"Apa? Bagaimana bisa? tanya Irham pada seseorang di seberang sana.
"Kenapa Mas, ada apa?" tanya Mira yg terkaget mendengar suara sang suami.
"Ternyata bayi itu sudah tidak punya siapa-siapa lagi karena ayahnya pun sudah meninggal saat istrinya sedang hamil muda begitupun dengan keluarga lainnya karena mereka sama-sama anak tunggal " jawab Irham lesu dengan pandangan manatap Mira. Seketika itu juga airmata Mira menetes pilu meratapi nasib bayi mungil itu. Entah dari mana datangnya perasaan itu mengoyak-ngoyak hati Mira. "Sudahlah jangan bersedih besok pagi kita lihat bayi itu lagi ya, sekarang lebih baik kita istirahat." pinta Irham dan Mira pun mengganggukinya.
----------------------------------------------------------
Pagi pun tiba, sesuai dengan rencananya Mira dan Irham pun akan kembali mengunjungi bayi itu.
"Mom, mau kemana tidak biasanya pagi-pagi sudah pergi?" tanya sang anak karena tidak biasanya ibunya itu pergi pagi-pagi kalaupun ikut sang ayah tapi biasanya tidak sepagi ini. Mira pun menoleh mengikuti suara Brian.
"Mom ingin ke rumah sakit Sayang karena mom ingin memastikan kondisi bayi yang mom temukan semalam, oh iya mom akan ceritakan lebih jelasnya nanti setelah mom pulang ya nak." jawab Mira seraya mengelus kepala sang anak dan tidak lupa mengecup lembut pucuk kepala sang anak. "Mom dan Dad berangkat dulu ya, kalau ada apa-apa hubungi kami" lanjut Mira.
"Baiklah, hati-hati yam Mom, Dad" balas Brian.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Setibanya di rumah sakit mereka langsung bergegas ke ruangan dimana bayi itu di rawat. Dan lagi-lagi air mata Mira pun mengalir tanpa permisi mengingat pembicaraan sang suami tadi malam.
'apakah aku harus merawatnya' batin Mira. Seketika pikiran itupun terlintas dibenaknya.
#Flashback on#
"Apa? Bagaimana bisa? tanya Irham.
"Berdasarkan informasi yang kami dapat mereka adalah anak tunggal dan suami korban sudah meninggal saat korban sedang hamil muda" jawab seseorang diseberang sana
#Flashback off#
Setelah melihat keadaan bayi itu Mira pun menghampiri Irham yang sedang berkutat dengan pekerjaannya. "Mas ada yang ingin aku bicarakan" kata Mira dengan gugup yg terlihat sekali saat bicara Mira mengait-ngaitkan jari jemari tangannya. Melihat Mira yang seperti itu Irham pun menghampiri Mira.
"Apa yang ingin kau bicarakan? Katakanlah." saut Irham. Sejenak Mira pun menarik nafas panjang sampai memenuhi paru-parunya.
"Mas, bisakah kita merawat bayi itu." tanya Mira dengan linangan airmata di pelupuk matanya yang bisa saja setiap saat tumpah mengaliri wajahnya. Karena tidak ada jawaban dari Irham, Mira pun memalingkan wajahnya supaya tidak terlihat menangis oleh sang suami.
Dan tanpa diduga dengan seyuman yang menghiasi wajah tampan Irham, Irham pun menjawab pertanyaan Mira "Mari kita rawat bayi itu bersama, aku sudah bertanya pada pihak berwenang perihal pengurusan pengadopsian bayi itu dan dilihat dari latar belakang kita itu tidak masalah lagipula sudah tidak ada yang bisa merawat anak itu lagi, mulai sekarang kita rawat dia sebagaimana kita merawat Brian, hemmm" seketika itupun senyuman kebahagiaan terbit di wajah wanita yang teramat ia cintai. Irham tahu istrinya sangat merindukan suara canda tawa dan tangis bayi, terakhir kali mereka rasakan tepatnya sepuluh tahun lalu disaat Brian terlahir di dunia ini.
"Terima kasih Mas, terima kasih aku sangat bahagia, kita harus beritahu Brian bahwa ia akan menjadi seorang Kakak" ungkap Mira yang tidak henti-hentinya mengucapkan rasa syukurnya ke sang suami.
"Kenapa Mom dan Dad tidak bicarakan dulu kepadaku" seru Brian.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
'Kira-kira apa yg harus dibicarakan?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments