Three

"Mas, mas lihat bayi ini mas, coba tolong periksa bayi ini kenapa diam saja" pinta Mira dengan wajah paniknya, Irham pun dengan cekatan memeriksa keadaan bayi tersebut.

"Sepertinya kita harus cepat sampai rumah sakit, kondisinya sangat menurun" ucap Irham dengan cemas dan tangannya pun mengelus-elus tubuh bayi itu agar tetap hangat seakan ia enggan untuk melepasnya.

Selang beberapa saat akhirnya mereka pun tiba di rumah sakit, Mira dan Irham pun mengikuti kemana bayi itu akan di bawa. "Semoga bayi itu baik-baik saja ya Mas" ucap Mira. "Ya, Mas harap pun begitu, kita berdoa saja semoga dia bisa melewati ini" harap Irham seraya menenangkan Mira.

"Lebih baik kita pulang saja, ini sudah hampir pagi juga" ajak Irham kepada istrinya, tidak dipungkiri bagaimana perasaan Mira sekarang, ia sangat sedih ketika pikiran tentang bayi itu terlintas di benaknya.

"Dengan siapa bayi itu nanti akan dirawat setelah ibunya tiada sampai saat ini pun belum diketahui siapa keluarganya" batin Mira.

"Sayang, kamu baik-baik saja?" tanya Irham yang menyadarkan lamunan Mira, tanpa Mira cerita pun sebenarnya Irham sudah mengetahui apa yang dipikirkan sang istri.

"Mas, bisakah kita tinggal di sini terlebih dahulu sampai anak itu sadar, rasanya aku tidak tenang sekali meninggalkannya sendiri di sini" pinta Mira. "Bisakah Mas" pinta Mira lagi dengan tatapan mengiba. Sebenarnya Irham pun merasakan perasaan yang sama dengan Mira.

"Baiklah tapi kalau sampai pagi tidak ada perkembangan tentangnya kita pulang ya, kasihan nanti Brian mencari kita karena kita tidak bilang akan menginap, lebih baik kita istirahat diruangan Mas ya" ajak Irham. Ya, rumah sakit ini adalah rumah sakit Irham sendiri oleh karena itu Irham membawa bayi itu kesini agar bisa dipantau perkembangannya lebih baik.

Waktu terus berganti, saat sang fajar sudah sangat menampakkan dirinya dan disaat itu pula mereka bergegas untuk kembali ke rumah. Sebelum pulang mereka menyempatkan diri untuk menengok keadaan sang bayi. Dan syukurlah keadaan bayi tersebut sudah lebih baik jadi Mira pun sudah bisa bernafas lega melihat perkembangannya.

Tibalah mereka di kediamannya

"Mom, Dad kenapa kalian tidak bilang akan menginap, apa kalian tidak ingin mengajakku makanya kalian berbohong padaku?" saut Brian dengan mimik kecewa yang baru saja tiba di ruang tamu.

"Tidak sayang, semalam kami ada masalah yang mengharuskan kami menginap di rumah sakit" jawab Mira. "Mom, apakah mom baik-baik saja? wajah mom terlihat lelah" sela Brian yang memperhatikan wajah sang ibu yang terlihat lelah.

"Mom baik-baik saja nak, maafkan mom yg tidak memberitahumu terlebih dahulu, oh ya apakah kau sudah sarapan" tanya Mira dan seketika itu pun "upsss mom salah harusnya mom menanyakan apakah kau sudah makan siang?" sambil mengusap tengkuknya. Mereka pun hanya bisa tersenyum melihat kelakuan ibu dan istrinya.

Mereka pun makan siang bersama dengan keheningan yang menemaninya. Bagaimana tidak hening karena dari dulu Irham melarang bicara pada saat makan, walaupun itu penting sekalipun karena baginya sudah bisa menikmati makan seadanya itu sudah anugerah yang luar biasa karena tidak semua orang bisa menikmati itu seperti mereka yang sedang menikmati saat-saat ini.

Waktupun sudah beranjak malam. Mereka pun sudah memasuki kamarnya masing-masing.

"Apa? Bagaimana bisa? tanya Irham pada seseorang di seberang sana.

'Apa yang apa, apa yang bagaimana dan apa yang terjadi?'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!