Carcas mengejar Guen agar ikut bersamanya.
"Guen, tunggu," tahan Carcas pada lengan gadis kecil yang ternyata tengah menangis.
Carcas membawa Guen ke pelukannya, mengusap lembut punggung gadis yang dua minggu lagi akan resmi menjadi istrinya.
"Kenapa kalian membawa ku kepada masa lalu? ini sangat menyakitkan ku Tuan, aku tidak ingin melanjutkan hubungan ini. Beri aku waktu, aku akan menyelesaikan tunggakan ku,"
Guen melepaskan pelukan Carcas berlalu meninggalkan restoran menggunakan taxi. Tidak begitu jauh perjalanan dari restoran menuju butik miliknya.
Guen membayar taxi, tidak menghiraukan panggilan telepon yang berdering berulang kali di dalam tas kecilnya.
Guen menghampiri Salsa,
"Jika Tuan Carcas atau Citra mencari ku, katakan aku tidak ada. Aku ingin sendiri, jangan ganggu aku," tegasnya.
Salsa mengangguk mengerti, dia sahabat Guen sejak kecil dan sangat memahami bagaimana gadis ini menghadapi semua permasalahan yang mendera selama ini.
"Istirahat lah, nanti Kasih akan mengantarkan makan malam untuk mu," ucap Salsa menenangkan Guen.
Guen berlalu menuju lantai atas kamar pribadinya. Di lantai tiga itu, Guen biasa menenangkan pikiran dari banyaknya permasalahan. Apalagi semenjak butiknya mengalami penurunan drastis dalam penghasilan setiap bulan.
Guen membuka semua tabungan deposito berjangka yang dia miliki, menghitung nominal dan semua kekurangannya.
"Lumayan banyak kekurangannya," batin Guen saat menatap kalkulator.
"200.000 euro! kemana akan aku cari uang sebanyak ini?" batin Guen.
Dia menghubungi Bank tempat dia mendepositokan dananya selama ini, dana Gue dapat di cairkan dua minggu setelah menanda tangani berkas pencairan.
"Hmmmm,"
Guen berfikir semakin keras, mengumpulkan semua aset agar bisa melunasi hutang-hutangnya dalam jangka waktu satu bulan tanpa menikahi Carcas. Pria aneh dan angkuh di matanya.
"Aku harus segera mengurus pencairan, agar aku bisa mengangsur tagihan ku. Jika aku gunakan semua isi tabungan, akan sangat menyulitkan," batin Guen melihat nominal saldo di rekening pribadinya.
Tiiiing,
Handphone Guen berdering, memperlihatkan pesan masuk melalui whatsApp.
📨"Guen keluar lah, aku di bawah," Carcas.
Guen menghubungi Salsa, mempersilahkan Carcas agar naik ke kamar pribadinya.
Salsa mempersilahkan Carcas, masuk ke butik dan menemani pria gagah itu memasuki lift menuju lantai tiga.
"Kau siapa?" tanya Carcas sedikit penasaran melihat seisi ruangan tertata sangat rapi.
"Hmmm aku karyawan Nona Guen Tuan," jelas Salsa menunduk hormat.
Carcas mengangguk mengerti. Masih menatap wajah lugu gadis yang berdiri di sampingnya.
Tiiing, pintu lift terbuka.
"Silahkan Tuan, kamar Nona Guen di sana," tunjuk Salsa di salah satu pintu berwarna coklat.
"Baik, terimakasih," ucap Carcas menuju pintu yang di tunjuk oleh Salsa.
Tok tok tok,
Ketuk Carcas di pintu kamar terpasang sangat kokoh.
"Masuk," terdengar suara Guen dari dalam kamar.
Carcas membuka pintu kamar, melihat Guen tengah duduk di sofa, menatap kearah Carcas.
"Silahkan Tuan, duduklah," perintah Guen menunjuk di salah satu sofa.
"Hmmmm,"
Carcas duduk dihadapan Guen melihat beberapa tabungan deposito yang berada di atas meja.
"Apa ini? apa deposito mu cukup untuk membayar hutang mu?" tanya Carcas.
"Aku akan mengurus pencairannya besok pagi, masih ada sisa 200.000 euro. Kita buat syarat yang harus kita tanda tangani," tegas Guen menatap manik mata Carcas sangat tegas.
Carcas bertepuk tangan, melihat semangat juang Guen yang enggan menerima pinangannya.
"Kenapa kau tidak ingin menikah dengan ku? apa salah ku? bukankah aku memberi waktu lebih lama dari sebulan, aku jamin keluarga ku tidak akan mengganggu butik anda nona! ternyata kau sangat keras kepala, di luar pikiranku Guen! kau sangat unik, membuat aku semakin ingin segera menikah dengan mu," goda Carcas.
