Tiara menarik napas lega saat berhasil keluar dari gerbang sekolah.
Badannya yang mungil ternyata cukup membantu dirinya membaur dengan siswi lainnya.
Iapun buru-buru melangkah pulang ke rumah.
Teriknya mentari siang itu seakan tak dihiraukannya.
Sepanjang jalan ia sibuk memikirkan kejadian tadi di sekolah.
"Duh, gimana nasibku besok ya? kenapa hari ini aku apes banget sih ? bukannya dapat teman eh malah dapat masalah.
Semoga saja besok aku nggak ketemu dengan cowok itu. Bisa the end hidupku.
Tapi kan, aku nggak sengaja nendang botol itu".
Pikirannya semakin kacau memikirkan semua yang bakal terjadi besok.
Sesampainya di rumah...
"Assalamualaikum ". Tiara mengucap salam.
" Waalaikum salam". jawab Nia kakak sepupunya yang saat itu sedang duduk di teras depan rumah.
" Kenapa dek, kok mukanya lemes gitu?" tanya Nia melihat wajah adiknya yang beda dari biasanya.
" Pusing kak, Ara masuk dulu ya, capek
banget ". jawab Tiara kemudian masuk ke dalam kamarnya.
Nia hanya mengangkat bahu mendengar jawaban yang keluar dari mulut adiknya.
Pasti ada masalah lagi tuh bocah. Nia menebak dalam hati.
Tiara sudah ikut dengan keluarga tantenya sejak tahun pertama masuk Sekolah Menengah Pertama tak heran, Nia sudah hafal betul dengan sifatnya.
Karena orangtuanya Tiara sering bertengkar, akhirnya ia lebih memilih tinggal dengan keluarga tantenya.
Daripada pusing tiap hari harus mendengar keributan mereka.
Di dalam kamar
Tiara langsung menjatuhkan tubuh ke atas kasur empuknya.
Seakan ingin menghempaskan semua penat yang saat ini mengganggunya.
Tak terasa iapun tertidur hingga sore hari.
\*\*\*\*\*
Esoknya
Tiara berangkat ke sekolah dengan terpaksa.
Sebenarnya ia sudah berencana bolos hari ini.
Tapi, rasanya aneh. Baru mulai kegiatan MOS masak sudah membolos.
Semalam setelah tahu masalahnya, kak Nia memberikan nasehat panjang lebar.
Tak lupa juga memberikan support untuk adik kesayangannya.
Tiara jadi mengerti. Sekaranglah saatnya ia harus belajar menghadapi masalah hidupnya sendiri dan berani menyelesaikannya.
Sesampainya di sekolah . . .
Suasananya masih sama seperti kemarin.
Masih terasa asing.
Tiara berjalan menuju koridor tempat duduknya kemarin.
"Ara !" teriak Dhilla yang sedang berjalan ke arahnya.
Dhilla nggak sendirian. Di sampingnya ada seorang gadis berkulit putih.
" Hei, la kemarin aku cariin nggak ketemu. Kemana aja kamu ?" tanya Tiara saat temannya sudah di depannya. Ia senang bertemu Dhilla lagi. Setidaknya ia masih punya teman ngobrol hingga ia nggak merasa khawatir melulu.
" Maaf Ra' kemarin aku tuh ada di barisan sebelah kanan. Lagi temenin Karmila, katanya lagi butuh teman curhat soalnya lagi ada masalah gitu".
" Oh gitu ya. Nggak papa juga sih sebenarnya.
Btw ini temen kamu juga ?" tanya Tiara sambil tersenyum ke arah gadis di samping Dhilla.
" Astaga, hampir lupa kenalin ini Hesti. Dari SMP yang sama dengan aku ". ucap Dhilla sambil melirik ke arah temannya.
Hesti tersenyum ramah sembari mengulurkan tangannya ke arah Tiara.
" Halo, aku Hesti".
" Hai, aku Tiara". balas Tiara senang.
Temannya telah bertambah.
Selesai perkenalan ketiga gadis itu mendadak akrab.
" Girls dari kemarin kalian merhatiin nggak?" tanya Dhilla agak berbisik.
" Apaan sih la?" tanya Hesti penasaran.
" Itu loh, kakak-kakak kelas kita pada good looking abis". jawab Dhilla bersemangat.
" Yup. Bener banget kemarin aku melihat kakak kelas yang tampan banget. Rambutnya tuh mirip Lee su ho di drama Korea true beauty. Posturnya tinggi, kulitnya putih, udah gitu hidungnya juga nggak pelit. Saat dia senyum, duh.. rasanya hati ini kacau banget dibuatnya ".
Hesti mulai terpancing dengan obrolan Dhilla.
" Kalo gitu bilangin ke duplikatnya Lee su ho tuh , bagiin hidungnya dikit buat aku yaa".
Canda Tiara sambil memegang hidung peseknya.
Hesti dan Dhilla tertawa mendengar ocehannya.
Sepertinya hari ini semua bakal baik aja.
Ucap Tiara dalam hati.
\*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Dehan
penjahit cantik mampir lagi kak.. semangat kak..
2022-06-26
1