Pertanyaan Gita belum di jawab Baskoro tapi orangnya sudah berlalu menuju sang mami yang memanggilnya.
Kecupan di pipi Baskoro bertepatan saat Gilang persis lewat di sebelah pasangan itu.
Gilang polos, mana pernah punya pikiran macam macam akan hubungan seseorang. Yang ia tau mami itu panggilan untuk seorang wanita yang pernah melahirkan anak. Tapi, melihat adegan pipi Baskoro di cium gitu, kok Gilang malah kaget ya. Masih ada hubungan ibu dan anak semesra itu? pikir Gilang.
"Udah dapat mau yang mana neng?" tanya Gilang menghampiri Gita yang sudah bosan berkeliling dalam outlet itu.
"Ga ada yang cocok a'. Lain kali aja deh, a'a traktirnya. Neng cape muter muter." Ujar Gita menahan lirikan matanya pada salah satu koleksi merk terkenal Louis Vuitton. Tapi Gita tau diri dia istri Gilang sekarang bukan hanya berstatus anak sultan.
Belum lagi kekesalannya bertemu mantan di saat penampilannya kucel sepulang kerja ini.
"Kakak cantik ambil yang mana?" tanya lelaki kemayu tadi pada maminya Baskoro.
"Ambil yang mana yaa? bingung. Dua duanya saja deh. Ini sama ini." Ujarnya menyodorkan dua tas dengan model klasik, khas tante tante pergi arisan berlian pada umumnya, persisbselera mama Indira.
"Heeiii udah mau pulang...? cuma liat liat? ga jadi beli?" Celetuk mami Baskoro, entah itu pertanyaan, pernyataan atau ejekan untuk Gita yang sejak tadi hanya memegang lalu melepas beberap tas.
"Mas... yang merk ini yang modelnya terbaru ga? yang bisa buat santai, yang ga buat ke kantor." Tanya Gilang pada lelaki kemayu tadi, menunjuk rak tas bermerk LV.
"Bentaar ya ganteeeng." Genit lelaki itu senang di sapa oleh Gilang.
"Suka yang LV... ya. Bentar, Kinan ambilkan dulu ya mas ganteng." Lanjutnya lagi setengah berlari da terbang menuju tempat penyimpanan.
Gilang dan Gita bertukar pandang, mendengar pria itu menyebut namanya Kinan, padahal name tag nya bertulis Kunanto. Ah... bences mah bebas kali ya, ga harus ke Dukcapil juga buat perbaiki nama dan akte kelahiran.
"Ini ... ini ... ini. Kinan jamin cucok meong, bikin tampilan si mbaknya ketceeh model terbaru yang di keluarkan oleh Louis Vuitton, Petite Boite. Bisa di tenteng, di selempang juga. Kecil kecil cabe rawit, cukup buat taro dompet, hape, juga cermin n sisir kecil kali ya cyiin. Agar penampilan kita selalu cantik terjaga. Niih, di Jakarta baru Nagita Slavina lho pake yang ori kayak gini. Cuuus di pinang deewwh." Puanjang dan lebar dong si Kinan alias Kunanto itu mempromosikan jualannya.
"Iih lucu banget sih. Mungil, keren." Puji Gita dengan mata berbinar.
"Suka...? Bungkus ya mas." perintah Gilang pada mahkluk jadi jadian itu.
"Ooouuuhhh siaap babe." Ucapnya menenteng tas kecil itu dengan satu telunjuk sejajar bahunya menuju kasir.
"A'a.... itu mahal." Hardik Gita pada Gilang. Dia tau itu barang edisi terbaru, ori pula. Gita tidak bisa membayangkan harus berapa ronde main malam ini untuk membayar harga tas itu, jika Gilang minta di bayar dengan layanan prima.
Gilang cuek saja, ia sudah menarik tangan Gita ke kasir tepat di sebelah Baskoro dan maminya sedang melakukan pembayaran.
"Totalnya Delapan Belas juta rupiah. Ada lagi kak." Ucap kasir ramah pada mami Baskoro.
"Sepertinya cukup dulu deh." Jawabnya ramah sambil tertawa sinis penuh ejekan pada Gilang yang kini berdiri di depan kasir sebalahnya.
"Lima puluh tujuh juta delapan ratus ribu rupiah, mas. Ada tambahan lagi?" Ucap kasir yang ada di depan Gilang.
Panik ga?
Panik ga?
Panik dong...!
Mau lari? ga mungkin
Batal beli? lebih malu lah
Akhirnya senyum tabah dan yakin saja, semua yang ia keluarkan untuk istrinya dengan ikhlas sekarang, akan di gantikan Allah berkali lipat padanya di kemudian hari. Amin.