Guen menatap malas ke arah Carcas setelah mendengar kalimatnya yang sangat menggelitik hatinya.
"Urungkan niatmu, aku tidak tertarik. Aku akan menemui ibu angkatku. Aku harap dia mau membantu ku untuk melunasi semua hutangku," tegas Guen.
"Oooogh come on Guen, jangan seperti ini. Kita akan tetap menikah, aku tidak ingin kau mencairkan deposito mu. Simpanlah," tegas Carcas.
"Apa maksud mu Tuan? apa kau pikir aku tidak sanggup membayarnya? aku tidak ingin berurusan dengan kalian, dengan Samuel dan Citra! aku fikir Samuel yang menjadi tambatan hati Citra adalah pria berbeda, ternyata aku salah. Aku sakit Tuan, sangat sakit. Jika pernikahan ini berlangsung dan akhirnya gagal, itu akan berdampak buruk untuk ku dan masa depanku. Keluarga mu ingin kau menikah dengan Citra, bukan aku Tuan Carcas. Apa kau mengerti?" tegas Guen dengan wajah memerah.
Carcas tertegun, "sekejam itukah Samuel menyakiti gadis pintar ini?" batinnya.
"Baik, aku beri waktu selama seminggu untuk kau berfikir. Aku sudah mengatur semua pernikahan kita. Jangan kecewakan aku. Aku permisi dan selamat siang," ucap berlalu meninggalkan kamar Guenhumura.
Pintu tertutup rapat secara otomatis, Guen mengunci rapat pintu kamar, kembali menangis di atas ranjang.
"Kenapa aku harus di hadapkan dengan permainan rumit dan menjijikan ini? apakah pernikahan itu menjadi bahan permainan untuk kelas orang kaya?" batin Guen meremas bantal di pelukannya.
"Kenapa Samuel tega pada ku? ternyata dia lebih mencintai Citra di banding aku," isaknya.
Guen terlelap, karena lelahnya berfikir. Dari pagi dia mesti mendapatkan kejadian yang tidak menyenangkan, dari pertemuan dengan Citra, permintaan Carcas yang tidak masuk akal, hingga pertemuannya dengan Samuel yang benar-benar sangat menyayat hati dan jiwanya. Baginya melupakan Samuel sangat sulit, di tambah pernikahan mereka akan dilaksanakan secara bersamaan.
"Apa kata Ibu angkatku? jika aku menikah dengan pria kaya yang akan menghina bahkan menginjak injak harga diriku. Aku tidak mengenal keluarga pria itu, dari kerajaan mana dia, putra siapa dan bagaimana dia bisa mengagumi ku hanya karena mendengar ucapan dari Samuel. Ini tidak mungkin,"
Guen menangis di alam bawah sadarnya. Jika waktu bisa di putar kembali, ingin rasanya dia tetap stay seperti biasa tanpa menerima kehadiran Carcas di butik miliknya. Sangat membingungkan.
Pukul 17.45 waktu Loumarin, Guen terjaga. Kepalanya terasa berat. Menghubungi Kasih agar mengantarkan makanan untuk mengisi perutnya yang sedikit perih.
Kasih telah mempersiapkan makanan untuk Guen, segera dia mengantarkan ke kamar nona kecil yang sangat baik padanya selama ini.
"Silahkan nona," ucap Kasih meletakkan hidangan di meja kemudian berlalu meninggalkan kamar.
Guen melahap makanan dengan cepat, merasakan suatu energi baru jika perutnya terasa kenyang agar mampu berfikir jernih dengan tantangan yang akan datang di hadapannya.
"Setidaknya saat ini aku butuh asupan nutrisi yang cukup untuk menghadapi Carcas dan Citra. Bahkan menghadapi Samuel. Besok aku akan menemui Samuel, mencari tahu siapa Keluarga Carcas. Aku tidak mau menikahi laki-laki yang aku sendiri tidak mengetahui asal usul keluarganya, siapa ayah dan ibunya, bahkan kenapa dia mencampurkan masalah tagihan dengan pernikahan. Dasar CEO bodoh," geram Guen menatap kembali deposito nya.
Tobe continue...
Mohon dukungan Like dan Vote pada karya ku, jangan lupa comment yah...🙏
Setidaknya kalian penyemangatku!
Khamsiah.... Hatur nuhun....🤗🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Bzaa
siyap otor 😘
2022-09-17
0
Pemenang YAWW 9 😴🤕
menyebalkan...😎
2022-03-16
1