Pov.Mark
Ku rebahkan tubuhku ke sofa dekat tempat tidurku, cukup memakan waktu untuk menuju kediaman ku ini.
Aku sudah terbiasa tinggal di Indonesia khusus nya rumahku saat ini ,karna dulu aku kuliah di sini karna pertukaran pelajar dan cukup untuk aku bisa berbahasa Indonesia meski terkadang masih kaku.
Orangtua ku juga pernah ke Indonesia tapi tak sering dan membuat nya tak bisa berbahasa Indonesia .
Perjalanan itu membuat ku cukup lelah, hingga mata ku perlahan mengantuk.
Aku terbangun karna tenggorokan ku yang mengering.
Kuturuni tangga dari kamar menuju dapur karna aku malas memanggil bibi(Art) dan bodyguard ku.
Beberapa tangga aku melangkah ,terdengar suara bodyguardku sedang mengobrolkan sesuatu dan tampak sedikit ribut membuat ku tertarik untuk kesana .
Kulihat salah satu dari mereka memegang dompet berwarna biru yang ku yakini bukan milik mereka.
Ku langkah kan kaki ku cepat menghampiri mereka.
"Kalian berdua ,"ucap ku dengan nada meninggi.
"Ya ,Tuan". jawab mereka kompak sambil menunduk.
"Katakan ,dari mana kalian mendapat dompet itu ,Apa gaji kalian kurang sehingga kalian melakukan hal keji seperti ini."tanya ku menghakimi.
"Maaf ,Tuan tapi kami tidak mencuri nya,kami menemukan dompet ini terjatuh saat gadis itu terjatuh".
"Iya benar Tuan,waktu ia pergi begitu saja kulihat ada dompet ini terjatuh di sana,mungkin terlempar saat dia jatuh."jawab salah satu dari mereka menambah menjelaskan.
"Baiklah ,berikan dompet itu padaku !" perintahku
"Baik Tuan ".
Ku ambil dompet itu dari mereka dan membawa nya ke kamar ku.
"Haruskah aku mengembalikan nya,tapi kenapa aku peduli dengan gadis itu,atau hanya perasaan sesaat saja." batinku
Kuputuskan untuk membuka dompet itu. Pertama kali yang aku lihat adalah ada foto gadis yang sangat manis di sana,kemudian ada foto 3 orang berseragam sekolah khas Indonesia putih abu abu.
Tapi ada 2orang pria di sana. Aku mulai bertanya siapa mereka.
Siapa pria yang merangkul gadis itu dengan senyum di wajah mereka bertiga.
Serasa ada yang aneh di hatiku,seperti rasa tidak suka dengan 2 pria yang berani merangkul gadis itu. Dan ku temukan juga kartu tanda pengenal nya.
"Oh ternyata ini nama mu," gumam ku dengan senyum kemenangan.
Setelah mengecek dompet itu selain foto dan kartu tanda pengenal nya hanya ada sejumlah uang, ATM, dan kartu mahasiswi nya. Ku letakkan dompet itu ke meja samping tempat tidur ku.
Aku ingin mencoba menghiraukan perasaan sesaat ku pada gadis itu.
Pov Mark end
"Dek....Dek bangun Dek, sudah sampai terminal." Suara kernet bus itu mencoba membangunkan Prilli yang tertidur.
"Hoaaaaam, udah sampai ya ", gumam Prilli yang mengucek -ngucek mata nya karna belum sepenuh nya tersadar.
Prilli yang menuruni bus segera mengedarkan pandangan nya ke sekitar terminal ,ia mencari sahabat nya yang sudah ia kirimkan pesan untuk menjemputnya.
Prilli melihat jam di tangan nya yang menunjukkan pukul setengah sembilan malam.
"Kemana yahh Andy,apa aku terlalu lama sampai,Apa mungkin dia sudah pulang ?" batin nya sambil mencari di mana keberadaan sahabat nya itu.
Prilli memutus kan untuk duduk di kursi tunggu stasiun sambil menghubungi Andy. Tak kunjung mendapat kan kabar dari Andy ,ia mulai terlihat bingung dan panik.
Tiba-tiba ada yang menyodorkan sekotak martabak manis di hadapan nya, yang bau nya menggugah selera.
Prilli mengikuti arah tangan siapa yang menyodorkan martabak manis itu.Siapa lagi kalau bukan Andy tentu nya dia berdiri di depan ku dengan senyum konyol nya.
"Kamu kemana sih,aku tuh udah panik tau". ucap nya dengan nada sedikit sebal tapi tetap menerima martabak itu.
"Sorry princess,tadi aku filling pasti kamu lapar jadi aku kedepan jalan situ beli ini,kamu suka kan,udah jangan marah-marah nanti muncul tuh kerutan ",jawab Andy sambil menggoda
Prilli hanya tersenyum kecut, benar kata sahabat nya itu jika ia memang sedari tadi menahan lapar.
Dan tanpa malu dan ragu-ragu lagi Prilli segera melahap martabak manis kesukaan nya itu. Andy yang melihat hanya mampu geleng-geleng kepala melihat betapa kelaparan nya sahabat nya itu.
"Gimana, ketemu sama Surya", Tanya Andy memecah kan keheningan.
Prilli yang mendengar nya pun langsung menghentikan aktivitas makan nya dan terdiam, mata nya pun mengeluar kan air mata yang sedari tadi sudah berhenti menetes.
"Ya udah ,gak usah jawab dulu ,aku tau kok liat ekspresi kamu ,kalau butuh cerita aku siap 24 jam pokok nya ," hibur Andy seakan tahu apa yang terjadi.
Prilli hanya diam dan menangis karna teringat kembali akan kekasih nya itu.
Andy hanya bisa menemani dan memeluk sahabat nya untuk menenangkan Prilli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments