"Aku minta maaf Kania, tapi aku janji aku akan adil untuk kalian. Kamu tetep yang utama" kata Marcel mencoba membujuk istrinya Kania
"Ceraikan aku mas" ucap Kania tanpa melihat Marcel suaminya
"Tidak, aku tidak akan menceraikanmu. Kalo kamu tidak mengijinkan Selly tinggal disini tidak apa-apa, tapi jangan cerai. Aku tidak mau kehilangan kamu. Anak anak butuh figur keluarga yang lengkap" Marcel
"Aku sakit mas seperti ini, aku tidak mau dimadu. Lebih baik kita akhiri semuanya dan kamu bisa fokus pada istri barumu" Kania
"Enggak Kania enggak, sampai kapanpun dan apapun yang terjadi aku tidak akan menceraikanmu. Aku mencintaimu Kania" Marcel
"Cinta itu sekarang sudah menguap, kamu tidak lagi mencintaiku. Kalo kamu cinta sama aku kamu tidak mungkin menikah lagi" Kania
"Sayang dengar, aku terpaksa menikahi Selly karena Selly mengandung anakku. Jadi aku harus bertanggung jawab " kilah Marcel
"Bilang terpaksa tapi menikmati " sinis Kania
"Aku capek aku mau mandi, siapkan air hangat untukku" ucap Marcel tanpa perasaan
Kania tidak bergeming dari tempatnya. Tetap diam meski Marcel berulang kali menyuruhnya.
"Kania, aku ini suamimu layani aku dengan baik" ucap Marcel geram
"Sebelum kamu membawa wanitamu aku melakukannya dengan baik. Dan sekarang jangan harap aku mau melakukannya" marah Kania
Mendengar ucapan istrinya itu, Marcel gelap mata dan tanpa perasaan memperkosa istrinya sendiri. Kania berusaha menolak tapi kalah tenaga. Kania yang tidak bisa menghindari dan tenaganya sudah lemas hanya pasrah dengan air mata yang membanjir. Setengah jam Marcel menuntaskan hasratnya. Tidak ada respon dari tubuh Kania. Tidak ada erangan yang memenuhi kamarnya, tidak ada belaian lembut seperti biasa. Marcel kecewa, meniduri istrinya seperti meniduri mayat. Dingin tidak ada respon apa apa.
Dengan umpatan kekecewaannya dan mengenakan pakaiannya kembali, Marcel pergi meninggalkan Kania yang masih tak bergeming dari tempatnya dingin membeku. Melihat itu hati Kania makin hancur. Luka menganga perih tak berdarah.
Marcel menuju rumah Selly dan Selly menyambutnya dengan senang hati.
"Apa terjadi sesuatu" tanya Selly
"Tidak, aku ingin bersamamu" jawab Marcel dan sudah menyatukan bibir keduanya.
"Em..... aku senang dengarnya, kita lanjut dikamar" Selly
Marcel mengangguk dan menggendong Selly ala bridal style. Ditengah pergulatan panasnya Selly mencoba menghubungi Kania, memanas manasi Kania.
Kania yang baru keluar dari kamar mandi menuju nakas karena dari tadi hpnya terus berdering. Dilihatnya nomor tidak dikenal, Kania enggan menjawabnya tapi panggilan itu terus berbunyi. Kania terpaksa mengangkatnya.
"Hallo" ucap Kania
Tidak ada jawaban, yang ada hanya suara ******* demi ******* yang sangat familiar ditelinganya. Iya ******* itu suaranya Marcel. Kania menutup telpon dan memblokir nomornya tapi sebelumnya Kania mengirimkan pesan.
(Jangan lo kira gue akan panas, nikmati barang bekasku, barang sampah patutnya dibuang ketempat sampah) pesan Kania.
Malam ini Kania tidak bisa memejamkan matanya. Hanya membolak-balikkan tubuhnya hingga dini hari. Kania beranjak dari ranjang dan mengambil wudhu. Kania melalukan sholat malam dan mengadukan nasibnya pada yang punya hidup.
Pagi menyambut, Seperti biasa Kania bangun sholat subuh setelah itu menuju dapur menyiapkan sarapan untuk kedua putrinya. Kania memasak semua kesukaan putrinya.
