Episode 4

Aida sampai di rumahnya setelah memilih pulang dengan menumpang ojek online yang dipesannya lewat platfrom aplikasi O-Jek teranyar saat ini. Kedatangannya di sambut sang nenek yang hendak keluar rumah.

" Kamu baru pulang, Ai?." Tanya Nenek Miranti

" Iya, Nek. Ai baru belanja orderannya temen." Jawab Aida selepas mencium punggung tangan sang nenek.

" Kamu ini gak ada capeknya, sayang." Ucap sang nenek lagi.

" Pembisnis mana boleh capek, Nek." Aida membuat sang nenek geleng-geleng kepala.

" Bersih-bersih dulu, ganti baju terus makan, pasti belum kan?." Tanya nenek miranti lagi dijawab anggukan kepala oleh cucunya.

Nenek hafal betul kebiasaan cucunya yang suka lupa makan kalau terlalu fokus bekerja selalu rajin mengingatkan. Aida hanya cucu satu-satunya dari putra tunggalnya yang telah tiada, karena itu sang kakek dan nenek Aida sangat menyayanginya penuh cinta sebab tak ada lagi keluarga Aida yang lain, orangtua dari ibunya Aida sudah beberapa tahun lalu satu persatu telah tiada menghadap sang pencipta.

" Nenek mau ke rumah tetangga dulu antar pesanan sembako, kakek lagi tidur jangan berisik." Ujar Nenek Miranti.

" Siap! Ibu Ratu." Aida memberi hormat untuk sang nenek, tingkah yang selalu membuat nenek dan kakeknya terkekeh.

Aida masuk ke dalam rumah begitu neneknya pergi mengatarkan pesanan tetangga mereka. Di dalam kamar Aida meletakan kedua paper bag diatas meja belajarnya, menaruh tas ransel di kursi kemudian dia menuju lemari untuk mengambil baju ganti lalu meletakkannya diatas tempat tidur lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

.

.

.

Tanpa diikuti lagi pengawalnya Jay sampai di depan ruang kerja CEO Askara Group, yang terletak di lantai tertinggi Mall. Jay masuk ke dalam ruang kerja Ben setelah meengetuk pintu.

Di ruang kerja CEO dari Askara Group, Jay harus berhadapan dengan Ben yang tampak kesal karena dia seolah menghilang hampir satu jam.

" Ada yang ingin kau jelaskan, Jay?." Tanya Ben yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

Jay berusaha tetap tenang untuk menjawab pertanyaan Ben, " Aku membantu gadis yang tak sengaja Tuan Muda tabrak di depan toko pakaian." Menjawab dengan terus terang.

" Sejak kapan kau peduli pada orang lain selain padaku? apa karena dia cantik?." Cecar Ben yang semakin dibuat kesal atas jawaban asisten pribadinya.

" Saya minta maaf, Tuan Muda." Jay memilih menundukkan kepalanya, dia tak mau meladeni pertanyaan Ben yang pasti tak minta untuk dijelaskan.

" Bagus, kembalilah pada pekerjaanmu." Perintah Ben dengan senyum tipis tersirat di bibirnya. Rupanya Jay masih bisa membaca pikiran Tuan Mudanya yang sulit dimengerti jika orang lain yang berhadapan dengannya.

" Baik, Tuan Muda." Ucap Jay undur diri untuk kembali ke ruang kerjanya sendiri.

;

Di kursi kerjanya Jay sesekali memperhatikan ponselnya yang dia letakkan diatas meja berharap ada sebuah notifikasi atau panggilan masuk dilayar. Begitu tertariknya Jay pada gadis yang baru dikenalnya membuat dia lupa memintak nomor kontak Aida. Menyadari atas kebodoannya Jay kesal sendiri, pikirannya mulai bercabang, Apa Aida akan menghubunginya atau justru melupakan dia begitu saja. Tapi Jay berusaha yakin Aida bukanlah orang yang mudah melupakan jasa orang lain, tanpa bermaksud mengambil keuntungan dari pertolongan yang dia berikan.

" Dia pasti menghubungiku, aku yakin." Jay yang percaya diri menatap ponselnya.

.

.

.

Kakek Rianto keluar dari kamarnya menuju ruang makan sederhana untuk mengambil segelas air karena merasa haus begitu bangun tidur,

" Kamu pasti belum lama pulang, Ai?" Tanya Kakek Rianto.

" Iya, Kek." Jawab Aida yang sedang merapihkan meja makan.

Kakek duduk di kursi salah satu meja makan meminta cucunya mengambilkan minum, Aida mengangkat piring kotor bekas makannya untuk dibawa ke dapur sebeum mengambilkan kakenya segelas air minum.

" Abah udah bangun?. Tanya Nenek Miranti yang baru pulang dari rumah tetangga mereka.

" Iya, Ambu dari mana? Kakek Rianto balik bertanya.

" Antar pesanan tetangga kita." Jawab Nenek Miranti.

Aida datang membawa segelas air yang diminta sang kakek, " Ini, Kek. Minumnya. Lalu meletakkan diatas meja makan.

