Ressa merias sedikit wajahnya agar lebih fresh untuk menutupi guratan hitam di sekitar mata. Ia memadukan kemeja putih dengan straight jeans dan sepatu high heels.
"Ayah, Ibu. Aku berangkat!" Teriak Ressa dari depan pintu dengan ceria seperti tidak terjadi apa-apa. Ia manusia biasa pastilah sakit hati. Tapi lebih memilih menutup mata, telinga dan membekukan hati.
Sebelum keluar dari mobil, Ressa merapikan rambut kecoklatannya yang tergerai indah. Mobilnya sudah terparkir di depan rumah mewah sang sahabat. Ia membawa kado yang sudah disiapkan untuk ulang tahun Erra nanti siang.
"Assalamualaikum," teriak Ressa riang dari depan pintu. Yang keluar malah gadis kecil dan babysitternya.
"Tanteee...!" pekik Erra girang. Mengangkat tangan minta digendong. Ressa memberikan kado yang dipegangnya pada babysitter lalu membawa putri Erfan dan Hira itu dalam gendongan.
"Mommy mana, Sayang?"
"Lagi di taman nyiapin ulang tahunku," jawab gadis kecil itu dengan semangat. Meminta pada babysitter untuk memanggilkan sang mommy.
Dua orang perempuan beda usia itu menunggu di ruang keluarga. Bertepatan Erfan yang kembali ke ruangan itu bersama Tian.
"Unclee... kenalin tante cantikku!" Pekik Erra, anak itu selalu ceria. Siapa menyangka bayi yang beberapa bulan tinggal dalam rumah kaca itu tumbuh dengan baik. Ia terlahir premature, tapi sekarang tumbuh dengan baik dan sehat.
Ressa mematung sambil memangku Erra. Sedang Erfan tersenyum penuh arti, ia memang sudah merencanakan agar Tian dan Ressa bisa bertemu. Tapi ternyata takdir mempertemukan mereka secepat ini.
"Yes, honey. Tante kamu memang sangat cantik." Ujar Tian sambil mengedipkan mata pada perempuan yang sangat ingin ditemuinya. Ia berjalan cepat pura-pura mendekati Erra, padahal sudah jelas tujuannya pada Ressa.
Seolah ingin mengambil Erra dari pangkuan Ressa, Tian mengecup samping kepala perempuan itu. Menghirup aroma tubuh Ressa yang sangat ia rindukan.
Ressa membulatkan mata saat menyadari apa yang dilakukan Tian. Jantungnya berdetak cepat, ada glenyar-glenyar aneh yang memenuhi dirinya. Tangannya menggenggam Erra untuk mengalihkan kegugupan. Ia tak memberikan gadis kecil itu pada Tian, menahannya dengan memeluk erat.
"Mau bikinin dedek buat Erra nggak," bisik Tian sensual. Setelahnya menggeser posisi duduk untuk menormalkan ritme jantungnya yang memberontak.
"Ambil kesempatan terus!" Hira berdecak, Erfan tersenyum mengulurkan tangan pada istrinya yang berjalan mendekat.
"Kesempatan tidak akan datang dua kali," jawab Tian bijak. Matanya masih terus menatap Ressa yang terlihat lebih cantik. Tiga tahun tidak bertemu, tidak membuat penampilan fisik perempuan itu berubah.
Punya kebaikan apa dia sampai Tuhan mempertemukannya kembali dengan perempuan yang selalu menghantui pikirannya ini. Tian tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang datang.
"Lo lama nggak ke sini ternyata sekarang jadi pendiam ya!" Sindir Hira.
"Gue bingung mau ngomong apa. Ada dua mantan bos di sini, jadi segan." Jawab Ressa dengan kekehan, niatnya mau menjauhi masalah di rumah. Malah bertemu masalah baru di sini, karena ada orang yang membuat jantungnya gladak-gluduk bagai di sambar petir.
"Segan sama mantan bos, apa segan sama yang duduk di samping kanan."
Sontak Ressa menoleh ke samping kanan. Matanya bertemu dengan bola mata indah milik lelaki yang sudah menggetarkan hatinya. Duh, kenapa dia jadi termakan ucapan Erfan. Harusnya kan tidak menoleh, runtuk Ressa pada dirinya sendiri.
Sepasang suami istri itu puas mentertawakan Ressa. Sedang sang penggetar hati malah mengunci tatapan Ressa dengan lembut.
Tian mengulum senyum, siapa yang bisa menolak pesonanya. Termasuk perempuan yang pernah menolak menikah dengannya ini. Dewi cinta sedang berpihak padanya hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
nurlela sp
seru
2022-12-14
0