Ling wei dan jian berada di kelas dengan bunga mawar di tangan ling wei. Bunga yang dipetik bersama soo hee tadi.
Banyak siswa di kelas, lea hanya mengenal woobin, fui man dan fao man. Lea berada di taman tadi dan sekarang berada di kelas, lea sama sekali tidak mengerti.
Seorang datang dengan memakai kecamata dengan rambut sejajar bahu. Dia pengganti Soo hee, Raniya...
Ling wei menoleh takkala Raniya memberi bunga mawar kepada pemeran utama, Fui man.
"Maukah kau mengambil hadiah bunga mawar merahku padamu?" Kata Raniya sambil menjulurkan bunga mawar merahnya.
Ling wei sadar kenapa dirinya mengambil bunga mawar, untuk di berikan pada fui man.
"Aku ingin seribu tangkai bunga mawar putih dan merah yang baru di petik" Kata fui man melempar tangkai bunga mawar.
Semua siswa tertawa merendahkan raniya, raniya hanya menunduk malu. Ling wei tidak ingin diperlakukan seperti itu. Dia ingin mengubah nasib ling wei, demi soo hee dan ling wei sendiri. Dendam untuk sahabatnya yang hilang akan dia balaskan.
Ling wei mencoba mengerakkan tubuhnya, sepertinya tubuhnya terkendali olehnya kali ini.
"Ini kesempata untuk mengubah nasib ling wei, tidak ingin direndahkan hanya karena dirinya pemeran pendukung"Guman ling wei.
Ling wei melangkah dan memberika setangkai mawar merah pada fui man juga.
"Maukah kau menerima tangkai mawar yang baru aku petik untukmu?"
Hal yang sama dilakukan, fui man juga melempar tangkai bunganya. Ling wei sudah menebak jika fui man akan melemparnya.
"Aku mau seribu tangkai bunga mawar dan putih yang baru di petik ditaman" Kata fui man merendahkan ling wei.
"Kenapa bukan kamu saja mengambilnya?" Tanya Ling wei mengambil bunga mawarnya kembali kemudian melemparnya pada fui man.
Fui man terkejut dengan sikap kasar ling wei padanya, itu tidak seperti ling wei yang dia kenal. Ling wei yang selalu menuruti semua permintaannya kini balik melawan.
Bukannya hanya fui man yang terkejut, semua pandangan siswa mengarah pada ling wei berpikir jika ling wei sudah gila.
Woobin karakter utama dalam komik terkejut dengan perlakuan ling wei barusan. Tatapan tidak berhenti sampai ling wei keluar dari kelas.
"Dia pikir aku siapa, harus menuruti kemauannya, aku bukan ling wei yang lemah" Guman Ling wei.
"Ling wei..." Suara teriakan menghentikan langkah ling wei.
"Kamu mulai berani denganku?" Tanya fui man dengan membawa teman-temannya.
"Apa aku di hidupkan hanya untuk menuruti semua kemauanmu? walaupun aku pemeran pendukung, aku berhak mengatur hidup ling wei sendiri"
"Sejak kapan kamu mulai bersikap seperti orang gila?"
"Sejak kamu mendorongku ke danau bersama soo hee dan sekarang soo hee menghilang"
"Itulah tujuan hidup pemeran pendukung, akan dihilangkan ketika tidak di butuhkan lagi. Bezok mungkin kamu yang akan hilang menyusul sahabatmu, soo hee"
"Kenapa seperti itu?" Tanya ling wei yang heran, bagaimana bisa fui man mengetahuinya.
"Kamu sudah membuat kekacauan, waktunya kamu hilang juga" Kata fui man kemudian menabrak ling wei hinga jatuh.
Tawa dan candaan terdengar di telinga ling wei, mereka menerrawakan ling wei yang sudah kelewatan akan melawan fui man.
Ling wei berlari ke taman dimana dirinya dan soo hee memetik bunga mawar. Pikirannya melayang-layang. Bagaimana jika yang dikatakan fui man padanya benar. Ling wei akan menghilang selama-lamanya.