"Ada lagi neng?" tanya Gilang kalem, walau sesungguhnya sendi lututnya sudah melemas hampir lumpuh mendengar harga tas itu, sungguh setara dengan biaya 2 semester jika ia ambil kuliah S2 nanti.
"A'a... udah. Itu aja." Jawab Gita yang sesungguhnya ga mau, mau banget tapi rada gengsi lah, sebab Baskoro dan maminya tadi juga dapat mendengar dengan jelas harga tas yang akan Gilang belikan untuknya itu sangat fantastik.
"Oke. Itu saja mbak." Ujar Gilang menyodorkan black card di tangannya.
"Hah... sejak kapan Gilang punya itu. Bukankan Gilang baru beberapa bulan jadi WaCEO. Masa mendadak sultan." Lagi... otak Gita di penuhi pertanyaan seputar kekayaan suaminya. Apa masih ada sumber uang lain, yang Gilang miliki dan belum Gita tau. Gita hanya tersenyum bangga saat pembayaran tas kecil mungil berbentuk bulat itu sudah berada dalam paper bag bermerk LV dengan huruf segede gambreng.
"Makasiih A'ayank." ujar Gita mesra pada Gilang yang langsung meletakan tangannya pada pinng Gita.
"Sama-sama sayang." Jawab Gilang senang.
"Terima kasih mbak." Salam terakhir Gilang dengan ramah pada kasir yang bertugas sore itu. Kemudian berlalu menuju pintu keluar.
Dan adegan mesra itu tak luput dari tatapan iri sekaligus kagum mami Baskoro. Ia mengira pasangan kucel itu hanya mampu melihat lihat saja ketika berada di outlet itu. Ternyata justru mampu membeli tas yang bahkan dua kali lebih mahal dari tas yang ia beli.
"Temen kuliah kamu itu kaya banget ya Bas?" tanya Miranda pada Baskoro dengan wajah agak kesal.
"Hmm... lumayan." Jawab Baskoro sambil membuka pintu mobil untuk maminya itu.
"Kuliah di mana sih?" Jiwa kepo Miranda makin penasaran.
"Inggris." Jawab Baskoro yang sudah berada di balik kemudi.
"Kamu lulusan Inggris?" Miranda bahkan baru tau jika pria simpanannya itu pernah kuliah di luar negeri.
"Ga..." jawab singkat Baskoro.
"Katanya temen kuliah?" Miranda masih menelisik.
"Bas... masuk doang, tapi ga selesai mi...Hehehehe." Gelak Baskoro menertawakan dirinya sendiri.
"Gimana?"
"Iya... Bas cuma pernah kuliah di Universitas yang sama dengan dia. Tapi ga selesai." Jelasnya lagi
"Kenapa?"
"Sibuk."
"Kerja?" tanya Miranda lagi.
"Jual diri." Bisiknya sambil mencuri kecupan di pipi sang mami ketemu gedenya itu.
"Hahaaaa... kamu bisa saja. Masih mau jadi anak kuliahan, mami dukung deh." tawarnya pada kekasih gelapnya itu.
"Ga mau... sudah enak kuliah sama mami. Ngapain kuliah, ntar cari kerja lagi. Bakalan dikit waktunya sama mami tersayang. Bas ga bisa hidup tanpa mami." Oh Tuhan, tangan Baskoro malah sempat saja menyelinap di balik rok wanita yang hampir seumuran ibunya itu.
Sekedar melambungkan perasaan wanita tua itu, jika Baskoro selalu begitu menginginkannya. Seolah candu dengan tubuh yang mulai reot itu. Tapi, dari segi finansial. Jangan di tanya lagi. Kini Baskoro tak perlu kesusahan lagi dalam urusan keuagan, dari apartemen, mobil bahkan uang bulanan selalu mengalir ke rekeningnya.
Kelebihannya lagi, saat dia berhubungan dengan wanita seusia ini, mereka tak pernah menuntut untuk menikah. Untuk urusan kepuasan biologisnya, bukankah ia bisa membeli wanita wanita muda yang lebih fresh dari maminya itu.
Bersambung...
Halloo reader tersayang.
Terima kasih sudah mampir di sini.
Semoga betah nginap dan kasih sesajen di mari yaak.
Nyak selalau usahakan crazzy up deh.
Salam sayang seIndonesia raya
❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Innara Maulida
kena jebakan sendiri tuh si Gilang 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-10-19
1
meE😊😊
hiiyyyy jyjyk bgd si bas🤮🤮
2022-05-29
1
Ning cute
Baskoro rusak sudah moral lo bang😒 moga aja ntar nyak othor khilaf terus loe dibikin tobat dan ketemu pasangan yg pas 😌
2022-05-20
2