Chapter 3

Butuh waktu kira kira 25menit untuk sampai di Bandara, kebetulan jalan Jakarta tak sepadat biasanya.

Prilli turun dari taksi terburu-buru , tak lupa ia membayar uang argo taksi nya, Prilli melihat jam yang berada di tangannya menunjukan pukul sembilan kurang 10 menit segera Prilli berlari kedalam karna jadwal penerbangan Surya jam sembilan tepat. Dengan cepat,ia telusuri bandara itu.Tak terasa air mata nya mulai jatuh seakan tahu keadaan hati nya.

"Kumohon, jangan pergi, jangan tinggalkan aku". ucap nya dalam hati sedari tadi.

Tanpa peduli , dia yang sekarang menangis sambil berlari ke sana kemari menjadi perhatian beberapa orang di sana, entah kenapa ia berlari menuju lift yang ada di sana. Dia berlari sembari menelfon kekasih nya itu.

Tutt ..... tuttttt ..... tuttt

"Semoga masih sempat,angkat Surya kumohon,angkat lah...." tapi tak ada jawaban dari seberang sana.

Brukkkk. . . .

Prilli terjatuh karna menabrak seseorang, seketika tas dan isi tas nya berceceran di mana- mana. Dia terkejut tapi dengan sigap dan keterburu-buruan nya, ia segera membereskan barang-barang nya tanpa peduli orang yang sedari tadi di tabrak nya menatap nya tajam. Ya dia pria tampan berkebangsaan Inggris Mark William Derson, yang baru saja tiba dari London ke Jakarta untuk mengurus bisnis nya yang ada di lndonesia.

Dia sangat kesal, kemana dua bodyguard nya itu kenapa mereka membiarkan nya di tabrak oleh gadis yang sembrono ini.

Tapi tatapan nya berubah seketika ia melihat gadis itu memunguti barang-barang sambil sesenggukan.

"Apakah semenyakitkan itu,kenapa dia harus menangis ?"batin nya

Mark pun mengamati gadis itu dengan diam. Biasa nya dia akan langsung marah dan mungkin akan memanggil bodyguard nya untuk mengusir apa yang mengganggunya dari hadapan nya.

Tapi kini berbeda dia hanya menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit di artikan , bahkan oleh dirinya sendiri. Kenapa hati nya seakan tidak rela jika gadis itu menangis, padahal ia baru pertama kali melihat nya.

Mark yang sedari tadi melamun mulai tersadar dengan panggilan bodyguard nya.

"Tuan, apa anda baik-baik saja?"

"Apa perlu, saya bereskan gadis itu," Ucap bodyguard nya itu.

Mark adalah salah satu orang penting jadi orang tua nya menyewa dua bodyguard itu untuk melindungi nya dari London ke Indonesia.

Tapi sebenarnya Mark tidak suka itu karna dia cukup bisa menjaga dirinya sendiri. Tapi orang tuanya memang sangat khawatir karna dia putra sulung dari Amelia Polland dan Antonio Gerald Derson, dia baru menyelesaikan pendidikan nya di London dan sekarang sudah di beri tugas yang menurut orang tuanya tidak mudah, Mark memiliki adik yang bernama Steve Kaith Derson yang tak kalah tampan nya dari dia.

Mark tak menjawab bodyguard nya yang sedari tadi bicara dia hanya mengangkat tangan nya.

Menandakan dia tak ingin bodyguard nya bicara dan melakukan sesuatu.

Prilli yang sudah menyelesaikan aktivitas memunguti barang-barangnya pun berdiri masih dengan tangis nya .

"Maaf . . maaf kan saya tuan, saya tidak sengaja menabrak anda, sekali lagi saya minta maaf tuan ," ucap nya sambil mengangguk anggukan badan nya berulang-ulang,karna takut orang yang di tabrak nya marah dan membuat waktu nya terbuang untuk menemukan Surya.

