"Abang mulai ragu, karena abang terus mengingat kesalahan abang pada gadis itu!!."
Azka dan Alvin kompak memandang Saga yang sudah ada didepan pintu entah sejak kapan. Pria itu menatap abangnya dengan tajam.
"Memangnya, Bos punya kenalan gadis lain selain Salwa?." pertanyaan bodoh Alvin membuat Azka menatapnya tajam. Berada diantara dua orang yang saling mengeluarkan aura mengerikan, membuat Alvin segera meninggalkan ruangan atasannya.
"Cari dia walau sekali saja, Bang. Kamu berhutang maaf padanya. Apalagi, kalau dugaanku benar. Kamu akan segera menikah. Jangan jadi manusia egois yang bahagia diatas penderitaan orang lain!."
Ucapan Saga menyulut kemarahan Azka. "Aku harus mencarinya kemana? Tidak ada petunjuk apapun yang kupunya!. Kamu pikir Indonesia tidak luas? Abangmu itu aku, kenapa kamu hanya menyalahkan aku dan terus membelanya padahal kamu tidak mengenalnya. Lagipula yang terjadi diantara kami itu mutualisme. Aku tidak memanfaatkannya dengan cuma-cuma. Aku bahkan membayarnya dengan sangat mahal!!," sahut Azka dengan nada sedikit tinggi.
"Apa uang yang kamu berikan cukup untuk mengganti hidupnya yang hancur? Dia masih gadis saat kamu tiduri. Jika dia wanita murahan, dia tidak akan memberikan kehormatannya begitu saja walau dibayar mahal sekalipun. Setiap orang memiliki alasan hingga melakukan pilihan yang sulit!."
Azka menggeram kesal, apa yang salah dengan meniduri gadis yang masih perawan. Bahkan diluar sana banyak gadis perawan yang memberikan kehormatannya secara cuma-cuma. Sedangkan dirinya, dia membayar gadis itu dengan harga fantastis.
"Aku akan segera menikah. Jangan lagi membahas wanita itu!."
Saga tersenyum sinis, "Kamu saja mulai ragu dengan rencana pernikahanmu. Lalu bagaimana kamu akan menjalaninya jika semua diawali dengan keraguan!!." Saga berbalik dan hendak keluar dari ruangan Azka. Namun langkahnya terhenti saat melihat Salwa berdiri didepan pintu. Pria itu tak menghiraukan tatapan Salwa dan pergi begitu saja. Sementara Azka masih belum menyadari kehadiran tunangannya.
"Sial!! Kenapa Saga selalu membuat pikiranku kacau!!."
Deg
Azka menatap Salwa yang tersenyum ke arahnya. Semoga saja Salwa tidak mendengar percakapannya dengan Saga.
"K-kamu sudah lama datang, sayang?." Azka menghampiri Salwa. "Kamu membawakanku makan siang?," tanya Azka yang melihat Salwa menenteng rantang.
"Iya!," Salwa mengikuti Azka lalu duduk disofa. "Apa kamu bertengkar dengan Saga?."
Syukurlah, sepertinya Salwa tidak mendengar percakapan kami.
"Hanya masalah kecil," sahut Azka.
Salwa mengangguk, dia menata makanan yang dia bawa diatas meja. "Mas tidak lupa kan, kalau hari ini fetting baju terakhir?."
Azka mengangguk, "Ini pasti masakan Mama!", tebak Azka. Dia memang sudah hafal bentuk masakan Anya.
"Mas benar. Mama sengaja masak masakan kesukaan menantu kesayangannya." Azka segera menyantap masakan mertuanya.
"Kamu tidak makan?."
"Aku sudah makan dirumah!."
"Tapi aku mau kamu makan denganku. Sekarang buka mulutnya, a ....!" Salwa terpaksa membuka mulut karena Azka terus mendorong makanan itu ke mulutnya.
"Sudah, Mas. Aku sudah makan. Lagipula, aku tidak mau berat badanku bertambah dan gaunku jadi tidak muat!!."
Azka terkekeh, "Kamu gemukpun, aku suka!!."
"Ish, gombal. Yang ada kamu bakal ninggalin aku!." ucap Salwa cemberut.
Azka menaruh sendok dan makanannya kemudian memeluk Salwa. "Kamu tahu aku bukan pria seperti itu. Aku tidak akan pernah menduakan istriku nanti!."
Salwa menatap Azka, dia membelai lembut wajah tunangannya. "Aku tahu kamu pria setia. Dan betapa beruntungnya aku karena akan menjadi istrimu. Aku harap semua berjalan lancar hingga kita sah menjadi suami istri!."
Azka menatap Salwa heran, "Kenapa kamu berkata seperti itu? Semua pasti berjalan lancar!."
Salwa tersenyum, "Akhir-akhir ini aku sering gelisah. Tapi aku tidak tahu apa penyebabnya. Aku hanya takut kehilangan kamu!."
