Baskoro dan maminya itu masih berada di basement mall besar tadi. Mobil yang mereka masuki hanya nyala namun tidak beranjak dari posisi sebelumnya.
Gara-gara tangan Baskoro yang merayap tadi, si mami mintanya lebih. Langsung menarik kepala Baskoro dan menyerang bibir lelaki simpanannya tersebut. Memegang rahang Baskoro dengan posesif agar pertautan itu tak segera berakhir.
Jika ponsel Miranda tidak berbunyi, mungkin kancing kemejanya yang berhasil di lepas oleh pria gulalinya tersebut.
"Iih... siapa sih. Ganggu aja!!" Rutunya kesal mengambil gawai dalam tas tangannya.
"Apa siih...?" ujarnya tanpa sapaan halo dan sebagainya.
"Ya ampun beneraaaan lupa. Okeeh langsung ke TKP deh. See U." Jawabnya menutup obrolan singkat itu.
"Siapa mi...?" selidik Baskoro yang sesungguhnya sibuk mencari alasan untuk segera berpisah dengan Miranda. Karena penasaran dengan Gita yang ia temui tadi.
"Widya, Bas. Mami lupa malam ini dia ulang tahun. Mereka sudah menunggu mami. Gimana ya?"
"Kenapa, jadi gimana?"
"Acaranya di Club Hits."
"Masalahnya?"
"Mami ga mau sama kamu kalo ke sana. Suami mami kan kadang juga di sana." Terangnya jujur.
"Ya sudah, Bas antar ke rumah tante Widya aja. Atau sampe depan Club?"
"Babas ga tersinggungkan kalo mami tinggal?"
"Ga masalah mi. Asal mami jangan sampe mabuk parah ya..."
"Iya... mami jaga diri deh."
"Kira-kira pulangnya kemana nih?"
"Heem biasanya kalo ketemu bandot tua itu, mami pulang ke rumah deh Bas."
"Ya udah... Bas tidur di rumah aja deh, malam ini."
"Iih... gemes deh. Makin sayang sama kamu." Kecupnya lagi pada bibir Baskoro.
"Tapi... ada syaratnya mi."
"Apaan?"
"Kita lama ga liburan, Singapure kek. Bosan di Bandung."
"Ha...ha...ha. Gampang. Mami gesek si bandot dulu deh biar dapat tiket ke Turkie aja, ntar mami sekalian ajak teman mami yang lain."
"Iih... ga seru mi. Kita berdua saja, honeymoon gitu." Sin ting. Ada gitu honeymoon buat pasangan renta dan gulalinya.
"Oh my god... Mami meleleh deh kalo udah di ajak berduaan saja sama kamu sayang. Oke... nanti mami atur okeh." Miranda berusia 57 tahun beda 27 tahun dengan Baskoro yang masih 30 tahun itu tentunya.
Karena ke matreannya, terbiasa hidup enak dari hasil keringat orang tua yang usahanya masih berjaya, saat masih berseragam putih abu abu. Membuat Baskoro oleng, saat masuk sebuah Universitas di Inggris, bersamaan dengan tertangkapnya sang ayah yang tersandung kasus korupsi. Ibunya meninggal kena seramgan jantung, dua adiknya segera di adopsi oleh keluarga pihak ibu. Yang hingga kini tak dapat ia temui.
Baskoro dan Gita berpacaran bahkan sejak SMA saat Gita kelas X dan Baskoro XII. Justru karena Baskoro kuliah di Inggris duluan yang membuat Gita mengikuti jejaknya.
Padahal saat Gita mulai kuliah, Baskoro sudah tidak jadi mahasiswa lagi. Sejak itu Gita sudah ia tipu. Berdalih macam macam untuk membuat Gita percaya bahwa ia pindah kampus ke Indonesia. Bahkan akan membuka usaha yang membutuhkan modal banyak.
Selera sudah tinggi, gaya hidup terlanjur parlente. Maka menjadi gulali adalah salah satu cara terpraktis baginya tetap bertahan hidup dalam kemewahan.
Miranda adalah wanita paruh baya yang memenangkan taruhan tante tante saat mabuk di sebuah club. Tepatnya setahun lalu. Dan sejak itu, barulah keuangan Baskoro stabil, walau harus bergulat dengan musuh yang jauh di bawah rata-rata kemampuan fisiknya di banding dia.
Baskoro hanya berijazah SMA, perusahaan mana yang mampu menggajihnya 15jt/bulan. Ketrampilan apa yang ia miliki agar sebuah perusahaan mau mempekerjakannya. Maka menjadi gulali solusinya.
Hubungannya dan Miranda di kuatkan dalam sebuah perjanjian kontrak untum setahun. Tapi kini, keduanya berdalih telah saling cinta sama cinta, menikah siri adalah rencana keduanya, walau hingga kini tak pernah terwujud.