"Selamat pagi Mama" ucap Gisel dan Gladys
"Selamat pagi sayangnya Mama" balas Kania
"Mama gak tidur ya semalam" tanya Gladys yang memperhatikan mata panda Mamanya
"Mama gak bisa tidur, kelihatan banget ya mata pandanya" tanya Kania
"Papa memang manusia terkejam yang pernah ada" ucap Gisel
Kedua putrinya sedih melihat Mamanya yang berantakan seperti ini. Sebagai anak Gisel dan Gladys ikut merasakan sakit hati yang dialami Mamanya. Ketiganya sarapan dalam diam. Bukan sarapan sih lebih tepatnya hanya mengaduk aduk makanan dipiringnya.
Dan dengan tidak tau malunya Marcel datang dan duduk serta sarapan. Gisel dan Gladys geleng-geleng kepala melihat Papanya makan begitu lahab seperti tidak makan berhari hari.
"Lahab banget pa makannya, istri muda Papa tidak ngasih makan Papa ya, apa cuma ngelonin doang" Gisel
"Dari kemarin siang Papa belum makan" jawab Marcel yang masih terus menyuapkan makanan kemulutnya.
"Kasihan banget Papa, punya dua istri tapi gak keurus, tapi dikasih makan yang lain kan pa, sampai Papa rela menduakan Mama " Gisel
Memang Gisel dan Gladys kalo ngomong suka blak blakan.
"Maaf " Marcel menunduk malu dengan ucapan putrinya
"Gisel Gladys habiskan sarapan kalian dan segera berangkat sekolah nanti telat" kata Kania dan pergi meninggalkan meja makan tanpa mau melihat atau menyapa Marcel.
"Kania " panggil Marcel
Kania tidak menghiraukan panggilan suaminya. Kania terus melangkah menjauh dari meja makan.
Marcel berdiri hendak menyusul Kania tapi dengan cepat dicegah putrinya.
"Pagi pagi gak usah bikin ribut, apa Papa belum puas nyakitin Mama " ucap Gladys
Seketika Marcel duduk kembali.
"Habiskan sarapan kalian, Papa yang antar" kata Marcel.
Gisel dan Gladys saling pandang. Mereka mengangguk dan menyambar tas punggungnya. Kania yang muncul dengan penampilan kece badainya membuat Marcel menelan susah payah salivanya melihat penampilan istrinya yang sempurna. Dada yang membusung tapi tidak pernah diperlihatkan. Ya penampilan Kania tertutup beda dengan Selly istri barunya yang terkesan memamerkan lekuk tubunya.
"Sial kenapa mesti cantik begini sih" gerutu Marcel
"Ma kita berangkat ya" pamit sikembar
"Ya hati-hati" Kania
"Sayang aku antar anak-anak dulu ya" kata Marcel yang hendak mencium kening Kania seperti biasa sebelum tragedi ini. Kania dengan cepat mundur duan langkah dan pergi menuju meja makan. lagi lagi Marcel harus menelan kekecewaannya. Marcel berjalan gontai menuju mobilnya.
" Kok semua duduk dibelakang, Papa bukan sopir lo, ayo pindah depan" kata Marcel pada keduanya putrinya.
Lagi lagi Gisel dan Gladys tersenyum penuh arti. Keduanya turun dari mobil Papanya dan berlari keluar gerbang. Ternyata diluar sudah ada taksi yang menunggu.
Lagi. Marcel diacuhkan keluarganya. Marcel menjalankan mobilnya dengan tidak semangat. Sebelum kekantor Marcel pulang kerumah Selly dulu. Menjemputnya dan berangkat kekantor bareng karena Selly merupakan bawahan Marcel.
"Mas kenapa sih kamu tidak ikut mengelola restoran saja, kan waktunya lebih fleksibel kamu bisa bebas pulang pergi sesukamu dan kita tidak perlu capek capek kerja dan takut dipecat" Selly mencoba menghasut Marcel
"Restoran itu punya Kania dan aku masih mampu berdiri diatas kakiku sendiri" jawab Marcel
"Tapi restorannya gak cuma satu" Selly pantang menyerah
"Kamu gak usah ikut campur tentang Kania. yang kamu harus perhatikan kandungan kamu dan aku tidak mau terjadi apa-apa dengan kandunganmu" kata Marcel memperingatkan Selly istri mudanya.
Selly diam aja tapi otaknya terus bekerja keras berfikir cara menghasut Marcel dan menyingkirkan Kania dari hidup Marcel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Tri Soen
Biasa pelakor licik suka gitu mau nya menguasai segala nya ...
2023-03-06
0
sunu prosanti
lanjuut Kak author 😘😘😘
2022-04-29
1