Lanjutan...
setelah pertemuan terakhir di tengah hujan deras kemarin tidak terasa waktu berjalan begitu cepat sudah 3 bulan berlalu.
awal nya ameer mengira kalau oliver menyerah untuk menikahi nya karena ucapan nya terakhir, ameer berpikir dia berhasil kali ini untuk tidak menikah
Tapi siapa yang tau kalau takdir juga berputar searah jarum jam yang menandakan bumi juga ikut berputar mengikuti arus takdir.
Rumah Ameer
"Ameer bangun, kamu pulang-pulang bukan nya mandi bersihkan badan ini malah tidur! teriakan mama membangun kan ameer ya tertidur
"mama apa sih, aku baru tidur tau" sahut ameer dengan nada yang lesu
"kamu ini iya meer, kan sudah mama bilang berhenti mengikuti jejak papa mu yg berbahaya itu, punya anak semata wayang begini lah kalau dari kecil papamu yang didik, mama sudah bilang jangan meneruskan jejak papamu itu! tapi kalau yang namanya anak darah memang tidak bisa bohong"
"kamu lebih baik menikah meer! kemarin kamu kabur entah kemana, kali ini jangan coba-coba!"
celoteh mama yang bikin pusing setiap saat sudah seperti radio
"iya ma iya entar aku nikah setelah bangun tidur ini" ucapku dengan ngaurr karena sangat ngantuk berat
"dasar ya anak ini! Ameer..!!" teriak mama keras, kamu kalau tidak bangun siap-siap juga awas ya meer! mama tunggu di bawah.
sontak ameer terkejut mendengar suara mama lagi dan lagi.
Ameer yang setengah sadar sedang mencernah ucapan mama nya.
tiba-tiba dia sadar dan terkejut.
"What! siap-siap apa?" aku yang terkejut berlari keluar mengejar mama
"ma..ma..mama..." teriak ameer dengan keras dari atas tangga
dengan sangat terkejut suasana rumah ameer jadi terasa sunyi senyap dan lebih terkejut nya lagi dia yang teriak keluar kamar dengan memakai pakaian kaos hitam, celana hitam yang sangat berantakan, wajah bangun tidur, tiba-tiba pusat perhatian tertuju untuk nya...
suasana yang canggung...
"yaampunn ameer, kamu benar-benar iya" ucap mama dari bawah.
aku yang memahami situasi langsung menunduk dan berlari lagi menuju kamar
brakkkkk....
"hah sial, kenapa bisa-bisa nya rumah rame gini! dan lagi itu tadi pria gila yang kemarin!
akhhhhhh'' berteriak dengan malu.
tok...tok...tok..suara ketukan
"nona ameer" suara yang tidak asing di telinga ameer.
"iya bi ada apa?" sahut ku dari dalam kamar
"nona, kata tuan besar nona harus segera turun" ucap bibi
"a..ah iya bi, ini aku lagi siap-siap" ucap ku sambil membuka baju bersiap untuk mandi
20 menit kemudian
Ameer yang sedang bersiap untuk turun tiba-tiba ada ketukan pintu dari luar kamar nya
tok..tok.. tok...
"ini pasti bibi deh, tidak sabaran banget sih" gumam ameer kesal.
tok...tok... tok...
"iya bi sebentar, ini udah mau turun" berjalan membuka pintu kamar
ceklekkk....
"iya bi tidak sabaran banget sih bi" gumam ameer melirik perlahan
"hi ameer" sapa oliver dengan tiba-tiba
"kamu ngga punya sopan ya main naik-naik ke atas" ketus ku pada nya dengan tatapan tidak senang
menerobos masuk kedalam kamar.
"kamu ngga sopan banget ya main masuk-masuk kamar orang lain! ketus ameer melangkah mundur ke belakang.
"kamu masih aja tidak berubah ya, pada hal udah 3 bulan berlalu sejak kemarin" melangkah mendekat kearah ameer
ameer yang merasa risih dan kesal berjalan mundur kebelakang perlahan
"Mundur! aku bilang mundur sekarang!" tegas ameer dengan amarah yang membuncah
dengan cepat dia menarik kedua tangan ameer dan mendekati tubuh nya.
