Satu minggu berlalu begitu saja, terapi yang dilakukan oleh Bara kini sedikit demi sedikit menunjukan keberhasilan nya. Bara kini selalu cepat bisa berdiri, meskipun dia perlu untuk melakukan terapi ini. Bayangan wanita yang memberikan dirinya sindiran itu membuat dirinya bangkit, membuat dirinya bersemangat setiap melakukan terapi setiap selesai terapi, David selalu mengajaknya untuk datang ke tempat panti asuhan ataupun ke panti jompo, meskipun Bara sendiri tak ingin turun dari mobil nya, meskipun hanya melihat senyuman wanita itu hati Bara menghangat seketika. David yang selalu melihat selalu bahagia dengan apa yang terjadi bos nya itu.
Pagi ini Bara tak ingin melakukan apapun karena hari ini bertepatan satu tahun kepergian kekasihnya, Stevani. Pagi ini wajah yang kemarin berseri dan bersemangat menjadi wajah yang begitu murung dan tak ingin di ganggu sama sekali. David yang mengetahui itu hanya diam dan tak bisa berbuat apapun. David kini kembali melangkahkan kaki nya untuk pergi ke suatu tempat, dia harus bisa menyakinkan seseorang yang sudah dia tawarkan sebuah pernikahan itu.
" Bella di taman ada yang ingin bertemu dengan mu, keluarlah dulu dan temui dia…" Seorang wanita tua yang menghampiri wanita itu kini berucap ketika bertemu dengan wanita cantik itu.
Bella hanya mengangguk mengerti, dia langsung menuju ke arah taman. Lagi lagi Bella menatap datarnya ketika mengetahui siapa yang ingin bertemu dengan nya.
" Tuan David anda mencari saya?" Suara Bella membuat laki laki itu menatapnya, sebuah senyuman dan anggukan kecil kini membuat Bella segera duduk di sana.
" Nona bagaimana kabar anda?"
" Tuan David setiap hari kau datang kemari dan selalu bertanya hal itu di awal pembicaraan ini. Aku tahu kau akan menawarkan pernikahan itu lagi bukan?" Bella langsung mengatakan apa yang ada di pikirannya, David hanya tersenyum ketika wanita yang ada di depan nya itu bisa menebak tujuan nya datang kemari.
" Nona saya masih menunggu jawaban anda?, Saya tidak akan berhenti datang kemari jika anda belum menjawab iya di tawaran saya…" David berucap santai bahkan dia tersenyum kecil di sana.
Bella merasa jengah melihat laki laki itu yang selama satu minggu ini selalu datang kesana dan selalu bertemu dengan nya dengan menawarkan sebuah ikatan pernikahan yang tak pernah dia pikirkan sama sekali.
" Tuan David jawaban ku sudah jelas bahwa aku tak ingin menikah dengan siapapun, lagian aku belum pernah memikirkan hal ini. Bagi ku pernikahan adalah hal yang suci jadi aku akan menikah jika aku mencintai calon suami ku…" Lagi lagi Bella menolaknya, dia tak ingin menikah dengan orang yang tak pernah dia cintai sama sekali.
" Cinta akan datang seiringnya waktu nona saya yakin itu. Saya akan tetap memaksa anda untuk berkata iya."
" Tuan David aku sungguh minta maaf tapi saya tidak ingin menikah dengan anda…" Perkataan itu membuah David menatap wanita itu tak percaya, jadi selama ini Bella mengira dirinya yang menikah dengan wanita itu.
" Nona bukan saya yang harus anda nikahi tapi bos saya, saya hanya seorang asisten dari laki laki malang itu. Saya yakin hanya anda bisa menolong tuan saya…" Bella terdiam dia cukup malu karena sudah mengira bahwa laki laki yang ada di depan nya adalah orang yang ingin di nikahi nya.
" Maafkan saya Tuan, saya kira anda yang ingin saya nikahi…" Bella langsung menunduk malu, wajahnya yang bersemu merah kini menambah kesan cantiknya.