Mark yang melihat Prilli malah tidak mengatakan apapun, ia hanya terpaku melihat kecantikan alami yang di miliki Prilli. Dia baru saja menyadari bahwa gadis ini sangat menarik. Rambut panjang yang dimilikinya,kulit putih nya, hidung yang tidak terlalu mancung tapi pas dengan wajah imut nya, bibir nya yang tak terlalu tebal dan juga tak terlalu tipis dengan warna pink merona di sana , di tambah mata nya yang indah seakan mengunci pandangan Mark di sana.

Tanpa Mark sadari Prilli sudah pergi dari hadapan nya,Mark pun berlari mengejar nya .

"Mungkin belum jauh, kenapa aku tadi tidak menanyakan sesuatu," pikir nya yang merutuki kebodohan nya sendiri.

bodyguard nya pun mengikuti Mark yang sedari tadi seperti mencari sesuatu. Tapi tak kunjung di temukan.

"Maaf tuan,apakah anda kehilangan sesuatu?" tanya salah satu bodyguard nya.

"Huuuuhhhhh, sudahlah. . ayo kita ke rumah,saya lelah." helaan nafas dan keputusasaan terdengar dari nada bicara Mark,meskipun bingung bodyguard nya hanya menurut saja.

"Baiklah tuan,"

Di sisi lain Prilli masih dalam pencarianya,dia berhasil naik lift setelah meminta maaf pada pria tadi. Dia berlari dan bertanya kepada salah satu petugas di sana.

"Hah.... hah ... hah ..." nafas Prilli yang tersengal-sengal

"Maaf pak, Apa penerbangan menuju LA sudah berangkat?" tanya nya panik.

"Oh ,sudah berangkat sekitar 5 menit yang lalu". Jawab bapak itu sambil mengerutkan dahi nya bingung.

Tak kunjung di beri jawaban bapak petugas itu pun bertanya,

"Apa ada yang bisa saya bantu?"

"Tidak, terima kasih ". jawab nya lemah

Prilli berjalan meninggalkan petugas itu dengan lemas, jalan nya pun seperti orang yang Tidak menelan nasi 5 hari.

dia merasa sia-sia ,dia seperti kehilangan harapan dan semangat nya.

Sesampai nya Prilli di pintu keluar bandara ,ia merasa lapar.

Benar saja, menangis sama lari-lari butuh energi juga.

Dia melihat minimarket di seberang jalan

dengan niat ingin membeli sesuatu di sana,ia merogoh dompet yang ada di tas nya namun, beberapa saat tak kunjung menemukan dompet nya.

Prilli mulai panik,ia mengeluarkan semua isi tas nya ke lantai dan Surprise dompet nya raib alias hilang entah kemana.

Prilli yang panik mengobrak-abrik barang-barangnya. Dengan harapan dompet nya tidak hilang atau dia hanya kurang teliti.

Dompet gede kali ya nggak kayak temiti bisa nyelip he he he.

"Duhh ,dompet ku kok bisa nggak ada sih.Tadi perasaan aku bawa dompet kok dari rumah, kan aku tadi bayar taksi dan tiket kereta nya ambil di dompet," gerutu nya sambil memegang kening nya.

Dia teringat tas nya yang jatuh karna menabrak pria bule tadi.

Seketika ia langsung membereskan barang-barangnya dan berlari masuk ke bandara lagi mana tau masih ada atau jatuh mungkin.

Lima belas menit Prilli mondar-mandir dia sudah mencari di berbagai sudut,bahkan dia bertanya ke beberapa petugas kerbersihan dan security tapi tak menemukan hasil, ia hanya di suruh meninggalkan nomer yang bisa di hubungi , agar jika salah satu petugas bandara menemukan,ia pasti di hubungi.

"Siall . "

"Sial banget sih aku hari ini,udah di tinggal Surya tanpa kabar ,dompet hilang dan sekarang aku lapar ," oceh nya yang sedang berjalan entah kemana.

Karna ia bingung harus pulang naik apa sedangkan dompet nya hilang.

