Citra menatap mata Guen, jujur dia juga tidak mengerti apa maksud Carcas.
“Kenapa Carcas tiba tiba ingin menikahi gadis kecil ini? apakah Carcas memang jatuh hati padanya?” batin Citra menjadi saksi atara Carcas dan Guen.
“Hmmm bagaimana nona kecil?” senyum tipis Carcas menghiasi wajahnya.
“Berapa total hutang saya?” tanya Guen menatap manik indah Carcas.
“400.000 euro nona!” jawab Carcas enteng. Jika di rupiahkan lebih kurang 6 milyar.
Guen mengusap lembut wajahnya, ada perasaan was was di dalam hati. Beberapa kali dia menelan salivanya.
“Hmmm siapa anda Tuan? kenapa anda mengetahui hutang saya? apakah anda pemilik Bank Swasta tersebut?” tanya Guen tersenyum tipis.
Beberapa kali dia mencuri untuk menarik nafas dalam.
“Ya, saya pemilik Bank tersebut. Saya yang melarang kolektor untuk mendatangi anda. Saya yakin anda sedang berjuang Nona kecil!” senyum Carcas.
“Ya, kami ada sedikit masalah beberapa bulan lalu, tapi sekarang semua sudah mulai membaik. Beri saya waktu, saya akan melunasi semua," jelas Guen menatap Carcas dan Citra secara bergantian.
“Jika dalam bulan ini anda tidak melunasinya, mohon maaf nona kecil, saya harus melepas butik anda. Karena sudah ada beberapa penawaran yang masuk ke saya memberi nilai yang sangat fantastis untuk Perusahaan Perbankan saya mereka bersedia membayar tempat ini dua kali lipat dari harga anda Nona kecil," jelas Carcas dan diangguki oleh Guen.
Guen menyandarkan tubuh kecilnya ke sofa, memijat pelan pelipisnya.
“Apa rencana anda?” senyum Guen menghitung nilai deposito dalam benaknya.
“Ck, belum cukup,” batinnya.
“Saya akan memberikan pilihan pada mu nona kecil. Pertama, anda bisa membantu kami untuk membatalkan pernikahan saya dan Citra, dengan anda menikah dengan saya hutang anda lunas. Kedua, anda wajib melunasi hutang anda sebelum akhir bulan ini," senyum Carcas.
“Busyeeet, dia menjebak ku!” batin Guen.
“Baik, apakah dengan kita menikah saya masih tetap bisa melanjutkan butik saya? jujur butik ini adalah nafas saya," jujur Guen.
“Tentu dalam pengawasan saya nona kecil, karena tempat ini masih menjadi incaran keluarga saya," tawa Carcas bak devil.
“Maaf, saya tidak tertarik Tuan Carcas! silahkan anda tinggalkan tempat saya. Satu hal, jangan libatkan saya dalam permasalahan anda Tuan," tegas Guen menatap Carcas dan Citra.
Citra menggenggam jemari Guen dengan lembut, “saya mohon, menikahlah dengan Carcas. Bantu saya Guen! saya yang menjamin anda masih tetap disini. Bahkan jika Carcas bersedia dia akan tinggal bersamamu ditempat ini. Kita buat perjanjian nona kecil! jangan buat pernikahan saya dan Samuel kandas," pintanya pada Guen.
“Tapi saya tidak ingin menikah, apalagi menikahi pria angkuh seperti pria disebelah anda Nona Citra, tanpa cinta," tegas Guen.
Citra benar benar memohon pada Carcas, “please, aku tidak ingin hubunganku dengan Samuel kandas beib! aku tidak ingin menikah denganmu! bukankah tadi kau mengatakan kau tertarik dengan nona ini? kau yang meminta agar aku mengunjungi butik miliknya. Kenapa kau malah buat perjanjian sepihak?” geram Citra menatap kesal pada Carcas.
Carcas menatap lekat hezel manik Guen.
“Apakah kau bersedia membantu Citra? jika ya, siapkan gaun pengantinnya. Dua minggu lagi kita akan menikah dan aku pastikan kau masih tetap disini," tegas Carcas.
“Hmmm, beri aku waktu. Aku tidak ingin menikah dengan keterpaksaan karena aku tidak pernah ingin dianggap lemah. Aku akan membayar semua hutangku pada Bank mu. Kita menikah dengan perjanjian, kita masih dengan kehidupan kita masing masing Tuan. Aku hanya ingin membantu Nona Citra, bukan menjalin relationship dengan anda," tegas Guen.
“Baik, saya kasih kamu waktu enam bulan untuk melunasi semua hutangmu. Dua minggu lagi kita menikah. Jika kau tidak mampu melunasi hutangmu, butik mu akan diambil oleh sahabat ku. Karena aku mengetahui keuangan mu saat ini Nona kecil. Jika dalam waktu enam bulan kau tidak bisa membayar semua hutangmu, sepenuhnya kau milikku. Deal," lantang Carcas mengulurkan tangannya.