" Kamu istirahat di kamar sana Ai, pasti masih capek." Saran Kakek Rianto. Aida menganggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan nenek dan kakeknya diruang makan.

.

Aida teringat belum menhubungi seseorang yang mungkin menunggu kabar darinya, orang itu tentu saja Jay. Dia mengambil ponsel di atas meja belajarnya terlebih dulu sebelum menuju ke tempat tidur untuk duduk bersadar di kepala ranjang.

Mendapatkan posisi yang nyaman untuk duduk bersandar, rari jemari Aida bergerak begitu lincah mengetik setiap huruf dilayar ponsel untuk berkirim pesan WhatsApp pada Jay.

" Hai! Kak, ini nomor kontakku." -Aida-

Cukup lama menunggu belum ada balasan pesan dari Jay, Aida teringat satu paper bag yang diberikan oleh Jay untuknya sebagai hadiah perkenalan, engan segera Aida turun dari ranjang menuju meja belajar mengambilnya.

Tring!

Aida mendengar bunyi notifikasi pesan masuk dari ponselnya diatas nakas, dia kembali ke ranjang membawa serta paper bag. Aida yang tak sabar mengambil ponselnya dan duduk di tei ranjang berharap Jay yang membalas pesannya.

" Hai, Aida, salam kenal dariku." -Bobi-

Membaca pesan dari orang asing membuat Aida berpikir sejenak, siapa

Bobi, kenapa dia mengenal Aida, tahu darimana nomor kontaknya. Disaat pertanyaan bermunculan pesan kembali masuk dari Bobi.

" Aku teman Joni, kamu ingat?." -Bobi-

Sungguh bukan dia orang yang Aida harapkan saat ini untuk berkirim pesan, tapi Aida bermurah hati membalas pesan Bobi setelah dia ingat tadi sempat disapa olehnya.

" Hai! aku ingat, salam kenal." -Aida-

" Bisa kita berteman?." -Bobi-

Aida dilanda kebinggungan harus membalas pesan Bobi dengan jawaban apa, menerima pertemanan atau menolak karena seumur hidupnya tak pernah ada laki-laki yang secara langsung mengajaknya untuk berteman.

Saat ingin membalas pesan dari Bobi, muncul pesan masuk lainnya dari orang yang Aida tunggu.

" Hai! juga Ai, Kakak senang menerima pesan darimu. Apa kamu suka hadiahnya?. -Jay-

Jauh disana Jay masih di dalam mobil karena baru tiba dirumahnya sepulang bekerja tersenyum senang mendapat pesan WhatsApp dari Aida.

Aida mengeluarkan hadiah yang diberikan Jay dari dalam paper bag, seketika raut wajah Aida muncul rona bahagia dengan mata yang berbinar karena mendapat satu style pakaian yang Aida inginkan.

" Teima kasih, Kak. Tapi, apa ini gak terlalu berlebihan?." -Aida-

" Kakak tahu kamu menyukainya, jangan sungkan." -Jay-

Sebenarnya Aida bisa membeli sendiri tapi uang sakunya akan menipis untuk satu bulan ke depan. Selama Aida menjadi penyedia jasa titip order uang hasil keutungannya diterus dia putar untuk modal usahanya, tak pernah sedikit pun dia ambil untuk keperluan pribadi. Prinsipnya sama seperti sang kakek yang pandai berbisnis meski hanya membuka toko kelontong di pasar.

..."Selama keuntungan belum menjamin kebutuhan hidupmu, jadikanlah modal sampai uang yang datang mencarimu"...

.

Karena ingin ke kamar mandi Aida belum membalas lagi pesan dari Jay atau pun Bobi, kedua orang itu sedang menunggu dengan raut wajah yang berbeda. Bobi berharap diterima menjadi teman dan Jay binggung antara harus mengirim pesan lagi atau menunggu saja balasan dari Aida.

.

.

.

Jay berada di kamarnya dengan pakaian santai menuju balkon di depan kamarnya untuk menikmati senja sebelum menghilang ditelan malam.

" Kenapa Ai gak balas juga." Jay penasaran karena Aida hanya membaca pesannya dan belum juga membalas.

" Aku sangat menyukainya. Kapan aku bisa ajak kakak untuk ditraktir?." -Aida-

Cukup lama menunggu pesan masuk dari Aida kembali muncul di ponsel Jay.

" Kakak akan memberitahu jika sudah ada waktu." -Jay-

" Baiklah, aku akan menunggu." -Aida-

Jay dan Aida tak lagi berbalas pesan begitu hari mulai malam karena Aida harus belajar tanpa gangguan setelah makan malam dan sebelum tidur. Aida tadi sempat membalas pesan Bobi sekali untuk menyampaikan permintaan pertemannya diterima jika bertemu langsung.

Terpopuler

Comments

Zulfanafsafifa

Zulfanafsafifa

aku juga mampir🥰🥰

2022-04-26

1

Neng Rein

Neng Rein

Terima kasih sudah mampir. ❤❤❤

2022-04-22

1

Aumy Re

Aumy Re

mampir baca thor
semangat berkarya
salam di batas cakrawala

2022-04-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!