu dari dompetnya.
James pun melihat kartu tersebut. Namun, ia tetap berasumsi bahwa Vanya adalah Selena. Ia tidak percaya dengan kartu identitas yang disodorkan Vanya. Ia berpendapat bahwa Selena telah memalsukan identitasnya dan kini berganti nama menjadi Selena.
"Aku tidak perlu kartu identitas palsu ini! Yang aku perlukan hanya penjelasan darimu yang meninggalkanku tiga tahun yang lalu!" teriak James sambil memojokkan Vanya ke tembok dengan kedua tangannya.
"Terlalu dekat. Wajahnya dari dekat terlihat begitu tampan. Eh?! Sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal ini," ucap Vanya dalam hatinya.
"Maaf sekali lagi Tuan James. Saya benar-benar tidak tahu siapa itu Selena," sahut Vanya sambil mendorong James perlahan.
"Apa kamu masih tidak mau mengakuinya?" teriak James lagi sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Vanya.
Vanya pun berteriak dengan kesal melihat tingkah laku sang idolanya yang aneh ini, "A . . . a . . . anda benar-benar seorang pria mesum, jahat, penindas wanita, buaya darat, saya mau berhenti saja menjadi penggemar anda!" ucap Vanya dengan penuh amarah, tetapi James yang melihat Vanya sedang marah tersebut merasa sangat lucu dengan tingkahnya.
"Hahahaha! Ternyata kamu memang bukan dia. Sipat kalian berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat. Maaf sudah salah sangka," sahut James tertawa sambil meninggalkan Vanya dan kemudian ia keluar meninggalkan dapur.
Vanya merasa heran melihat gelagat idonya yang seperti itu. Idola tampan yang selama ini ia kagumi bisa bersikap agresif dan bisa salah mengenali orang yang dikenalnya. Namun, ia sangat senang akhirnya sang idola pergi meninggalkan dirinya karena sedari tadi tubuhnya gemetaran setiap kali berbicara dengan idolanya tersebut.
***
Kemudian, Vanya kembali melanjutkan pekerjaannya yang lain. Kini, ia tengah mengepel lantai di area belakang kapal pesiar.
"Hah . . . sungguh udara laut malam yang sangat sejuk walau terasa sangat dingin di badan," ucap Vanya sambil memegang alat untuk mengepel.
Di sisi lain, Isabella sedang berjalan-jalan mencari Vanya. Ia sengaja mencari Vanya untuk balas dendam kepadanya yang telah mempermalukan dirinya di hadapan James Haolin.
Isabella pun melihat Vanya sedang mengepel di area belakang kapal pesiar yang tidak ada pembatas karena tempat tersebut merupakan area untuk berenang. Isabella pun mempunyai niat jahat untuk mendorong Vanya ke laut. Namun, ia masih berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan hal tersebut.
Kemudian, ia menengok ke arah kanan dan kiri serta memerhatikan area sekeliling. Saat dipastikan tidak ada orang di area tersebut, Isabella perlahan mendekat ke arah Vanya yang sedang fokus mengerjakan pekerjaannya. Ia pun kemudian mendorong Vanya dengan sekencang-kencangnya hingga Vanya tercebur ke laut.
Byurrrrrr!
Isabella pun lari menjauh setelah melihat Vanya benar-benar tenggelam, "Jika dia tidak bisa berenang sekalipun, ini akan sangat mudah untuk naik kembali ke atas kapal karena kedalaman laut yang dangkal." ucap Isabella sambil meninggalkan area belakang kapal pesiar.
...********...
"Tolong! Tolong! Umm! Umm!" teriak Vanya sambil mengacungkan kedua tangannya agar terlihat oleh orang lain yang melewati area belakang kapal pesiar.
Secara kebetulan, James Haolin sedang jalan-jalan di area belakang kapal pesiar untuk mencari udara segar. Kemudian, ia mendengar suara orang meminta tolong dan menghampiri asal dari suara tersebut. Ia sangat terkejut melihat orang yang meminta tolong perlahan mulai tenggelam. Tanpa berpikir panjang, James langsung menceburkan dirinya ke lautan dan berubahlah ia menjadi sesosok merman.
Ia pun berenang menghampiri orang yang tenggelam. Ia sangat terkejut melihat orang yang tenggelam adalah Vanya.
"Lagi lagi kamu. Apakah kita ditakdirkan bersama ke depannya karena selalu ditakdirkan untuk bertemu?" ucap James sambil tersenyum.
Samar-samar Vanya melihat ada orang yang berenang dari kedalaman lautan yang semakin lama semakin mendekat padanya. Ia melihat orang tersebut berbadan setengah manusia dan setengah badannya lagi seperti ikan. Dia pun melihat bahwa orang tersebut berjenis kelamin laki-laki dan mempunyai paras yang sangat tampan.
"Si . . . siapa kamu? Um! Umm!" tanya Vanya sambil menahan napasnya karena berada di dalam air.
"Kamu tidak perlu tahu siapa aku!" sahut James yang telah berubah menjadi merman sambil memberikan napas buatan kepada Vanya dari mulut ke mulut.
"Siapa orang ini? Mengapa aku merasa tidak asing dengan wajahnya. Eh? Mengapa kepalaku semakin lama makin pusing dan tak bisa melihat apa-apa," ucap Vanya yang perlahan mulai kehilangan kesadarannya.
"Huh! Dia malah pingsan. Sebaiknya aku harus bergegas membawanya ke darat sebelum gadis ini mati disini," ucap James dalam hatinya sambil masih memberikan nafas buatan melalui mulut kepada Vanya.
***
James pun berenang dengan menggendong Vanya menggunakan kedua tangannya ke tepi pantai yang sepi dan tidak ada orang. Namun, Vanya masih tidak kunjung sadarkan diri. Kemudian, James menekan dada Vanya menggunakan kedua tangannya untuk mengeluarkan air laut yang masuk ke saluran pernapasannya.
Vanya akhirnya telah sadarkan diri, ia samar-samar melihat wajah dari orang yang telah menyelamatkannya. Orang tersebut terlihat mempunyai paras yang sangat tampan seperti idola yang sangat Vanya kagumi. Setelah melihat Vanya yang sudah sadarkan diri, James segera pergi meninggalkan Vanya dan berenang kembali ke lautan.
"Eh? Tunggu dulu!" teriak Vanya sambil duduk dalam keadaan yang masih setengah sadar.
"Ah! Kenapa kepalaku pusing sekali? Mengapa orang itu malah kembali ke lautan? Kalau tidak salah lihat aku melihat ekor ikan bukan kaki seorang manusia? Apa . . . itu hanya halusinasiku saja? Tapi . . . siapa orang yang telah menyelamatkanku itu? Apa dia bukan orang melainkan seoang siluman? Masa badannya manusia dan kakinya seperti ekor ikan," ucap Vanya sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.
...*********...
BERSAMBUNG.....
● LIKE🖒 dan tambahkan KOMENTAR📩 agar author rajin update setiap harinya🙏
● Mohon kritik dan sarannya semua reader🙏
● Klik FAVORIT ❤
● VOTE novel ini ☆☆☆☆☆
TERIMA KASIH.....🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
El_Enleia
Kayak Ariel pas nyelamatin pangeran
2022-06-13
1
El_Enleia
Aduh maksa banget, tonjok aja Vanya
2022-06-13
1
𝓔𝓿𝓮𝓵𝔂𝓷
mermaid bambang bukan merman
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-04-25
2