"akhh! teriak ku spontan
"cuup..."
seketika suasana tegang, ameer yang membelokan kedua bola mata nya melihat Oliver yang tiba-tiba mencium bibir nya.
mendorong oliver dengan kuat.
"ka..kamu pria brengseekk tidak tau malu" ketus ku dengan mengusap bibir segera
"Ameer menikah lah dengan ku" ucap oliver menatap kedua mata ameer
"dasar gila! kamu pikir dengan kamu masuk kamar ku, mencium bibir ku! bisa mengiyakan lamaran mu!" sahut ameer dengan mengambil pistol yang di simpan di bawah bantalnya
mengarah kan pistol ke arah Oliver
"bukan nya kamu bilang kemarin, kalau ingin melamar mu lagi maka aku harus menggunakan suasana yang menegangkan, dan ini sungguh mengembangkan" lontar oliver dengan mengangkat kedua tangan nya.
"keluar! perintah ameer dengan menarik pelatuk pistol
"silahkan saja tembak, aku tidak masalah" sahut Oliver dengan santainya
"kamu pikir aku tidak akan berani!" gertak ameer lagi
"kamu harus terima lamaran ini meer, kalau tidak kamu akan rugi" pungkas oliver sambil menahan pistol yg sedang di pegang ameer
"apa maksudmu dengan rugi" tanya ku padanya
"kamu tau kastil di negara B kan? aku dengar kamu sedang mengincar kastil itu!" ucap oliver
"bicara lah dengan jelas, sabar ku ada batasnya!
"mafia perempuan anak dari mantan mafia konglomerat ke-lll menjalankan perusahaan terbesar di luar negeri dan sedang mengincar kastil negara B" ucap oliver melirik sekeliling
"aku bisa bantu kamu untuk dapatkan kastil itu, dengan mengakuisisi perusahaan negara B yang sedang masa krisis" tawaran oliver dengan penuh keyakinan
"kalau kita menikah, dua perusahaan terbesar di negara ini dan luar akan bersatu tentu saja, keuntungan yang besar"
"bagaimana meer?"
"aku tidak butuh bantuan mu" ketus ameer
"iya betul, kamu memang dikenal julukan mafia berdarah dingin terhadap musuh, untuk mendapatkan kastil itu hal yang gampang untuk kamu!"
"tapi kamu sampai sekarang masih tidak melakukan pergerakan juga karena terhalang oleh perusahaan x yang di pimpinan pangeran barra, benarkan?" sindir oliver dengan sinis
tidak ada respon dari ameer sedikit pun mendengar ucapan oliver karena semua dugaannya benar adanya.
"melihat kamu diam, seperti nya dugaan ku benar" tanya Oliver dan berjalan mendekat
"terimalah lamaran ku ameer dan menikah dengan ku" ucap Oliver dengan lembut
Ameer yang berpikir cukup lama akhirnya menerima tawaran dari sang CEO Oliver
"baiklah! tapi dengan satu syarat"
"katakan saja apa itu" jawab Oliver menaikan alisnya
"jangan pernah menghalangi segala kerjaan ku, memilih menikah dengan ku, aku rasa kamu pasti tau kalau aku jarang berada di rumah! kalau aku mau....
"setuju" memotong omongan ameer
"jangan berharap padaku terlalu banyak, karena aku sendiri tidak bisa memberikan sejenis cinta itu" tegas ameer berjalan keluar kamar.
"Tunggu ameer" ucap Oliver
"ada apa lagi!" sahut Ameer
"apa kamu ingin keluar menjumpai orang tua kita dengan membawa-bawa pistol itu?" ucap Oliver tertawa kecil
meletakan kembali pistol dan berjalan keluar
ameer yang mendengar itu merasa kesal dan juga diselimuti malu, rasa nya dia ingin saja menembak pria itu.
berbeda dengan ameer yang kesal sekali Oliver sendiri sangat senang saat itu
karena oliver yang melihat ameer menyetujui lamaran nya merasa sangat senang, ini lah awal mula Oliver sang CEO yang cuek dan dingin menjadi budak cinta untuk istri nya.
.
.
.
Next~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
istri halu Jungkook
lanjut kk up up up up up up
2022-03-15
1
sella🤸🏻♀️
Nextttt kk🔥🔥🔥🔥♥️♥️♥️
2022-03-14
1