Tian menggaruk kepala sambil tersenyum menatap kepergian Ressa. Dia tidak pernah tau alasan perempuan itu menolak menikah dengannya.
Mengingat ucapan sang sahabat, Tian membiarkan saja Ressa pergi. Walau ia sangat ingin mendekap lebih lama. Erfan benar, Ressa berhak dapat laki-laki yang lebih baik dan bisa membahagiakannya.
Ia kembali ke dalam, tidak ingin mengecewakan Erra di hari ulang tahunnya. Melihat gadis kecil itu, dia jadi ingin memiliki buah hati juga. Hah, benihnya bertaburan dimana-mana. Untung tidak ada yang jadi, karena ia main aman.
Tian tidak mengganggu Ressa lagi sampai acara ulang tahun Erra selesai. Semoga dewi amor berpihak padanya suatu saat nanti.
Hari-hari ia lewati seperti biasa, tak pernah ambil pusing. Tian duduk di balkon sambil menghisap rokok. Terlalu menyedihkan kalau dia mengemis cinta seorang perempuan.
"Masih mau di luar?" Tanya Audrey dari depan pintu balkon, seorang model yang suka rela menyerahkan dirinya pada Tian karena cinta.
Tian sudah menegaskan kalau dia tidak bisa memberikan cinta. Wanita itu tak mempermasalahkan, mereka sama-sama mencari kepuasan.
"Sudah ngantuk?" Tian mematikan rokok, lalu tersenyum mendekati Audrey. Perempuan itu mengangguk manja.
Tangan kanannya terulur merengkuh pinggang Audrey, tangan kiri menutup pintu balkon. Mereka bersiap menikmati malam panjang seperti malam-malam sebelumnya.
Sementara di tempat lain, Ressa gelisah sepanjang malam sejak pertemuan dengan Tian. Tidur jadi tidak nyenyak, lingkaran matanya bertambah menghitam.
Bukan mantan, tapi susah move on. Ressa mentertawakan dirinya sendiri. Harusnya melupakan hal yang mudah bagi Ressa yang hidupnya selalu santuy. Tapi kali ini, ingatan-ingatan itu seakan sulit untuk dihapuskan.
Ressa menerawang menatap langit-langit kamar. Pikirannya melanglang buana pada kejadian tiga tahun lalu.
"Boleh masuk?" Tanya Ressa setelah mengetuk pintu ruangan bosnya. Ia tak berani langsung nyelonong karena bos-bosnya sedang terlibat pembicaraan serius.
"Boleh, sini dulu Sa." Tian menepuk sofa di sampingnya sebelum gadis itu duduk di depan Erfan. Ressa menurut duduk di samping Tian.
"Kenapa bos?" Tanya Ressa, bosnya satu ini sedang bertingkah menggelikan.
"Erfan tadi nyeramahin, gue disuruh nikah. Lo mau nikah sama gue?" Tian menyampirkan rambut panjang Ressa ke belakang telinga.
"Hah?" Kaget Ressa, "bos Tian lagi demam atau mabuk?" Gadis itu memeriksa suhu tubuh Tian tapi baik-baik saja.
"Dah Sa, abaikan Tian. Lo tadi mau apa?" Panggil Erfan, temannya satu itu beneran lagi gak waras. Ressa beranjak duduk di depan Erfan memberikan berkas yang masih dipegangnya.
"Ressa, gue serius." Rengek Tian, memeluk Ressa dari belakang meletakkan wajahnya di ceruk leher Ressa. "Lo wangi banget, Sa." Gadis itu bergidik ngeri menepis tangan Tian.
"Tian, jangan melakukan pelecehan di depan saya!" Bentak Erfan geram, Ressa sudah ketakutan dengan tingkah Tian. Tian tidak peduli mengecup pipi Ressa lalu menyeringai pada sahabatnya.
"Lo kalau gak mau dengerin nasehat gue jangan nyakitin perempuan yang gak tau apa-apa." Geram Erfan menarik tubuh Tian lalu menghajarnya di perut. "Lo keluar Sa, biar gue urus dia."
Sejak hari itu Ressa terjerat dalan pesona seorang Ardiya Tiandra yang suka bergonta-ganti teman tidur. Beberapa bulan setelah kejadian itu ia memutuskan untuk resign dari perusahaan Extnet Indonesia.
Besar resikonya jika harus tetap bertahan di sana. Terbuai dan patah hati, perempuan yang datang menemui Tian ke kantor bergonta-ganti. Ressa tau apa yang mereka lakukan, tapi cukup sekedar tau.
Ingin menikah dengannya, tapi masih tidur dengan banyak wanita. Ressa mana kuat, lebih baik menjauh pergi. Tian terlalu pandai melumpuhkan pertahanan wanita. Ia takut tak bisa mengendalikan hati dan akhirnya terbuai dalam pelukan Tian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
YuWie
Tian yg aneh
2022-09-19
0
Zhoushye
duh, duh Tian
2022-04-02
3