" Tak apa Nona. Tolong pertimbangkan lagi tawaran pernikahan ini. Saya akan menjamin hidup anda bahagia, tak seperti hidup anda di dalam rumah yang penuh dengan derita itu…" David berkata sungguh sungguh tak ada wajah bercandaan di setiap kata kata nya ataupun mimik bicara nya.
“ aku selalu berharap rumah itu menjadi rumah yang penuh cinta untuk ku...” Ucap wanita itu dengan memejamkan mata nya dan sedikit meneteskan air mata nya serta penuh dengan penuh harapan.
“ Jangan membohongi hati anda nona, rumah itu tak akan pernah menjadi rumah yang penuh cinta, rumah itu akan menjadi neraka bagi anda. Maka dari itu menikahlah dengan tuan saya...” laki laki itu sudah ketiga kalinya membujuk wanita yang dia jumpai di panti jompo serta di panti asuhan itu untuk menikah dengan tuan muda nya.
“ Tuan aku bukan wanita yang cantik dan sempurna, aku rasa tuan mu tak akan suka dengan ku yang hanya sederhana seperti ini...” Wanita itu selalu menolaknya dengan halus dan selalu kata kata itu yang dia ucapkan.
“ Hanya nona yang mampu merawatnya, tuan saya lumpuh bertahun tahun nona...” Perkataan laki laki itu mampu membuat wanita cantik blasteran itu terkejut bukan main.
" Aku yakin jika anda merawat nya dengan penuh kasih sayang, Tuan saya pasti akan segera sembuh dari rasa terpuruknya."
" Aku rasa Tuan mu itu sudah tua, dia sudah berumur enam puluhan tahun?" David hanya tertawa ketika wanita itu menebak umur dari Tuan muda nya itu.
" Nona ini nomor ponsel nya saya, anda bisa menghubungi saya kapan pun. Saya akan langsung menjemput anda dan mempersiapkan semua nya…" David yang langsung pergi ketika menyerahkan kartu namanya membuat wanita itu hanya menatapnya dengan sekilas dan mengambil kartu itu yang terletak di meja taman itu.
Bella yang melihat David pergi akhirnya dia juga berpamitan untuk pergi meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumah nya. Rumah yang selalu diharapkan menjadi rumah yang penuh cinta dan bahagia kini malah menjadi rumah yang penuh duka dan penderitaan yang tiada henti nya dia alami. Bella yang berjalan tak butuh waktu lama dirinya tiba di depan rumah nya itu. Bella menatap rumah besar itu, dia membuang nafas kasarnya sebelum akhirnya dia melangkah masuk ke dalam rumah itu dengan segera.
Bella yang segera masuk ke dapur dan membantu seorang asisten rumah tangga nya itu, Bella dengan segera memasak untuk satu rumah itu melakukan makan malam nya. Bella yang selalu periang dan banyak bercerita hal hal lucu serta memberikan semangat hidup di panti jompo dan panti asuhan selalu menjadi Bella pendiam ketika dirinya berada di dalam rumah, semua yang Bella lakukan seakan tak ada guna nya di mata mereka.
Seperti malam malam lain nya,Bella berharap ada sebuah harapan untuk dirinya bisa mengobrol dengan sosok ayah kandungnya yang selalu dia impikan selama ini. Bella malam ini akan mengatakan bahwa ada sebuah lamaran untuk dirinya, tapi Bella tentu saja tak bisa menerima nya begitu saja sebelum mengatakan kepada orang tua nya.
Malam ini Bella sedikit memakai make up nya, memakai baju dress putih, rambut panjang nya kini dia ikat ke atas agar terlihat rapi. Bella seperti biasa nya akan keluar dari kamarnya jika semua orang yang ada di sana selesai dengan makan malam nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sri Astuti
seharusnya anak yg ditinggal mati saat kelahirannya diberi kasih sayang bukan dipersalahkan
2022-03-24
0
Mila Jamila
klu aku sich terima aza lamarannya ...
2022-03-23
0
Ernita Elvia
hidup bella nelangsa .. semoga setlah nikah bisa bahagia .. takdir mu ad di tngn mince
2022-03-18
0