Di pagi hari yang cerah terdengar burung-burung berkicau riang saling bersahutan, semua orang sudah mulai beraktivitas, lalu lintas yang padat menjadi pemandangan yang biasa terjadi karena orang-orang hilir mudik dengan kendaraannya menuju tujuan mereka.
Aida yang sudah menyelesaikan sarapan, berpamitan pada nenek dan kakeknya sebelum berangkat ke kampus karena Aida ada kelas pagi untuk salah satu mata kuliah fakultas bisnis dan manajemen. Dia tidak pernah mau datang terlambat, sebagai mahasiswa berprestasi sampai kampus lebih awal menjadi prioritasnya.
Berkat ilmu yang Aida dapat dan pelajari, dia semakin pandai berbisnis meski masih merintis pekerjaannya sebagai penyedia jasa titip order. Mungkin juga jiwa berbisnis itu juga menurun dari sang kakek dan nenek yang memiliki usaha toko kelontong di pasar sebagai mata pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
" Nek! Kek! Aida berangkat ke kampus dulu." Ucap Aida sambil mencium pungung tangan kakek dan neneknya bergantian.
" Hati-hati di jalan, Ai." Ucap Nenek Miranti untuk sang cucu.
" Iya, Nek." Ucap Aida
" Kalo pulang telat kasih kabar, inget! kamu anak gadis." Pesan Kakek Rianto pada cucu kesayangannya.
" Siap! Komandan." Ucap Aida sambil memberi hormat pada sang kakek yang jadi geleng-geleng kepala, sementara sang nenek terkekeh.
Aida hanya perlu berjalan beberapa meter saja dari rumah sebelum menghentikan sebuah angkutan kota yang kebetulan lewat di jalan raya. Lokasi tempat tinggal Aida strategi karena bisa dilalui berbagai kendaraan tapi meski begitu suasana yang asri masih bisa terasa sebab banyak pepohonan rindang tumbuh di pekarangan rumah yang cukup luas.
Kakek dan Nenek memperhatikan cucu mereka dari teras depan rumah.
" Ada-ada aja cucumu." Ujar Kakek Rianto
" Cucuku? Aida cucu kita." Sahut Nenek Miranti tak mau kalah. Kedua terkekeh bersama.
Kakek Rianto dan Nenek Miranti kembali masuk ke dalam rumah mereka bersiap untuk pergi ke pasar. Jika biasanya mereka berangkat pukul lima pagi, hari ini sedikit mengulur waktu sebab sudah ada dua pegawai di toko, satu orang pegawai yang izin pulang kampung untuk menikah sudah masuk kembali. Bagi keduanya yang sudah lanjut usia memperkerjakan dua pegawai dapat meringankan dan membantu mereka berdagang di pasar.
.
.
.
Aida turun dari angkutan kota, dia harus menyebrang jalan tetap di sebrang kampusnya. Baru saja memasuki area kampus terdengar suara seseorang memanggilnya.
" Ai! Aida!." Panggil seorang mahasiswi yang melihat Aida baru datang ke kampus sambil berlari kearahnya.
" Ekh! Rena, ada apa?." Tanya Aida.
" Bisa gak beliin aku ini ke Mall, baju limited edition ini bisa dibeli mulai jam 1 siang. Tapi, aku males ke sana pasti rame banget." Jawab Rena langsung pada intinya sambil menunjukkan foto baju yang dimaksud di layar ponsel miliknya.
" Ok! nanti aku beliin. Seperti biasa Dpnya 50%?." Jawab Aida yang setuju.
" Aku bayar full aja plus ongkos sama jasanya." Ucap Rena.
Rena mengeluarkan dompet dari dalam tas mengambil beberapa lembar uang kertas dan menyerahkannya pada Aida.
" Kalo ada lebihnya buat kamu, tapi kalau kurang nanti aku tambahin." Ucap Rena.
" Ini sih kamu kelebihan, Non!." Ucap Aida meneri uang dari teman kampus yang menjadi langganan jasa titip ordernya. Mereka tergelak bersama.
" Masa sih? tapi, udahlah pokoknya aku mau kamu beliin bajunya. Bye!." Rena berlalu pergi sebelum Aida sempat menjawabnya. Aida hanya bisa geleng-geleng kepala.
Dalam pikiran Aida, dia tak salah mengambil peluang jasa titip sebagai pekerjaan karena menurutnya setiap orang punya cara sendiri untuk membeli barang yang dia mau termasuk makanan. Karena itu dengan adanya jasa titip order bisa di bilang menguntungkan sebagai alternatif bagi siapa saja yang tak mau repot atau tak punya waktu membeli sesuatu sendiri dengan berbagai alasan bisa menggunakan jasa dari pekerjaan Aida.
.