"Tidak, aku tidak akan biarkan. Aku harus tetap hidup agar bisa membalas dendam pada fui man. Kemarin aku membuat kesalahan, tetapi aku masih ada di sini. Ling wei ditakdirkan untuk tetap hidup sampai akhir cerita" Guman ling wei meyakinkan dirinya sendiri.
Ling wei duduk merenung di kelas sendirian, tidak lama datang raniya menghampirinya.
"Kamu ling wei, pemeran pendukung?"
Tidak ada sahutan dari ling wei. Ia mendengar tetapi enggang untuk bicara. perkataan Fui man masih menghantui pikirannya.
"Aku Raniya, pemeran pendukung juga. Kita bisa berteman" Kata Raniya menjulurkan tangannya pada ling wei.
"Terima kasih banyak Raniya" Kata ling wei membalas tangan Raniya.
"Ling wei, Fui man memanggilmu di gudang" Kata jian yang baru datang.
"Untuk apa dia memanggilku?"
"Tidak tahu juga, dia hanya mengatakannya ini berkaitan dengan soo hee"
Mendengar nama sahabatnya, Ling wei langsung menuju gudang bersama Raniya.
Fui man dan empat temannya berada di gudang, ketika melihat ling wei masuk ke gudang, mereka langsung menarik ling wei dan Raniya kemudian mendorongnya ke sudut gudang.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya ling wei berteriak tidak terima.
Sementara Raniya memegang kakinya yang sakit, sambil menangis.
"Pemeran pendukung harus hilang. Sebentar lagi, kalian berdua akan hilang dan hanya tinggal nama" Kata fui man berjalan meninggalkan Ling wei dan Raniya.
Ling wei berlari di saat fui man dan teman-temannya menutup pintu gudang, tetapi kekuatan Fui man jauh lebih kuat sehingga ling wei tidak bisa menahan pintunya.
Terdengar suara pintu di kunci dari luar, Ling wei berusaha membuka pintu gudang. Raniya membantu tetapi tidak berhasil juga.
"Kita akan hilang nanti, aku baru saja datang dan hilang sekarang juga" Kata raniya yang sudah pasrah dengan dirinya.
"Tidak, pasti masih ada jalan keluar. Ling wei kamu harus bertahan" Kata ling wei sambil mencari celah untuk keluar dari gudang.
Matanya tidak berhenti mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk keluar dari gudang. Asap mengepul dari luar, ling wei dan Raniya menjauh dari pintu.
Fui man membakar gudang dari luar, dengan begini ling wei dan Raniya akan hilang untuj selama-lamanya. Pemeran pendukung hanyalah masalah bagi fui man. Bisa saja penulis mengangkat mereka jadi tokoh utama mengantikan dirinya, melihat sikap ling wei yang berani melawan.
"Sial, fui man membakar gudang" kata ling wei yang melihat asap mengepul masuk dan pintu sudah mulai terbakar.
"Kita tidak bisa kemana-mana, api ini akan membakar kita" kata Raniya ketakutan.
Ling wei tidak ingin berakhir seperti ini, apa yang dikatakan pada soo hee jika dirinya belum membalaskan dendamnya. Soo hee berharap sekali jika ling wei bisa mengubah nasibnya walau soo hee ragu dengan impian ling wei.
Api semakin membesar, asap mulai masuk ke hidung ling wei. Sulit mengambil nafas, Hanya suara batuk yang terdengar.
"lin..ling wei... aku...su..dah...ti..dak.. ta..han.. la..gi" kata Raniya terbata-bata.
"Kita harus bertahan" ujar ling wei tetapi raniya sudah pingsang.
Ling wei mencari kain untuk menutupi hidung dan mulutnya agar tidak sesak karena asap. Tidak ada kain, ling wei merobek bajunya sekolahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Wahyuni Tamrin
aku kasih hadiah thor, terus up yah!
2022-03-13
3
Bismillah
Ceritanya seru dan menegankan thor, dipertahankan.
2022-03-13
3