Guen merasa waktu yang diberi oleh Carcas sangat lumayan dari pada satu bulan seperti di awal. Setidaknya dia bisa bernafas. Toh menikah dengan pria ini tidak ada yang berubah, batinnya.
Guen menatap Citra penuh keyakinan.
“DEAL!” sambut Guen pada tangan Carcas.
Carcas menatap penuh kemenangan, ada getaran yang berbeda yang dialirkan oleh pria dihadapan Guen padanya. Walau dia menyebalkan, tapi dia sangat mempesona. Guen menepis harapannya.
“Dari dulu mana ada pria yang mencintai ku tulus! begitu juga Carcas. Dia hanya mencintai wanita sempurna. Bukan wanita seperti ku.” batin Guen melepas tangan lembut Carcas yang berada di genggamannya.
Citra memeluk Guen, “thankyou gadis kecil, kau sangat baik! kita akan menikah di gereja yang sama. Aku akan membayar gaun milik mu. Kau pasti akan bahagia bersama sahabatku Carcas," jelasnya.
Guen menerima pelukan Citra yang benar benar hangat dan tulus.
“Bahagialah bersama Samuel, aku menunggu kehadiran mu dengan kekasihmu disini," ucap Guen hanya mampu menahan tangis yang hampir pecah.
Citra segera berlalu meninggalkan butik Guen dengan rona wajah bahagia. Sementara Carcas masih duduk di sofa menunggu Guen.
Guen tersenyum masuk kedalam butik, pikirannya Carcas telah berada diluar. Guen menatap gaun yang ada di etalase, gaun pengantin yang dia rancang beberapa tahun silam untuk dirinya sendiri, harus kandas hanya karena kekasihnya menemukan tambatan hati yang sempurna. Tak terasa ada buliran bening membasahi pipi mulusnya, tanpa dia sadari Carcas memperhatikan Guen.
“Eheem!” Carcas mendehem tersenyum tipis.
Guen menatap kearah Carcas, ternyata pria menyebalkan itu dari tadi memperhatikan gerak geriknya.
“Kau! bukankah kau sudah meninggalkan butikku bareng Citra?” tanya Guen menghampiri Carcas.
Pria sombong itu tersenyum tipis.
“Tidak bisakah kita berbincang berdua agar lebih akrab?” goda Carcas pada Guen.
Guen menarik nafas dalam, membuka akses untuk asisten dan Salsa agar bisa turun ke lantai dasar melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan Carcas.
“Heeeii bisa kah kita keluar sebentar?” tanya Carcas pada Guen sedikit berteriak.
“Untuk apa?” jawab Guen lembut.
“Setidaknya kita bisa makan siang, membicarakan perencanaan kita kedepan,” jelas Carcas.
Guen mengangguk, “sebentar!” jawab Guen mendekati Salsa memberi tahu beberapa yang harus diselesaikan dalam waktu dekat.
Guen menaiki tangga, agar dapat sejajar menjelaskan isi kepalanya pada Salsa sahabat sekaligus orang kepercayaannya, saat gaun putih di patung terlihat sangat tinggi.
Sepuluh menit kemudian Guen mendekati Carcas yang masih sibuk dengan handphone pintarnya.
“Mau jalan sekarang atau saya melanjutkan pekerjaan dulu?” senyum Guen.
“Sudah istri ku?” kekeh Carcas di depan asisten dan Salsa mengulurkan tangan pada Guen.
Mata sahabat dan asistennya saling tatap, menunggu jawaban dari Guen.
Guen hanya menggeleng, “hmmm,” menerima tangan Carcas.
Tentu menjadi pandangan yang sangat aneh bagi orang terdekat Guen, tapi tidak mungkin akan di interogasi saat ini juga didepan Tuan Carcas, batin Salsa dan asistennya Kasih.
To be co n ti nue...
Mohon dukungan Like dan Vote pada karya ku, jangan lupa comment yah...🙏
Setidaknya kalian penyemangatku!
Khamsiah.... Hatur nuhun....🤗🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Bzaa
sehat dan semangat otor, 💪
2022-09-17
0
_𝓕𝓪𝓵𝓵𝓲𝓷𝓰 [𝓝𝓸 𝓞𝓷𝓮)
🚶🏻♀️🚶🏻♀️🚶🏻♀️ah.. sungguh uang yang banyak, dan Tuan Carcas mengatakan nya dng sangat enteng
2022-04-30
5
Pemenang YAWW 9 😴🤕
amazing...🙄
2022-03-15
1