Tengah asik bergosip, bel sekolah berbunyi nyaring.
Seluruh calon siswa diinstruksikan untuk masuk ke dalam aula sekolah.
Ketiga gadis itupun bergegas ke tempat yang dimaksud.
Biasalah, untuk mencari tempat duduk yang nyaman.
Yup! dekat jendela.
Kegiatan diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan doa bersama.
Seorang kakak kelas yang sudah ditunjuk, maju ke depan kelas untuk membacakan doa.
Selesai berdoa, kegiatan berhenti sejenak.
Nampak kakak-kakak kelas yang merupakan panitia MOS sedang berdiskusi di depan pintu masuk ke kelas.
" Eh, itu kan duplikatnya Lee su ho?" bisik Tiara.
"Iya bener yang itu kan Hesti? yang lagi mojok tuh !" balas Dhilla antusias.
" Iya..iya bener itu orangnya. Kenalin itu adalah calon suamiku".
Tiara dan Dhilla hampir saja tertawa lepas mendengar ucapan Hesti.
" Ya ela . . . belum juga kenal, mimpinya udah sampe ke langit aja. Ketinggian banget ". ledek Dhilla.
" Hehehehe". Hesti tersenyum genit.
Seorang kakak kelas kemudian masuk ke dalam ruangan sambil memegang mikrofon.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi adik-adik sekalian...
perkenalkan saya Ilham Wiraguna selaku ketua OSIS di sekolah ini...
beserta rekan-rekan pengurus OSIS lainnya,
mengucapkan selamat datang kepada adik-adik sekalian . . . . .
Sekarang giliran Tiara yang nggak bisa berkedip, menatap sosok yang sedang berbicara di depan sana.Penghuni sekolah yang pertama kali menyapanya.
" Waaaah, yang ini nggak kalah ganteng dari duplikatnya Lee su ho". ujar Dhilla ternganga.
Tapi nggak ada respon dari kedua temannya.
Karena keduanya lagi asik menikmati produk limited edition yang saat ini terpampang jelas di depan mata mereka.
Ilham berbicara sambil melayangkan pandangan ke segala arah dalam ruangan itu.
Tanpa sengaja pandangan mereka bertemu.
Ah, gadis itu yang kemarin . . .
Pembicaraannya sempat terhenti sejenak, untungnya Rian yang kebetulan berdiri tak jauh dari situ, cepat tanggap.
Rian sengaja lewat di depannya lalu pura-pura terbatuk.
Syukurlah Ilham cepat menyadari kekeliruannya dan buru-buru melanjutkan kata sambutannya.
Adegan itu nggak sengaja terekam handycam nya Wisnu.
Tapi ia tak terlalu ambil pusing dan terus saja melanjutkan tugasnya di bagian dokumentasi.
Lain halnya dengan sepasang mata indah di belakang sana.
Mata indah namun terlihat kelam.
Saat melihat tatapan Ilham barusan, iapun ikut melihat ke arah itu.
Nampak tiga orang gadis yang duduk pas di dekat jendela.
Siapa di antara mereka yang ditatap Ilham? Dari belakang tak begitu jelas.
Yang di sebelah kiri sepertinya pernah lihat deh, eh bukannya gadis itu yang kemarin keluar dari toilet? hem . . .
Apakah dia yang membuat seorang Ilham kehabisan kata-kata tadi?
Kalau emang bener, ada hubungan apa di antara mereka?
Bukankah Ilham sudah punya Nayla?
Zian mulai bertanya-tanya sendiri dalam hati.
Kegiatan mereka terus berlanjut.
Selesai kata-kata sambutan yang dibawakan oleh ketua OSIS, kini dilanjutkan dengan pengarahan dari salah seorang guru.
Waktunya sholat Dzuhur tiba.
Yang muslim segera keluar untuk menunaikan sholat.
Tiara dan Dhilla juga tak ketinggalan.
Sedangkan Hesti yang non muslim tetap berada di dalam aula.
Zian dan Ilham juga ikut sholat jamaah.
Tumben banget Zian. Padahal selama ini tidak pernah ikutan sholat bareng teman-temannya.
Sebenarnya mereka agak heran dengan sikapnya. Tapi tidak ada satupun yang berani menanyakannya.
Selesai sholat mereka kembali ke aula untuk menerima materi selanjutnya.
\*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Bi'i 💜
makasih
2022-06-27
0
Bi'i 💜
😊🙏🙏🙏
2022-06-27
0
Dehan
❤❤❤
2022-06-27
1