Ya Allah, rupanya bukan hanya aku yang sering gelisah. Salwa juga sama. Sebenarnya, apa yang Engkau rencanakan? Aku tidak sanggup jika harus menyakiti Salwa dan Mama Anya. Bathin Azka
"Jangan terlalu banyak fikiran. Percayalah jika semua akan berjalan seperti yang kita rencanakan!."
Salwa tersenyum, "Kalaupun terjadi sesuatu. Aku tidak akan pernah melepaskan kamu. Karena kamu hanya milikku. Milik Salwa Rosita Adiaksa!." Azka tersenyum,
"Sekarang habiskan makanannya, lalu kita ke butik."
"Baiklah. Aku akan habiskan dulu makananku!."
Azka kembali mengunyah makanannya, melihat Azka begitu lahap, Salwa tersenyum "Oh ya Mas, nanti Mama juga akan menyusul kita. Sepertinya Mama sudah tidak sabar menunggu hari pernikahan kita tiba!."
"Mama dan Bunda memang paling exited dengan pernikahan kita. Undangan sudah disebar seminggu yang lalu. Gedung dan catering juga sudah beres dua minggu yang lalu!."
Salwa tersenyum, "Aku sudah tidak sabar menunggu hari dimana kita mengikat janji suci. Aku akan menjadi wanita yang paling bahagia didunia karena menjadi istri Atharrazka Ibrahim!."
Azka mencubit hidung Salwa, "Tunangan siapa sih. Gemesin banget deh!!."
"Ih, jangan dicubit. Nanti nggak mancung lagi!."
Pria itu tertawa, "Kan memang nggak mancung!."
Salwa memberenggut, "Ya nggak usah diperjelas juga. Ayo ah, keburu Mama duluan sampai!."
"Heheh, baiklah tuan putri!!."
Setelah selesai makan, Azka dan Salwa segera menuju butik. Hari ini mereka akan fetting baju pengantin terakhir.
Jarak kantor Azka ke butik hanya ditempuh 45 menit perjalanan. Kedua sejoli itu bergandengan tangan sambil tersenyum bahagia. Tentu saja banyak yang iri menatap keduanya. Selain tampan dan cantik, Azka dan Salwa juga berasal dari keluarga berada.
"Selamat datang, Mbak Salwa dan Mas Azka. Silahkan, kami sudah persiapkan didalam!."
Mereka mengikuti karyawan butik menuju keruang fetting. "Loh, Mama sudah datang?," sapa Salwa.
Anya tersenyum, "Mama baru datang. Tadi sempat lihat gaun kamu. Bagus banget loh, Mama yakin kamu akan menjadi pengantin wanita paling cantik tahun ini!."
Salwa tersipu, "Dan Mas Azka akan menjadi pengatin pria paling tampan!."
Azka tersenyum, "Kita akan menjadi pasangan paling serasi dan bahagia didunia ini!."
Salwa memeluk Azka, bergelayut manja dilengan pria tampan itu. Anya yang melihat anak dan calon menantunya selalu akur tentu merasa bahagia dan bersyukur. Salwa menjadi penerang hidupnya kala dia terpuruk karena kehilangan buah sang buah hati.
"Kalian bikin Mama iri!," goda Anya.
"Mama udah tua. Harus ngalah sama yang muda!."
"Ish, Mama muda ya. Mau kasih kamu adik juga bisa!!."
Salwa mendelik, "Jangan saingan sama anak. Harus ngalah. Mama jangan punya anak lagi. Nanti kita kasih cucu aja, ya kan Mas?."
"Tentu!," jawab Azka tersenyum.
"Iya deh, iya. Jangan lupa berikan Mama cucu yang banyak. Kalau bisa kembar!!."
"Jangan khawatir. Permintaan nyonya Ratu pasti akan kami kabulkan!."
Anya tersenyum, "Sudah ah, jangan bercanda terus. Sekarang kamu coba dulu gaunnya. Mama ingin lihat, secantik apa anak Mama ini!."
Salwa tersenyum, "Tentunya paling cantik di muka bumi ini!.", dia melepas tangannya dari lengan Azka kemudian masuk kedalam kamar ganti. Dengan dibantu dua karyawan, Salwa mencoba gaunnya. Gaun pengantin berwarna silver perpaduan gold itu terlihat begitu mewah. Sangat cocok dengan kulitnya yang putih. Azka dan Anya menunggu sambil duduk disofa. Hingga sekitar lima belas menit, karyawan butik membuka tirai dan menampilkan Salwa dengan gaunnya yang begitu mempesona.
"Kamu cantik sekali, sayang!," puji Anya. Salwa tersenyum, dia menatap Azka yang memandangnya kagum. Salwa sangat yakin jika Azka pasti terpesona padanya.
"Benar kan Ka, Salwa cantik bukan?."
"Iya Ma. Kamu begitu cantik, Bila!."
Salwa dan Anya membeku, keduanya begitu terkejut dengan nama yang Azka sebutkan.
"S-siapa Bila, Mas?."
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Dede
lanjuuuut
2022-12-08
0
Sri Widjiastuti
keceplosan ni😌🤣😀
2022-09-06
0
Sheng
kena mental karna nama
2022-07-03
0