Baskoro tau, tak selamanya bergantung dengan uang Miranda. Merintis suatu usaha membuat Cafe adalah kesibukkannya kini. Untuk menjaga kemungkinan mungkin Miranda tutup usia atau hubungan mereka berakhir.
Gita dan Gilang sudah tiba di rumah. Benar saja, tumpukan barang Gilang tadi pagi sudah tak ada. Karena di bereskan oleh bi Inah.
Keduanya sudah mampir membeli nasi goreng lalu di bungkus untuk makan malam mereka nanti. Sehingga kini Gita langsung terlihat sibuk menyusun belanjaan bahan makananan dan semua yang mereka beli tadi.
"Mandi Neng, cepet sholat. Baru kita makan malam." Perintah Gilang pada Gita yang terlihat sudah merampungkan pekerjaan menyusun belanjaannya tadi.
"Siap bosque." Jawab Gita patuh, lalu masuk ke kamar mereka untuk melaksanakan yang di minta Gilang tadi.
Mereka kini sudah di atas meja makan, untuk menikmati nasi goreng yang di beli tadi.
"Enak?" tanya Gilang.
"Lumayan." Jawab Gita mastikan rasanya.
"Boleh ga ya, ini jadi nasi goreng terakhir yang kita beli?" ucap Gilang pada istrinya.
"A'a ngomong apa sih?" Gita melotot ke arah suaminya.
"Maksudnya, ini tuh makanan luaran terakhir yang kita beli. Sebab nanti kita gantin aja masak di rumah. Gitu neng." Jelas Gilang yang sempat mengejutkan Gita.
"A'a bikin kaget aja. Okelah, kita usahakan masak sendiri deh. Tapi jangan cari yang enak dan lezat ya A'. Di maklumi dululah, eneng amatir dalam hal memasak."
"Ga masalah, percumakan kita udah belanja banyak bahan makanan tali ga di masak masak. Jadi, kita gantuan saja. Cari uang juga sama sama ini."
"Udah santai aja kali, A'." Ujar Gita yang sudah mengangkat piring kotor untuk di cuci.
"Biarin aja di situ ga usah di cuci, besok ada bi Inah."
"A'a... ini cuma dua piring dan dua sendok. Masa nunggu bibi juga nyucinya?" Gita terus saja melanjutkan pekerjaannya.
"Ya sudah kalo ga keberatan." Ujar Gilang memilih merapikan meja dan kursi mereka setelah makan tadi.
"Neng... a'a mau minta maaf." Ujar Gilang setelah keduanya duduk di sofa tengah rumah.
"A'a salah apa sih. Serius banget minta maafnya." penasaran Gita melihat tampang suaminya yang cengengesan.
"Itu... tadi. Tasnya eneng, sebenarnya bukan a'a yang bayar." Ujarnya dengan semyum menawannya.
"Gimana?"
"Tas mahal tadi bukan A'a yang bayarin neng."
"Lalu yang nyerahin blackcard tadi siapa? hantu?" ledek Gita sambil tersenyum.
"Itu... anu."
"Apaaaan siih..."
"Janji dulu eneng ga marah."
"Ya Tuhan... ribet banget sih. Buruan bilang, apaaan???"
"Janji ga marah?"
"Plis deh jangan kaya anak TK gitu A'..." Gita mulai kesal Gilang menunda nunda info yang akan ia sampaiksn.
"Tas tadi a'a bayar pake uang 3 M yang pak bos kasih, dalam bentuk cek. Sebelum ke Swiss sempat a'a caur dan pindahkan. Buat blackcard deh." akunya jujur.
"Oh... ternyata tadi bukan pake uang suami donk....?" cemberut Gita ke arah Gilang yang beranjak meninggalkanya dari sofa.
Bersambung...
Makasih buat yang sudah bersedia ikut pindah ke mari.
Makasih juga ...
nyak udah di timpuk lagi pake vote, bunga, kopi juga.
Semoga sehat dan rejekinya makin lancar ya...
Kalian aktif, nyak makin semangat nulis... yuhuuuy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Innara Maulida
hohohoh sudah kuduga akhir nya di unboxing juga uang yg 3M🤣🤣🤣🤣
2022-10-19
1
Ning cute
Gita ketipu black ard gilang 😝🤪🤣
2022-05-20
1
h-a-z-z
😍😍😍😍😍😍😍😍😘😘😘😘😘😘
ini cerita cinta duo Gi yang fenomenal
cinta pasangan yang bikin emak baperan
authoor iiiihhhh emang spesial
selalu bikin reader nya penasaran
selalu aja tiap partnya bikin emak senyum ndiri..... ngakak paripurna... baper gak henti henti.....
kadang juga gak cukup 1x baca... apalagi kalo keganggu.... weeeessss.... di ulang ulang ampe 3x juga di jabanin......
Weeeeessss...... pokok e AMBYAAARRRRRR
😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-04-09
1