Prilli mencoba merogoh saku-saku celana nya,siapa tau ada uang nyelip,

dan benar saja dia menemukan beberapa lembar uang di kantong celana nya.

Wajah nya pun sedikit merona,ia lega Allah masih baik.

"Wahh,, untung masih ada sisa uang kembalian tiket dan taksi tadi."

"Dengan begitu aku bisa pulang,yeayyyy"

Tapi senyumnya hanya bertahan sebentar karna uang yang di temukan nya hanya 198ribu saja dan itu tidak cukup untuk membeli tiket kelas bisnis,bisa saja beli yang kelas ekonomi tapi tak bisa ke stasiun karna biaya taksi nya lumayan mahal.

Jadi dia memutuskan naik bus saja.

Walaupun sebenarnya ia anti naik bus karna terkadang ia menjadi mual,tapi kali ini harus naik bus dengan terpaksa.

Prilli menuju ke terminal menggunakan angkutan umum, setelah sampai ia mencari bus jurusan Yogyakarta.Tak lama ia menemukan nya karna, tau lah kernet bus yang berteriak-teriak itu mengatakan arah tujuan bus nya agar penumpang nya tak susah mencari cari bus dan sekalian menarik penumpang.

Setelah naik Prilli duduk di bangku depan dekat supir ,untuk menghindari terjadi nya mual-mual ,karna guncangan bus di jalan. Dia mengeluarkan ponsel nya dan memberi pesan ke Andy sahabatnya.

To.Andy

"An ,aku butuh bantuan kamu ,bisa nggak? "

Tak butuh waktu lama sahabat nya membalas

To.Prilli

"Bisa ,Apa sih yang nggak aku bisa buat kamu,prill".

To.Andy

"Dasar ,bisa nggak pergi kerumah sakit dulu. Biar jiwa kegombalan mu itu sembuh,"

To.Prilli

" i'm sorry princess .,entah kenapa kalau sama kamu jiwa gombalku meronta-ronta ,wwkwwkwk,"

Prilli yang membaca pesan Andy menjadi kesal sendiri,Andy memang seperti itu kalau sama Prilli, padahal dia termasuk pria yang dingin dengan gadis,tapi ia merasa mungkin dirinya sudah bersama Andy dari kecil maka nya Andy tak perlu malu atau jaim jika dengan nya.

To Andy

"haiii ,Mr.Andy bisakah anda menjemputku nanti di terminal,karna aku kehilangan dompetku dan aku hanya bisa naik bus".

Setelah agak lama menunggu balasan Andy,ia pun tertidur sebentar dan getaran handphone nya mengagetkan nya.

Drrttt.......Drrrttt

Prilli terkejut setelah membuka pesan dari sahabat nya itu.

To.Prilli

"kok bisa kamu kehilangan dompet mu?".

To.Prilli

"Tapi kamu nggak apa-apa kan?,apa kamu di copet, di jambret ?"

To.Prilli

"Lalu, kenapa kamu bisa naik bus ,uang dari mana,katamu dompet nya hilang,"

"Kamu sampai terminal jam berapa?".

To.Prilli

"Hello princess"

To Prilli

"princess, kamu nggak apa-apa kan, jawab dong !"

To.Prilli

"yuhuuuuu"

Prilli yang membaca nya pun kesal sekaligus tersenyum.Bagaimana tidak , Andy mengirimi nya pesan yang beruntut seperti kekasih nya saja.

"Dasar ,konyol ".gumam Prilli sambil tersenyum , tak terasa dia bisa sedikit melupakan isakan tangis nya karna Surya, lalu membalas pesan nya

To.Andy

"Please An, jangan konyol bukan saat nya ,jemput saja aku nanti pukul delapan malam di terminal, dan satu jangan banyak tanya , aku ngantuk dan lelah ".

Sendddd......

Terpopuler

Comments

Amelie

Amelie

mungkin s Andy ada rasa sama prili

2022-10-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!