Aida sampai di ruang kelas tepat waktu sebelum mata kuliah dimulai. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi sedang asik berbincang satu sama lain membicarakan berbagai macam hal. Mereka selalu mengobrol atau berdiskusi di dalam kelas mengisi waktu kosong.
" Ai! udah di kelas aja kamu." Sapa Nura sahabat Aida yang baru saja datang.
" Yang namanya jemput rezeki itu harus dari pagi." Ucap Aida.
" Cuan terus yang dipikiran kamu, ini kampus bukan perusahaan." Celetuk Nura.
" Namanya juga cucunya pembisnis, udah turunan dimana aja jadi ladang cuan." Aida membanggakan diri. Mereka berdua tergelak bersama.
Tak mau lagi meneruskan obrolan tak penting Nura duduk di bangkunya untuk mengalihkan pembicaraan.
" Aku pinjem catatanmu dong, biasa ada soal yang belum aku kerjain." Ucap Nura
" Kamu ini kebiasaan banget, kuliah tinggal 1 tahun lagi jangan males." Ucap Aida mengeluarkan buku catatan dari dalam tasnya untuk dia berikan pada sahabatnya.
" Buat apa punya sahabat pintar kalau gak bisa dimanfaatin." celetuk Nura lalu tergelak.
Aida menyipitkan kedua matanya kalau saja yang bicara bukan Nura mungkin tas diatas meja dia sudah melayang ke sahabatnya itu. Meski Nura dikenalnya sebagai orang yang blak-blakkan, Aida sangat beruntung karena mereka bisa bersahabat dengan tulus sejak sekolah menengah atas.
.
" Ehemmm..." Seseorang yang baru saja datang memasuki ruang kelas berdehem membuat semua mata tertuju padanya.
Disaat semua mata tertuju akan kedatangan seseorang, sahabat Aida langsung saja bertanya tanpa menyapanya terlebih dulu pada laki-laki yang sudah di kenalnya dan pelanggan setia jasa titip order Aida.
" Ada apa, Jon?" Tanya Nura.
" Aku ada perlu sama Aida bukan kamu." Jawab Joni laki-laki yang datang memasuki ruang kelas.
"Oh!." Timpal Nura yang sebenarnya sudah tahu apa tujuan Joni.
Joni meletakkan telapak tangan kanannya di atas meja Aida yang tengah duduk.
" Ai! aku mau order buat makan siang buat lima orang." Ungkap Joni.
" Boleh! menunya apa dan beli dimana? Tanya Aida.
" Beef Steak sama Milk Shake, ini ada catetannya. Belinya di Double Steak." Jelas Joni'
" Ok! Dpnya 50% ya?." Tanya Aida lagi.
Joni mengeluarkan dompet dari saku celananya mengambil lima lembar uang kertas menyerahkannya pada Aida yang langsung menerima dan menghitung.
" Ini sih bakal lebih, Jon."
" Nanti aja itung-itungannya, aku cabut dulu." Ucap Joni lalu melangkah pergi begitu saja keluar dari ruang kelas, sebelum Aida sempat berkata lagi.
" Pagi ini pelangganku pada kenapa ya." Aida merasa heran.
" Ada yang order malah binggung, gimana kamu ini." Nura tergelak tak habis pikir dengan sahabatnya, Aida hanya tersenyum manis.
Hari ini dewi fortuna seolah sedang berpihak pada Aida, bagaimana tidak sejak pagi dia datang di kampus sudah dapat beberapa orderan termasuk yang mengirim lewat chat WhatsApp ke ponselnya. Aida semakin semangat untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah menjadi tabungan masa depannya jika keuntung yang dia dapatkan sudah bisa disisihkan.
Keseharian yang Aida jalani hanyalah selayaknya gadis biasa yang sedang menempuh pendidikan untuk meraih gelar sarjana setelah lulus dari perguruan tinggi.
Meski hidup hanya bertiga dengan nenek dan kakeknya, Aida tak pernah kekurangan apapun. Cinta, kasih sayang, perhatian dan finansial yang dia peroleh semuanya terpenuhi, meski tak bisa dibantah rasa rindu kepada mendiang kedua orangtuanya selalu ada.
Aida memang pandai mengelola keuangan sehingga menjadi penyedia jasa titip order membuatnya memiliki penghasilan sendiri. Peluang usaha yang berhasil dia kembangkan berawal ketika dia tak sengaja menawarkan diri membantu seorang teman di kampusnya yang ingin membeli barang tapi tak ada waktu sementara stock terbatas, dari situlah justru memunculkan ide untuk Aida mempromosikan pekerjaannya. Aida hanya menawarkan jasa tak ada paksa-memaksa jadi semua orang bebas untuk memilih menggunakan jasanya atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments